Bab 11: Masalah Lama Menguak

837 136 16
                                    

Sebuah Lexus LFA putih mulai mengurangi lajunya ketika mobil itu berada di pelataran Apartemen Hanazawa. Jeongin keluar dengan sepatu bot hitam yang menyelimuti kaki bawahnya. Dia menutup pintu mobil dengan tegas kemudian berjalan masuk ke dalam gedung.

“Selamat datang, Tuan.” Seorang resepsionis menyambutnya. Jeongin membalasnya dengan anggukan.

Kakinya melangkah cepat menuju lift. Dia menekan tombol kemudian lift pribadi itu pun terbuka. Jeongin pergi menuju ke lantai duabelas, lantai paling atas. Penthouse milik kekasihnya.

Jeongin melangkahkan kaki kirinya keluar dari lift. Dia disambut lorong pendek sebelum memasukkan kode kata sandi pada papan kecil di sisi pintu penthouse.

“Sayang, aku datang!” serunya. Jeongin menyapukan pandangannya ke seluruh sudut ruang tamu namun tidak mendapati siapa pun di sana. “Di mana dia?” gumamnya.

“Hyunjin!”

“Aku di sini.” Hyunjin keluar dari ruang ganti. Bahkan lelaki itu masih sibuk mengancingkan kemeja abu-abunya.

“Aku membawa kabar untukmu.” Jeongin mendekat, mencium pipi Hyunjin.

“Kabar apa?” Hyunjin menerima tarikan tangan Jeongin untuk duduk di atas sofa mahalnya.

“Beomgyu ada di rumah sakit.”

“Lalu?”

“Lalu?” Jeongin menatap bingung pada Hyunjin. “Bukankah seharusnya kau senang dia ada di sana? Aku dan teman-temanku berhasil membuatnya kembali mengingat masa lalunya.”

Hyunjin mengerutkan sudut mata kanannya.

“Apa kau tidak puas?” Jeongin memegang lengan Hyunjin. “Aku bisa melakukan lebih dari itu jika kau menginginkannya.”

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Aku yang akan melakukannya sendiri.” Hyunjin menatap tajam pada jendela raksasa penthouse-nya yang terbuat dari kaca. Ada berbagai kilat amarah, kebencian, dan obsesi di dalam sorot matanya. “Kau tidak perlu ikut campur lagi.”

Jeongin mengangkat alisnya heran. Kemudian saat Hyunjin menoleh padanya dan bertanya apa dia mengerti dengan nada tajam, Jeongin segera mengangguk, tidak ingin terkena imbas dari amarah akibat tumpukan dendam kekasihnya di masa lalu.

**

Taehyun mengetukkan jari telunjuk kanannya ke atas meja kerja berkali-kali. Matanya menatap pada kertas di depannya namun fokusnya hilang entah kemana. Dia melepas kacamata baca, kemudian memijat tulang hidungnya dengan dahi terlipat tajam.

“Ah, sial!” Taehyun membanting kertasnya ke atas meja lalu menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi.

My ExWhere stories live. Discover now