Bab 8: Prasangka Buruk

894 150 37
                                    

Beomgyu terbangun dengan kepala yang terasa berat. Dia meraih sesuatu di sisi tubuhnya mencari keberadaan seseorang. Beomgyu berusaha membuka matanya perlahan. Dia mencoba untuk duduk. “Taehyun?” panggilnya. Dia masih ingat jika terakhir kali dia bersama lelaki itu saat mereka akan pergi ke rumah bibinya. Mereka mengalami kecelakaan. Dan Beomgyu tahu pasti di mana dirinya berada sekarang.

“Taehyun, kenapa gelap sekali di sini?”

Taehyun masuk dan terkejut melihat Beomgyu sudah sadar. Lelaki itu menggendong tangan kirinya yang terluka. Dia juga masih memakai pakaian rumah sakit. “Beomgyu, kau sudah sadar?” dia meraih tangan Beomgyu yang mengais di udara. “Aku di sini.”

“Kenapa gelap? Aku tidak bisa melihat. Nyalakan lampunya.” Beomgyu meremas tangan Taehyun. Ketakutan. “Taehyun nyalakan lampunya!” pekiknya panik.

Taehyun memasang wajah sendu sebelum ia menarik tubuh Beomgyu untuk didekapnya erat. “Maafkan aku,” bisiknya. “Maafkan aku...” suaranya semakin lirih dan parau.

“’Di sini gelap. Aku takut...” Beomgyu membalas pelukan Taehyun lebih erat. Mulai terisak.

“Aku ada di sini. Jangan takut. Aku berjanji akan selalu ada di sisimu. Jangan takut...”

Beomgyu akhirnya sadar. Dia menangis ketika ia yakin bahwa memang ada yang salah dengan kedua matanya. “Aku tidak bisa melihat. Aku tidak bisa melihatmu.”

Taehyun ikut menangis diam-diam. Dia mengusap belakang kepala Beomgyu dengan tangannya yang bebas oleh luka. “Aku berjanji akan selalu bersamamu. Aku janji.” Taehyun mencium sisi rambut Beomgyu dengan lembut bersama setetes air matanya menetes membasahi helaian blonde milik kekasihnya.

Haruka dan Asami hanya mampu menatap dari arah pintu ruang rawat. Wajah mereka tampak sedih dan terpukul. Taehyun menceritakan pada mereka jika Beomgyu sudah menerima ajakannya untuk menikah. Bahkan Beomgyu juga sudah mengenakan cincin pemberiannya. Namun kecelakaan itu tiba-tiba terjadi. Dan sekarang kebahagiaan baru milik Beomgyu harus pupus perlahan-lahan karena dia kehilangan penglihatannya.

“Apa orang tuanya akan datang?” Asami bertanya pada istrinya.

Haruka menggeleng sedih. “Mereka tidak memiliki biaya untuk pergi terbang ke Jepang.”

“Bagaimana dengan tabungan kita?” Asami mengerutkan dahinya.

“Uangnya tidak akan cukup. Kita sudah memberikan sebagian besar uangnya untuk investasi, tidak mungkin kita akan menariknya kembali.” Haruka tampak menyesal. Jika saja dia tahu akan terjadi kecelakaan yang menimpa Beomgyu, dia tidak akan memberikan uang tabungannya dengan Asami untuk investasi. Lebih baik kehilangan uangnya untuk mendatangkan kedua orang tua Beomgyu ke sini. Saat ini Beomgyu benar-benar membutuhkan kedua orang tuanya.

**

Sore hari, Taehyun masuk ke dalam kamar rawat Beomgyu. Di tangannya ada nampan makanan rumah sakit untuk lelaki itu. Taehyun melihat Beomgyu berbaring miring menghadap ke arah jendela.

My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang