[13] G E V C I A - Mertua

22.2K 2.1K 1K
                                    

Jangan lupa
voted & komen
Xixi💋

--🍁 Apa jadinya- Langit Sore

"Berusaha tidak candu untuk hidup di antara dua telinga dan pikiran, serta batin yang seakan menjadi musuh terbesar diri sendiri untuk memulai sebuah peperangan di kedua rasa dan logika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Berusaha tidak candu untuk hidup di antara dua telinga dan pikiran, serta batin yang seakan menjadi musuh terbesar diri sendiri untuk memulai sebuah peperangan di kedua rasa dan logika."

🌨IBU MERTUA & ADIK IPAR🌨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌨IBU MERTUA & ADIK IPAR🌨

Tok ... tok ... tok

Suara ketukan pintu mampu membuyarkan lamunan seorang pria yang sedari kedua bola matanya terpenjam, berlalu menatap langit-langit atas ruang kerjanya dari kursi yang dia duduki saat ini.

"Masuk!" Bariton suara berat dan terkesan serak-serak basah ciri khas milik dari suara Gevin, mengizinkan seseorang dari luar masuk ke dalam ruangannya.

"Permisi Tuan, saya telah menyelesaikan tugas sesuai apa yang Anda perintahkan. Termasuk mengoperasikan dan meretas data-data ponsel nyonya muda Keysia," kata Dylan menjelaskan dan mampu membuat Gevin menganggukkan kepalanya mengerti.

"Lantas, info apa yang kau dapatkan dari ponsel itu?" tanya Gevin, mengerutkan kedua alisnya dalam.

Benar saja, pria itu menyuruh sekretarisnya untuk membajak ponsel Keysia untuk kedepannya. Rencana ini telah dia lakukan saat Keysia berhasil diajak keluar kamar oleh kepala pelayannya dan Dylan yang berhasil menemukan ponsel gadis itu di dalam kamar mereka.

"Sepertinya Tuan, saya menduga Nyonya muda Keysia mencurigai kita tentang kejadian semalam yang terjadi pada sahabatnya," jelas Dylan.

"Apa orang-orangmu sangat bodoh? Tugas seperti ini, saja mereka sangat tidak becus untuk melakukannya," balas Gevin dengan nada tajamnya.

"Maaf Tuan, atas kelalain ini." Dylan tertunduk menghormati Gevin.

"Apa yang harus aku lakukan, lagi? Supaya gadis bodoh itu tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang lainnya. Apa karena selama ini aku masih terlalu baik, kepadanya?" gumam Gevin, tampak berpikir dan menyatukan jari-jari kedua tangannya dan bertumpu pada kedua lengannya di atas meja.

Tuan Muda Gevindra [COMPLETED] Where stories live. Discover now