Part 21: Hal Tak Terduga.

97 9 0
                                    

Bertemu dengan mu lagi adalah impian terbesar ku. Dan kini takdir menjawabnya.

🌺🌺🌺

Dentingan nada ponsel berbunyi nyaring. Membuat aku kelabakan mencari ponsel itu. Dengan menyipitkan mata yang khas terkena cahaya terang ponsel.

Samar saat membaca nama pengirim pesan “Ndan Atha.”

“Ish, ngapain sih ganggu orang jam segini.” Aku mendengus kesal setelah membaca isi pesan nya,

"Hari ini jangan lupa Quin!"

Aku mengernyitkan dahi, apa yang yang dimaksud Atha? Segera ku balas pesan itu.

“Apa sih jangan lupa?” Pesan terbaca.

Lalu panggilan masuk darinya.

“Kamu lupa quin?” ucapnya dari seberang sana.

“Lupa apanya?”

“Nanti siang kita akan pergi!”

“Kemana? Aku sibuk di rumah sakit Atha!”

Terdengar hembusan kasar dari sana, sepertinya dia kesal dengan ucapan ku. Sambungan telepon di matikan sepihak.

“Dih, dia matikan sepihak. Ada apa sebenarnya dengan laki-laki itu?”

“Toh kemarin aku pun belum mengiyakan permintaannya. Walau disatu sisi lain aku ingin sekali mengiyakannya. Namun disatu sisi aku mempunyai tanggung jawab di rumah sakit,”

Ku hembuskan nafas kasar. Entah mengapa setelah pertemuan kembali antara aku dan Atha membuat debaran ini kembali terguncang.

Mengapa dia datang saat aku baru saja ingin di miliki oleh orang lain?

Pertunangan tinggal menghitung pekan. Tepat nya pekan depan. Jika tak ada kendala dan Narendra telah selesai dengan tugasnya dan telah mengantongi izin cuti, pertunangan kami akan berlangsung.

Kedua orang tua telah sangat antusias dengan pertunangan ini. Walau jauh di lubuk hati aku masih merasa belum bisa menerima Narendra sebagai calon suami.

Apa ini karena pertemuan ku dengan Atha yang membuat ku ragu dengan perjodohan itu.

Entah mengapa setelah pertemuan kembali antara aku dan Atha membuat debaran ini kembali terguncang.

“Bukankah ini yang kau mau Lea?!” tanyaku pada diri sendiri.

Penantian panjang yang ku tunggu selama ini, kini telah dijawab oleh takdir.

Karena sebuah kepercayaan yang ku pegang teguh. Aku percaya bahwa takdir yang telah memisahkan kita. Maka takdir pula yang akan mempertemukan kita kembali.

Dan kini terjawab sudah, awalnya aku tak menyangka bahwa dirinya kembali dan masih mengingat diriku. Teman masa kecilnya. Aku bahagia saat dirinya berusaha meyakinkan ku kalau ia adalah teman kecil ku.

Tapi bagaimana dengan Narendra? Aku tak bisa meninggalkan dirinya begitu saja. Secara sekarang Narendra adalah calon suami. Walaupun pertunangan belum diresmikan. Namun Narendra dan orang tua nya telah terlebih dahulu melamar ku.

Allah pergulatan batin apa ini? Aku mengacak-acak rambut ku, frustasi rasanya jika terus menerus memikirkan perasaan yang tengah tumbuh bercabang.

Suara alarm yang telah ku atur pada jam digital itu berbunyi. Menunjukkan pukul 03:50 itu artinya sebentar lagi adzan subuh berkumandang.

Ku putuskan untuk turun dari kasur dan bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu. Waktunya mencurahkan segala keraguan yang tengah memenuhi isi kepala.

AZALEAWhere stories live. Discover now