Part 9: drg. Rangga Syahputra 🌸

195 31 2
                                    

Apapun yang berhubungan dengan mu, bagiku semua itu menarik untuk tak dilewatkan. Namun sayang, hanya bisa ku nikmati dalam kebisuan.

-Rangga Syahputra.

🌸🌸🌸

Jam dinding menunjukkan pukul 06:30 WIB. Setengah jam lagi aku baru akan berangkat menuju rumah sakit.

Setelah selesai sarapan, aku ke kamar untuk mengambil tas. Ponsel yang sejak tadi ku tinggalkan diatas nakas sedari tadi tak berhenti mengeluarkan suara dentingan, dari dentingannya menunjukkan notifikasi pesan dari aplikasi hijau itu.

Aku penasaran siapa yang sejak tadi mengirimi aku pesan. Ku buka aplikasi hijau itu ternyata pesan dari Rangga. Dia mengirimkan banyak pesan.

“Astaghfirullah, ada apa lagi pria ini pagi-pagi mengganggu!”

Baru ingin membalas pesan darinya, tiba-tiba makhluk pengganggu itu menelpon.

Calling from Rangga.

drg. Rangga is calling.

Eh ni anak! Bener-bener ya!
Di SMS, di WA enggak dibalas-balas!
Di telepon daritadi enggak kamu angkat-angkat!

“Ehem Wa'alaikumussalam Rangga!” sindirku.

“Upss. Ralat. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...”

Aku geleng-geleng anak ini kebiasaan apa-apa nyerocos duluan.

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh,”

Ya maaf lupa.”

Astaghfirullah,  ngomong-ngomong udah nyerocos nya?
Apaan sih Rangga? Tadi lagi sarapan!
Mau kamu apa sih pagi-pagi udah ngerusuh!”

Habisnya kamu sih! Eh tapi sekarang masih di apartemen kan?”

Ya! Aku masih di
apartemen bentar lagi ke rumah sakit!

Kebetulan sekali cepetan keluar! Aku udah di depan apartemen kamu!

Lho ngapain di depan apartemen?”

Ada rasa tak percaya bahwa laki-laki itu berada di depan apartemen. Ku sibakkan gorden, dan benar saja Rangga di depan apartemen. Berdiri disamping mobilnya.

Mau jemput tuan putri kodok hahaha,”

“Siapa putri kodok?

Pfft... ini  yang lagi ngobrol sama aku.”

“Enak aja kamu ngatain aku ratu kodok!
Awas kamu ya aku enggak bakalan mau keluar!”

“Udah pergi sana!” ucapku sebelum akhirnya mematikan sepihak panggilan itu.

Tut...
~Panggilan berakhir.

Tanpa menunggu jawaban darinya ku putuskan sepihak.

“Enak saja dia menyebutku ratu kodok. Awas saja nanti ku apakan dia di rumah sakit!

AZALEAWhere stories live. Discover now