Part 6: Persiapan Lamaran 🌸

190 35 0
                                    

Semua persiapan tengah di lakukan. Begitupun dengan diriku yang tengah menyiapkan kepantasan ku untuk bersanding dengan mu.

-Reza Alfahreza.

🌸🌸🌸

Sejak pagi, orang-orang di rumah ini tengah sibuk mempersiapkan pernak-pernik untuk lamaran. Tante Mira dan tante yang lainnya bertugas memasak di dapur, dan tak luput dari para tetangga yang ikut rewang.

Aku geleng-geleng kepala menyaksikan orang-orang yang keluar masuk ke rumah ini.
Baru akan lamaran saja ramainya seperti pasar malam. Tak terbayang di benakku seramai apa lagi pernikahan bang Reza nanti bisa-bisa pasar malam benar-benar pindah kemari.

Beberapa orang tengah menyiapkan keperluan acara selamatan nanti malam dan ada juga yang membantu menyiapkan barang bawaan untuk lamaran besok siang. Tak terlihat dimana sang calon mempelai pria. Entah dimana abang saat ini.

Ibu dan mbak Nadia tengah sibuk dengan menata seserahan lamaran Bang Reza. Jangan tanya sikembar dimana. Saat ini si kembar, Atira dan Aira dijaga oleh babysitter. Sedangkan Ayah, Om Chandra dan Kak Yudhi tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Aku yang tengah berjalan menuruni tangga sontak terkejut karena panggilan Ibu dengan nada setengah berteriak.

“Quinsha! Dimana kamu nak? Cepat turun!” terdengar suara teriakan Ibu.

“Iya bu Lea turun. Jangan teriak-teriak bu.”

“Habisnya kamu lama dipanggil dari tadi enggak turun-turun,” gerutu ibu yang masih sibuk menghias kotak sandal.

Aku mengambil peralatan make up yang akan dihias.

“Hehehe maaf bu. Sini biar aku yang hias ya,” ujarku menawarkan bantuan.

Tanganku langsung dicekal Ibu saat aku mengambil kotak berisikan peralatan make up yang akan dihias.

Eits tunggu jangan hias ini, biar Nadia yang menghiasnya!” cegah ibu dengan melirik memberi isyarat pada mbak Nadia yang baru selesai menata kue kering.

“Iya kan Nad?” ujar ibu pada Mbak Nadia.

“Siap Tante. Biar aku yang menghiasnya,” jawab Mbak Nadia mengiyakan permintaan ibu.

“Lho bu, Lea kan mau bantu kenapa gak dibolehin sih,” rengekku pada ibu.

“Udah nurut aja sih. Lebih baik sekarang kamu ke butik, ambil baju-baju untuk acara besok!”

“Sekarang Bu ke butik nya?”

“Tahun depan Azalea Quinsha!”

“Hehehe canda bu. Iya Lea pergi sekarang,”

Aku pun berlalu meninggalkan mereka yang sibuk dengan tugas masing-masing. Bersiap ke butik mengambil baju untuk lamaran besok.

🌸🌸🌸

Butik yang aku kunjungi ini adalah butik milik keluarga. Yang sekarang ini dikelola oleh Ibu. Semua baju dan dress di desain langsung oleh Ibu dan beberapa karyawan lain yang juga ditugaskan ibu untuk mendesain.

“Selamat pagi Bu,” ucap karyawati yang ku tahu bernama Sarah.

Sepertinya dia tidak tahu aku yang datang, “Ehem, pagi juga dek.”

“Lho dokter Lea, maaf saya kira tadi ibu Anisya.”

“Hehehe santai saja. Ibu lagi sibuk jadinya saya yang kesini.”

AZALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang