Part 10: Wajah Yang Sama!🌸

202 26 3
                                    

Sejauh manapun melangkah, bayangannya tetap bersama.

-Azalea

🌸🌸🌸

Pukul 04:12 AM, adzan subuh berkumandang. Ku merangkak turun dari kasur menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Akhir-akhir ini udara sangat dingin, rasanya membuat ku enggan untuk berteman dengan air. Segera ku ambil wudhu sebelum air bertambah dingin, lalu menunaikan sholat 2 rakaat.

Sang surya masih belum menunjukkan cahayanya. Karena bingung mau berbuat apa setelah sholat dan membaca Al-Qur'an sebentar, ku putuskan untuk membuka aplikasi chatting itu, rasanya sudah berhari-hari aku tak menyambangi nya.

Ku buka aplikasi hijau itu, ramai notif grup berebut masuk,

Alumni SD Tri Dharma.

Grup baru lagi? ucapku saat pertama kali membaca nama grup itu.

Aku men-scroll satu persatu chat di grup tersebut, semua isinya hanya bahasan yang menurut ku tak penting. Aku malas menanggapi nya. Ketika teman ku Ariq menyebut namaku di sana, aku hanya membalas,

Oh kalian, apa kabar?

Setelah itu aku pamit dengan alasan sibuk.

Jujur rasanya malas bergabung, dulu waktu semasa sekolah dasar keluarga ku belum se-sukses sekarang dan mereka sering memanfaatkan ku dan sering mengejek, tak benar-benar ingin berteman.

Namun ketika keluarga ku berhasil sukses, dan aku berhasil menjadi seorang dokter barulah mereka mulai menganggap ku teman.

Aku tak peduli dengan teman di grup alumni itu, terserah mereka menganggap ku sok sibuk. Tapi biarlah, toh aku memang benar-benar sibuk dengan pekerjaan ku di Rumah Sakit tak ada waktu menanggapi komentar miring dari mereka semua.

Ku taruh kembali ponselku diatas nakas, bergegas menuju kamar mandi.

🌸🌸🌸

Hari ini rumah sakit sangat ramai, akibat kecelakaan antara bis sekolah dan bus antar kota pagi tadi, semua tenaga medis dikerahkan. Korban mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Peluh penat membanjiri kening kami tenaga medis, aku dan beberapa dokter dari stase anak ikut menangani anak-anak ini.

Dari data yang diberikan lembaga sekolah tersebut, pasien yang menjadi korban kecelakaan usianya berkisar antara 7 hingga 17 tahun.

Pasien mengalami luka yang berbeda, beberapa ada yang mengalami luka ringan dan mengalami luka parah. Menangani salah satu pasien yang mengeluarkan cukup banyak darah, dengan cekatan aku membersihkan darah yang terus-menerus keluar dari bagian pelipis. Untung saja lukanya tidak dalam. Hanya bagian kulit luar yang tergores.

Beberapa pasien telah selesai ditangani, kini saatnya aku beralih ke ruang inap anak-anak yang mengidap penyakit kanker.

Aku bersama suster Nia memasuki ruang rawat khusus. Ruang rawat yang di tempati oleh seorang gadis kecil yang menderita Leukimia.

Sungguh tak tega rasanya setiap kali melakukan pemeriksaan terhadap gadis kecil itu. Dia sendirian di ruangan ini, terbaring di ranjang rumah sakit dengan selang yang terpasang di hidungnya serta alat-alat yang terpasang di tubuhnya. Dia merintih menahan sakit.

AZALEAWhere stories live. Discover now