Part 24: Mencoba Mencintai Dirinya, Narendra

67 3 0
                                    


Aku memang tidak mencintai mu, namun aku berjanji pada diriku sendiri. Aku akan belajar mencintai mu.
Meninggalkan cinta lama ku demi cinta yang baru.

-Narendra Al-Ghifahri.

🌺🌺🌺

Kabar berhembusnya lamaran antara aku dan Narendra mulai tersebar luas. Seantero penjuru rumah sakit telah mengetahui kabar itu. Bahkan sampai ke telinga teman-teman semasa sekolah dulu.

Ucapan selamat mulai ku terima dari mulut mereka. Dan aku. Aku hanya bisa tersenyum pasrah. Tak ada yang mampu ku lakukan selain tersenyum.
Mau disanggah pun percuma, karena memang benar minggu ini tepatnya seminggu sebelum pernikahan Anisa dan Letda Dimas.

“Wah,selamat ya dokter Lea. Dokter hebat bisa mendapatkan seorang TNI-AU.”
Ternyata calonnya dokter spesialis anak itu kakaknya dokter Anisa loh...,
Iya betul, orangnya ganteng, udah gitu perwira katanya...,”
Selamat dokter Lea sebentar lagi jadi istri seorang perwira, kata beberapa perawat yang tengah berada di kantin.

Dan bla... bla... bla...
Ya... Begitulah ucapan-ucapan mereka.
“Tuhan... Kapan semua ini berakhir?”

Memang beberapa hari ini aku menjadi buah bibir di rumah sakit. Semua mata tertuju padaku. Sampai-sampai aku dibuat risih dengan tatapan mereka itu. Kemana pun aku memeriksa pasien, semua orang membicarakan ku.

Begitu pula dengan Rangga. Rangga menjadi ikut-ikutan. Semenjak ia mengetahui aku tengah dekat dengan Narendra, dia perlahan mulai menjauhi diriku. Apalagi semenjak bocornya kabar lamaran ini tersebar luas, Rangga benar-benar semakin menjauh dari ku.

Ya, aku tahu, Rangga dulu sempat mengakui bahwa ia menyukai ku. Namun saat itu aku tak pernah berpikir untuk menjalin sebuah hubungan. Karena saat itu, aku masih menunggu seseorang yang sangat berarti dalam hidup ku. Dia Atha.

Namun mengapa saat aku benar-benar berpikir bahwa aku tak akan bisa bertemu dengan nya lagi, disaat aku telah ingin dimiliki oleh orang lain, dia datang lagi. Kembali membawa sebuah kenyamanan yang telah lama ku rindukan.

Disisi lain hubungan antara aku dan Atha pun kembali seperti dulu. Kami semakin dekat. Terutama kedekatan ku dengan Rania.

Walaupun saat bersama Narendra kenyamanan itu ada, namun rasa nyaman itu berbeda dengan saat aku bersama Atha. Aku lebih nyaman bersama Atha.

Pernah ku berpikir, apa aku bisa menjadi bunda sungguhan untuk Rania? Jika menjadi bunda nya Rania, itu artinya aku harus menjadi istrinya Atha terlebih dahulu. Namun, mana mungkin Atha menyukai ku. Dia hanya menganggap ku sebagai adiknya.

“TIDAK! Tidak mungkin!”
“Tidak akan pernah!”
“Sadar Lea! Atha bukan milik mu!”
“Ingatlah Narendra, dia adalah kisah mu sekarang!”

“Nantinya dia yang akan menjadi Suami mu!” Hati ku menjerit-jerit. Hingga tak menyadari bahwa aku tengah berteriak.

Astaghfirullah...

“Apa yang kamu pikirkan Lea?”
“Ingat Lea! Narendra akan menjadi tempat mu berlabuh! Dia akan menikah dengan mu! Dia akan menjadi suami mu!” ujar ku berkali-kali hingga perlahan air mata ini tumpah. Frustasi dan bingung itulah yang ku rasakan sekarang.

“Hey, Lea kenapa kamu seperti ini?”

Suara halus itu, sepertinya aku mengenalnya. Aku menoleh ke arah samping, dan benar saja, dia, Rangga.

AZALEAWhere stories live. Discover now