17 - Renavera

5K 877 266
                                    

Kalian tau kan cara menghargai seorang penulis?

Aku harap readers-ku bukan termasuk golongan orang-orang apatis seperti kaum siders.

💚HAPPY NEW YEAR Y'ALL!!💚

btw, Damarion banget ini help 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

btw, Damarion banget ini help 😭

-» the Elder's Mate «-

"Kalian tadi sedang apa?"

Jeno tidak mengalihkan pandangannya dari tumpukan kertas laporan diatas meja kerjanya. Sedang aku memperhatikannya sedari tadi, sembari mencemili kue kering pada kaleng ditanganku.

"Kau bukan orang bodoh, Jeno." Kedua kakiku terangkat bersila untuk membawa tubuh ini bersandar pada punggung sofa panjang, menunggu hingga pria itu berhenti dari aktivitasnya, dan memberikan atensi penuhnya padaku."Kau seorang Elder, yang bisa membaca pikiran seluruh werewolf dimuka bumi. Kau diberkahi kemampuan untuk melihat masa depan dan masa lalu seseorang. Dengan segala kekuatan itu, kau bahkan bisa mendominasi ras manusia."

"Ya semua. Kecuali satu orang." Sahut pria itu pada akhirnya. "Aku tidak bisa membaca pikiranmu. Kau adalah satu-satunya orang yang pikirannya tidak dapat kutembus, kecuali saat lengah atau kau sendiri yang mengijinkanku."

Sudut matanya melirikku tanpa ekspresi. Sedikit jengkel, aku akhirnya membuang muka, menerawang kearah kaca transparan pada jendela di sampingku. "Kau tau dengan pasti apa yang aku bicarakan dengan Karina tadi."

Angin berhembus cukup kencang diluar sana. Perlahan dalam keheningan panjang, irisku mulai menangkap buliran putih yang mulai berjatuhan ringan menapaki tanah yang berembun.

Ya. Salju pertama di musim dingin.

Tubuhku menegak saat menyadari pemandangan indah itu. Menatap kagum untuk beberapa saat, tiba-tiba aku teringat dengan pembahasan dengan Jeno barusan, yang seketika membuat mood-ku kembali turun.

Wajahku kembali tertekuk. Kutumpukan tangan pada kedua lutut, membawa tubuhku menyamping membuat hazel kembarku menatap lurus jendela kaca yang mulai basah, tepat ketika kurasakan sepasang lengan kokoh memeluk pinggangku dari belakang.

Hembusan hangat Jeno menerpa kulit tengkuk-ku. Disembunyikannya wajah rupawan itu pada ceruk leher, lalu dihirupnya dalam-dalam aroma tubuhku yang begitu candu bagi para Alpha, sembari mengeratkan pelukannya hingga membuat tubuhku tenggelam pada dada bidangnya.

Kecupan-kecupan lembut pada leherku membuatku melenguh tertahan beberapa kali. Mencoba untuk tetap sadar, kuremat pelan tangannya yang berada di perutku, "Karina menyukaimu, kau tau itu kan?"

The Elder's Mate [Nomin | GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang