16 - Suspicious

5.6K 875 276
                                    

"Belum tidur?"

Aku menengok, dan mendapati Jeno yang baru saja menutup pintu, berjalan kearahku.

"Belum. Aku menunggumu."

Wajah tampan itu tersenyum samar. Tangannya meraih pinggangku dan membawa kedalam pelukannya. "Sudah malam, waktunya istirahat."

Tatapan kami bertemu, membuatku terdiam untuk beberapa saat.

Sungguh, ada banyak sekali pertanyaan yang bergemuruh di dada. Ingin sekali memberondong nya dengan rasa penasaranku, tapi dia selalu sibuk. Jadi aku selalu menelan kembali pertanyaan-pertanyaan itu.

"Apa yang sedang kau pikirkan hm?"

Mataku memicing, kemudian memukul dadanya pelan, "jangan membaca pikiranku!"

Bibir tipis itu terkekeh pelan. "Aku tidak pernah membaca pikiranmu. Kau hanya mudah dibaca."

Sialan. Aku seperti dejavu!

"Tidur sekarang?" Ucapnya lembut.

Mengeratkan pelukanku pada lehernya, aku membawa bibir kami bertemu.

"Sebentar."

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sore hari berikutnya, Jeno menemaniku berkeliling sebentar dan minum teh hangat di taman sebelum jam makan malam.

Sungguh, aku bisa merasakan perbedaan yang begitu mencolok pada design interior rumah mewah ini saat matahari menyinari dinding marmernya yang berkilau. Sentuhan eropa klasik yang begitu dominan, membuatku seakan berada dibagian dunia yang lain.

"Ibuku adalah seorang omega dari keturunan Elder terakhir."

Kalimat Jeno barusan membuatku memberikan atensi penuh padanya.

Ah, jadi itu...

Tentu saja.

Ayahnya adalah seorang bangsawan, dan ibunya seorang omega langka keturunan Elder, mana mungkin ia terlahir sebagai werewolf biasa?

Tetapi, sesuatu yang menggelitik tiba-tiba saja terbesit dalam pikiran; Kenapa bisa moon goddess memilih ku yang berasal dari pack rendahan sebagai takdirnya?

Sial. Pertanyaan dalam kepalaku kini semakin bertambah. Bisa mati penasaran lama-lama.

"Besok aku ada pertemuan. Tunggulah disini, hanya sehari."

Aku mengangguk lalu tersenyum. "Sendiri?"

Jeno meneguk teh-nya sekali, lalu meletakkan cangkir itu keatas meja sembari memandangku lembut.

"Bersama Karina."

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Elder's Mate [Nomin | GS]Where stories live. Discover now