3. Risk

572 172 502
                                    

Beberapa minggu yang lalu, saat Jung singgah sebentar ke restoran Leira untuk membicarakan sesuatu penting, teryata istrinya tidak berada di lantai bawah. Pikirnya, Leira sedang beristirahat di ruangannya. Demi apa pun, Jung ternganga lebar saat melihat Leira berciuman dengan Jimin melalui celah pintu. Decapan yang mereka buat, sukses merusak rungu Jung. Rahang pria itu mengeras, rasanya hendak menonjok Jimin saat itu juga. Namun, Jung lebih memilih bungkam dan bermain cantik.

Selain itu, Jung pernah membuat tipuan pada Leira dan Jimin. Saat ia berangkat kerja kemarin, ia tak benar-benar pergi dari rumah. Jung bersembunyi di rumah kosong yang ada di ujung komplek.

Jung sudah menebak jika Jimin akan datang menemui istrinya. Ia menunggu waktu yang tepat untuk kembali ke rumah—di saat Leira bermesraan dengan Jimin—di situlah Jung merusak segalanya, pulang dengan alasan dompet ketinggalan.

Yang ia senang; melihat wajah panik Leira, meski awal-awal Leira terlihat santai. Mencoba sekeras apa pun guna menyembunyikan kegugupan, tentu tak mampu. Masih saja berkata dengan terbata-bata, wajahnya saja bersimbah keringat.

Percaya atau tidak, Jung orang yang nekat. Jung rela menyusup ke flat Jimin. Suguhan pertama yang ia dapatkan; foto Leira dan Jimin berpelukan sambil tertawa lepas yang dicetak besar. Lumayan membuat hati Jung tercabik-cabik. "Jim, Jim. Urat malumu sudah putus ternyata," gumamnya kecil.

Berlagak seperti penyusup biasanya, Jung menyelipkan kamera kecil di belakang buku yang berada di samping ranjang Jimin. Lalu, ia juga memasang penyadap suara di dalam jam dinding di atas ranjang.

Hati Jung lagi-lagi patah karena ia melihat dari balik kamera jika Leira bercinta dengan Jimin malam itu. Desahan demi desahan yang keluar dari mulut Leira maupun Jimin, membuat telinga Jung panas. Seharusnya, kalau Jung tidak ingin patah hati—lebih baik melepas airpodsnya sekarang.

Tetapi, lebih baik tetap terpasang saja. Karena selesai mereka bercinta, Jimin memberikan alternatif pada Leira agar melenyapkan Jung dari bumi dengan cara meracuninya. Oh, yang benar saja, Leira tidak menolak sama sekali.

Sebelum Jung memasang posisi untuk mengikuti ke mana perginya Leira, pria itu sudah memasang penyadap suara di beberapa tempat tertentu di dalam rumahnya. Termasuk di dalam kamar, dapur, dan ruang tamu.

Nekatnya tidak sampai sini saja. Jung rela mengambil darahnya sebanyak wadah kecil, lalu ia menyiramkan darah itu di belakang pintu masuk. Ia tidak jadi membuat rumah berantakan, seolah-olah bukan maling yang datang—melainkan penculik yang menginginkan dirinya.

Seakan semua rencananya sudah tersusun matang-matang, Jung sudah menyiapkan uang senilai 10 milliar di dalam buku rekeningnya. Agar Leira tidak perlu repot-repot mencari uang lain untuk menebus dirinya nanti. Merasa semua pekerjaannya terselesaikan, ia bersembunyi di samping rumah untuk menunggu Leira datang.

Jung meringis kecil saat mendengar teriakan Leira yang membahana, yang membuat telinganya tuli sebentar. Namun, rasa tulinya terbayarkan ketika rasa panik menyerang Leira. Istrinya berlarian mencari Jung ke sana kemari. Baru saja mau tersenyum karena Leira tidak akan menyeret kasus ini ke polisi, seketika senyumnya pudar—karena sebelum Leira menemukan surat yang ditulis Jung, istrinya sudah melapor polisi lebih dulu. Sialan sekali.

Dari situlah kenekatan Jung bertambah besar, ia akan turut andil dalam merumitkan kasus ini. Mengambil beberapa kain di dalam tasnya, pun ia gigit sekuat mungkin. Di dalam hati, Jung merapalkan doa sekaligus memotong jari kelingking kakinya sendiri. Untung saja Jung bisa menahan jeritannya, lalu ia meneteskan darahnya ke dalam bagasi mobil Leira.

Potongan jari kelingking itu ia simpan dalam balutan kain dan memasukkannya ke saku jaket. Sebelum pergi dari rumahnya sendiri, Jung bergumam tipis.

He's DangerousWhere stories live. Discover now