17. Hidden Facts

251 39 225
                                    

Dini hari setelah mendapat kabar dari Namjoon, Jung dan Leira menuju lokasi di mana Bae Soora ditemukan telah meninggal. Mengenaskan. Berada di pinggiran sungai dengan sekujur tubuh penuh darah yang mulai membeku.

Begitu Jung dan Leira ingin mendekat ke jasad Soora, Jay tiba-tiba menghadang mereka dengan merentangkan kedua tangan. Tidak boleh mendekat karena jasad sedang diautopsi. Sedari tadi Jay juga melayangkan tatapan curiga kepada mereka berdua. Terlebih lagi Bae Soora masih ada sangkut-pautnya dengan penculikan Jung yang belum selesai urusannya.

Terpaksa mereka mundur, duduk di bangku yang tidak jauh dari tepian sungai. Leira menduga bahwa dirinya pasti akan disalahkan lagi. Jung tahu kalau Leira sedang gelisah, ia hanya bisa mengusap tangan Leira untuk menenangkan.

Jay menghampiri mereka dengan tatapan tajam. Mengintimidasi. Saat melihat Jay berdiri di depan, mereka ikut berdiri juga.

"Sebelumnya maaf, pukul sebelas malam tadi anda berada di mana, Leira-ssi?" tanya Jay pada intinya.

Kan, dugaannya benar. Pasti pertanyaan pertama ditujukan pada Leira. "Saya berada di rumah. Sendirian, sedang menonton televisi sambil menunggu suami saya pulang. Selama itu saya tidak pernah keluar ke mana pun," jelas Leira memberi informasi lebih, karena ia sudah tahu arah pembicaraannya akan ke mana.

Jay menoleh ke Jung. "Kalau anda berada di mana, Jungkook-ssi? Bisa dibeberkan dengan jelas?"

"Pukul sembilan saya keluar dari kantor, lalu menuju ke rumah John dan sampai pada pukul setengah sepuluh. Setelah itu, kami mengobrol selama dua puluh menit dan pergi ke kafe terdekat untuk bersantai, kami berada di sana pukul sepuluh. Selama di sana kami hanya menghabiskan waktu sekitar setengah jam, dan saya berada di rumah pukul sebelas kurang delapan menit."

Dari penjelasan mereka yang kurang lebih sangat rinci agaknya Jay meragukan ucapan Leira. Sedari tadi wanita itu meremas ujung bajunya. "Lalu mantel yang anda gunakan untuk berjalan-jalan di daerah Susong-dong berwarna coklat atau abu tua?"

"Coklat," sahut Leira cepat. Ia tidak sadar pertanyaan apa yang dilontarkan oleh Jay.

Jay tersenyum samar akibat berhasil menjebak sasaran. Sedangkan Jung mengangkat satu alisnya karena bingung dengan keadaan. Entah apa yang terjadi pada istrinya, tiba-tiba menjawab spontan tanpa memperhatikan pertanyaan. Kalaupun gugup, setidaknya harus bisa fokus.

"Jadi, sekitar pukul berapa anda di daerah Susong-dong?"

Leira menggigit bibir bawahnya tipis. Rasanya ingin meruntuki kebohongannya sendiri, kok bisa-bisanya ia keceplosan bahwa memang benar berada di daerah Susong-dong.

Meraup oksigen banyak-banyak agar bisa menata perkataan supaya tidak terbata-bata sekaligus mencoba berpikir sejenak untuk mencari alibi yang tepat. "Baiklah, akan saya jelaskan secara rinci." Kembali mengembuskan napas pelan, Leira melanjutkan, "Sekitar pukul tujuh malam saya berada di Starbucks untuk bertemu dengan teman lama. Kami berdua berbincang sampai pukul sepuluh. Setelah itu saya mengunjungi toko kue pukul sepuluh lebih sepuluh, dan saya berada di rumah pukul setengah sebelas. Hanya itu saja. Selain itu saya tidak pernah ke mana-mana."

Jay berdeham, "Apakah box berwarna biru anda bawa pulang?"

"Box biru apa? Saya tidak tahu mengenai box biru atau semacamnya." Leira mengkerutkan kening. Ia sungguh tidak tahu box yang dimaksud Jay.

He's DangerousWhere stories live. Discover now