11. Tacenda

342 82 327
                                    

Tadi malam perdebatan hebat telah terjadi antara Jung dan Leira. Jujur, Leira kecewa dengan yang dilakukan Jung. Kiranya, orang lain yang menculik suaminya itu, ternyata salah. Malah Jung sengaja mengatur rencana ini untuk mempermainkan dirinya.

Jung mengakui semuanya, tertawa remeh karena berhasil mempermainkan Leira. Pria itu juga menjelaskan seluruh rencana yang ia susun, termasuk tentang uang sepuluh miliar yang ia simpan di suatu tempat.

Leira membalas semua perkataan Jung dengan tertawa sinis. Ternyata ini—sifat asli Jung di balik kegemasan yang selalu dia suguhkan. Rasanya hampir gila jika Leira tiada hentinya mengigat kejadian semalam—mengenai seringai, ekspresi, dan suara tajam Jung. Bukan main, suaminya itu adalah sosok yang berbahaya.

Hening.

Suasana sarapan pertama kalinya seperti ini, hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring. Berisik, jika tidak ada salah satu dari mereka yang memulai obrolan.

Leira yang sebelumnya penuh perhatian, kini berubah seratus delapan puluh derajat. Tidak banyak bicara, kurang tersenyum dan tertawa. Wanita di hadapannya ini bukan sosok yang Jung kenal.

"Aku ingin kita bercerai."

Empat kata tersebut sukses membuat Jung terdiam, pun menaruh sendok dan garpu. Ia mengangkat kepala, menatap tajam Leira. Jung mengangkat satu alis, lalu melemparkan sunggingan senyum tipis. "Yakin?"

Leira menengadah, tersenyum remeh atas pertanyaan Jung. Heol, ia kira Leira akan terus bergantung kepadanya dan tetap melanjutkan pernikahan ini? Salah sekali. Sejak lama Leira ingin berpisah, dan kembali pada rengkuhan Jimin.

"Yakin," tukasnya pelan.

Jung berdeham, sebelum ia berkata, "Decero. Bagaimana soal wine berisi racun itu jika aku serahkan pada polisi?"

Mata Leira sontak membelalak, kaget. Ia berusaha mengatur napas sambil meremas ujung roknya. Mulutnya kelu—susah mengeluarkan kata-kata. Sekarang keadaan terbalik. Skakmat! Jung berhasil membuatnya bungkam.

"Kau pasti ingin menanyakan bagaimana aku bisa memiliki wine ini, kan?" Diam sejenak. Jung menjentikkan jari. "Tepat sekali. Aku menukarnya. Kau ingat saat sedang berkeliling mencariku? Di situlah aku menukar wine beracunmu dengan wine milikku yang tanpa racun."

Sungguh, Leira bergidik ngeri mendengar tawa Jung yang menggema. Pria itu tiba-tiba berdiri—berjalan pelan memutari meja. Jung menaruh kedua tangannya pada bahu istrinya, dan mengarahkan bibirnya ke telinga wanita itu.

"Pilihannya hanya ada satu. Tetap bersamaku maka hidupmu akan aman, aku menjaminnya." Suara berat yang merengsek ke gendang telinganya, membuat Leira membeku. Cukup kalut terbawa oleh ancaman Jung.

Leira hanya melirik sinis, benar-benar tidak sanggup harus bertahan pada suasana ini. Muak dengan tingkah laku Jung yang penuh kemenangan.

Pun, dirinya menggebrak meja, dan berbalik arah. Dapat dilihat, Jung mengangkat kedua tangan di depan dada. "Ups, santai. Aku tidak bermaksud meremehkanmu, Sayang." Tangan Jung tergerak untuk memegang lengan Leira.

Seraut ekspresi kemarahan ditunjukkan Leira. Wanita itu mengepalkan kedua tangan, dan menepis kasar tangan Jung yang bertengger di lengannya.

"Kau benar-benar gila, Jung!" teriaknya yang membuat Jung menutup telinga rapat-rapat.

"Sure, karenamu aku bisa menjadi seperti ini. Seandainya kau tidak berselingkuh dengan Jimin sialan itu, aku tidak akan pernah melakukan drama gila ini." Jung maju dua langkah, meletakkan tangannya untuk mengangkat dagu Leira. "Ingatlah Park—ah, Jeon Leira, selama ini aku yang memberimu kehidupan mewah, memenuhi kebutuhan fisikmu yang sangat menguras uang, dan menuruti semua hal yang kau inginkan."

He's DangerousWhere stories live. Discover now