Bab 3. Induksi Laktasi

41.8K 985 47
                                    

Brak...

Brak...

"Kamu mau kemana Suzy?"

"Aku akan pergi dari sini eonni" Ya.. seperti yang sudah direncanakan, sepulang dari Kimsea aku segera membersihkan diri lalu mulai mengepack barang-barangku, mengambil beberapa baju lalu ku masukkan kedalam koperku, aku tak membawa semua bajuku, hanya beberapa baju santai yang sepertinya nanti akan ku butuhkan. (*Eonni : kakak perempuan, kalau dalam bahasa jawa atau sunda itu sama dengan mbak atau teteh)

"Kamu sudah menemukan tempat tinggal? Sudah mendapatkan pekerjaan? Atau kamu marah karena aku terus mengusirmu?" Dalam hati aku seketika tertawa mendengar ucapan Sung Hee eonni.

"Sejak kapan seorang Bae Suzy terpengaruh sama ucapan orang lain eoh?"

"Lalu? Kamu benar-benar sudah menemukan tempat tinggal baru?" Aku tersenyum lalu mengangguk.

"Aku sudah mendapatkan pekerjaan eonni dan aku akan pindah ke tempat yang lebih dekat dengan tempatku bekerja"

"Dimana?" Sialan, aku lupa menanyakan alamat rumahnya, kan ia hanya bilang kalau ajudan Seo yang akan menjemputku besok.

"Aku lupa nama daerahnya eonni, tapi besok ada salah satu senior yang menjemputku dan akan mengantarku sampai tujuan"

"Kamu bekerja di perusahaan apa? Dimana? Apa perusahaannya bagus? Memiliki sistem serta gaji yang lebih dari cukup?" Ya.. diluar mulutnya yang tajam sama sepertiku tapi dia selalu perhatian padaku, dia adalah satu-satunya temanku di kota ini, satu-satunya teman yang sudah seperti keluarga serta kakakku sendiri.

"Eonni meragukan pesona seorang Bae Suzy ya? Seorang Bae Suzy tidak akan mau bekerja ditempat yang tidak layak" dia seketika tertawa lalu mengangguk.

"Iya aku setuju" setidaknya eonni tidak boleh tau kalau aku akan bekerja sebagai ibu susu dari seorang bayi malang, eonni tidak boleh tau kalau aku tengah terlilit hutang dengan ayahnya sehingga aku terpaksa menerima tawaran pekerjaan ini, karena kalau dia tau, dia pasti khawatir dan melarangku, lalu dengan cerobohnya dia akan menjual semua barang berharga miliknya untuk melunasi hutang-hutangku.

"Aku bantu ya" aku tersenyum lalu mengangguk padanya yang sudah bersiap membantuku mengemasi pakaianku, setelah ini apa aku bisa bertemu dengannya lagi? Ada apa sih dengan diriku? Kenapa tiba-tiba menjadi mellow seperti ini?

Sejujurnya dia satu-satunya keluarga yang ku punya di kota ini, dan mungkin begitupun ia menganggapku.

🍼🍼🍼🍼

Di pagi hari yang sibuk ini, ponselku tiba-tiba berdering membuatku harus berlarian menyempatkan untuk menjawab panggilan dari sebuah nomor baru ditengah kepayahanku bersiap-siap.

"Ku tunggu lima menit kamu sudah harus ada diluar, terlambat satu detik aku akan menghukummu"

"YA!!!!"

"Tuuuuuuuuuuut" sialan, brengsek pria dajjal itu, ia kira aku manusia super apa bisa teleportasi?

Ah sialan, aku belum selesai make up pula tapi aku harus cepat-cepat sebelum dia akan benar-benar berubah menjadi dajjal.

Dengan kecepatan kilat aku memasukkan ponsel juga make up kit milikku kedalam sling bag, lalu dengan berlarian aku meraih koper juga sepatu dengan serampangan.

"Eonni aku pergi" dari arah kejauhan terlihat Sung Hee eonni yang masih mengenakan celemek berlarian kearahku.

"Sarapan dulu Suzy, aku sudah hampir selesai"

"Aku tidak ada waktu, kapan-kapan aku janji akan kesini lagi, aku pergi" aku segera berlari keluar rumah yang ia ikuti hingga ia berdiri di ambang pintu.

Breastfeeding (Dad And Son) 🔚Where stories live. Discover now