Bab 22. Bimbang

9.9K 646 41
                                    

Kalo ada typo tandain ya :*

          Tidak terasa aku sudah menghabiskan hampir seluruh kontrakku, kalau dihitung hari ini adalah hari ke 675 hari atau sama dengan satu tahun sepuluh bulan sepuluh hari, 55 hari menuju kontrakku berakhir.

          Haaaaah, rasanya waktu berjalan terlalu cepat dan aku masih merasa tidak ikhlas dengan ini.

         Ku pandangi Baby Hyun yang tengah tidur dalam pelukanku, ku cium keningnya lama dengan perasaan bercampur aduk, aku ingin menangis.

         "Kenapa belum tidur?" Suara yang tiba-tiba menginterupsiku itu membuatku melepaskan ciumanku lalu mendongak, memperlihatkan dia yang tengah berjalan menghampiriku.

         "Baby Hyun sudah tidur dari tadi kok"

         Dia berjalan semakin mendekat lalu duduk di sisi lain ranjang yang kosong.

         "Maksudku kamu"

         Ah.. aku tersenyum tipis lalu mengangguk.

         "Sebentar lagi" pria bernama Myungsoo itu diam tak menjawab, memberiku waktu untuk memperhatikan Baby Hyun lebih lama lagi.

         "Apa aku tidak ada jatah hari ini?"

         Entah setiap kali aku mendengar pertanyaan ini aku selalu mendesis, mataku dengan cepat terbuka lalu menatapnya dengan mata mendelik.

         "Kan kemarin sudah, anda harus membiasakan diri untuk tidak terus meminta jatah pada saya__"

          "Kenapa?"

          Pertanyaannya membuatku terdiam, dia lupa ya kalau kontrakku hampir habis?

          "Saya tidak selamanya di sini. Lagipula, kalau ada yang melihat pasti mereka berfikiran aneh tentang anda dan saya, dan yang lebih parahnya lagi jika mereka hingga berfikir kalau anda dan saya selalu menghabiskan malam bersama dan tidur bersama"

           Seperti kalian contohnya, aku membaca semua komentar kalian yang menggosipiku ya, kalian kira aku tidak membacanya apa? Enak saja.

           Seperti yang kalian tau, Myungsoo itu sering meminta jatah padaku, walau terkadang aku tidak memberinya izin tapi tetap saja dia bisa mendapatkannya dengan mencurinya diam-diam, memanfaatkan aku yang ketiduran pasca menyusui Baby Hyun yang memang lama sekali, kalau saja negara  tengah berperang saat ini, mungkin setelah aku selesai menyusui perangnya sudah usai dan negara sudah kembali membawa kemenangan atau kekalahan, selama itu memang. Dan karena itu terkadang kami memang tidur di ranjang berdua, tapi kesempatan seperti itu sangat jarang terjadi kecuali ketika aku atau dia ketiduran hingga pagi.

          "Kenapa kamu memikirkan mereka? Kamu makan tidak meminta pada mereka" aku berdecak lalu mengabaikannya, aku tidak ada minat berdebat dengannya.

           Sosoknya yang masih duduk di sisi ranjang itu mengusap lembut kepala anaknya lalu bermain ponsel masih di posisi yang sama, sedangkan aku masih bertahan memandangi wajah Baby Hyun yang tengah terlelap, wajah yang akan ku rindukan kedepannya.

          "Dua bulan lagi, kontrakmu habis ya" ternyata dia mengingatnya. Aku tersenyum tipis menatapnya lalu mengangguk.

          "Setelah kontrakmu habis, apa yang akan kamu lakukan?"

          "Kenapa anda masih bertanya? Seekor burung yang baru saja bebas dari sangkar emas yang telah mengurungnya selama ia hidup saja akan segera pergi terbang untuk mencari warnanya" aku tersenyum tipis mengatakan ini, namun tidak dengan Myungsoo. Dia diam dengan tatapan yang entah fokus ke mana.

Breastfeeding (Dad And Son) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang