38

505 37 274
                                    

Pagi menjelang siang semuanyaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi menjelang siang semuanyaaaa ....🎉

Daerah kalian lagi hujan nggak nih?

_____________________________





Selepas matahari terbit dari ufuk timur, Dina dan Maira langsung berlari keluar dari villa dengan riak semangat disusul dengan Aleta setelah menyelesaikan acara mandinya. Udara segar di pagi hari seperti sekarang ini jarang sekali mereka rasakan di Jakarta---terutama Dina dan Maira, kedua gadis itu benar-benar menikmati apa yang ada di sekitarnya sekarang. Mereka duduk di atas dipan kayu yang terletak di depan villa, para tetangga yang lewat pun turut menyapa mereka.

Maira menatap Aleta dengan serius. Bangun tidur tadi, netranya tidak menemukan keberadaan Aleta. Apa mungkin Aleta bangun lebih dulu dibanding dengan dirinya, namun sekiranya Dina mengatakan bahwa Aleta sudah tidak ada di kamar ketika tepat jam dua pagi Dina tidak sengaja terbangun karena kedinginan.

"Aleta."

Aleta berdeham, lantas menoleh. "Kenapa? Kalian mau sarapan seka---"

"Lo semalam tidur di mana?"

Pertanyaan sepele tetapi mampu membuat Aleta melotot dan gugup seketika. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa tidur dengan Angkasa di kamar sebelah- Aleta masih waras untuk tidak mengatakan hal itu. "Ta-tadi malam gue tidur di---"

"Semalam Aleta tidur sama gu---" Suara Angkasa yang tiba-tiba muncul langsung membuat Aleta terbatuk-batuk, gadis itu menekan dadanya sendiri serta memukul tengkuknya secara dramastis. Seolah-olah ia sedang batuk tahap kronis.

Yang benar saja, kenapa Angkasa mempunyai mulut selicin belut. Masih dengan batuk pura-puranya dan Dina serta Maira yang heboh sembari menepuk-nepuk punggung Aleta. Sedangkan Aleta sendiri sibuk membagi kegiatannya antara terbatuk dan menatap tajam ke arah Angkasa yang mulai duduk di sebelahnya seraya meletakkan satu piring berisi pisang goreng masih hangat.

Angkasa terkikih pelan, ikut memijat tengkuk Aleta yang membuat gadis itu terperanjat dan seketika menghentikan batuknya. Aleta langsung menegakkan badannya kembali, entah mendapatkan angin dari mana dan secara tidak sadar kedua tanganya mendorong tubuh Angkasa dan Maira yang berada di samping kanan-kirinya.

"Jangan dekat-dekat sama gue!" Itu untuk Angkasa. Tetapi guna mencegah kecurigaan, Aleta sekalian saja mendorong tubuh Maira.

"Al, lo nggak apa-apa?" tanya Dina.

Aleta mengangguk mantap. "Ya! Gue baik-baik saja, menjauh sebentar. Tolong gue mau napas, jadi kalian jangan ngehalangi udaranya." Aleta menggeser tubuh Maira sedikit menjauh darinya. Ketika beralih ke Angkasa, Aleta kembali melotot, bukan dengan tangan seperti pada saat ia menggeser Maira, melainkan dengan kaki saat ia menggeser tubuh Angkasa untuk memberikan jarak dengannya.

RILAKKUMA [OSH] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang