13

681 99 1K
                                    

Permisi, mau numpang ngamen dulu ...

Padahal mau spoiler lewat lirik lagu ...

On my pillow
Can't get me tired
Sharing my fragile truth
That I still hope the door is open
Cause the window
Opened one time with you and me...

Kedip nggak kalean! Jangan tersepona sama suara saia yang mirip sama Ariana grande?🤔

🍁🍁🍁

Dahlah ... Selamat membaca^•^

_______¢_______



Angkasa kini terduduk lesu ditemani dengan Samudera dan Atlas di bawah pohon rindang tepi lapangan basket. Sudah banyak sekali kerikil kecil menjadi obyek lemparannya. Kedua temannya bahkan sampai bosan menemani Angkasa yang kerjaannya cuma melempar kerikil abstrak.

Atlas yang sudah jengah dengan kelakuan Angkasa, kini cowok itu berdiri untuk segera mengambil tindakan. Ditendangnya tulang kering Angkasa secara tiba-tiba membuat Angkasa mengumpat ke Atlas.

"Lo kenapa sih, Sa!?"

Angkasa menghela napas panjang, kembali melempar kerikil, tetapi kali ini Atlas yang menjadi sasaran lemparannya.

"Anjing ya lo, dibaikin malah ngelunjak." Atlas membalas lemparan kerikil Angkasa menggunakan botol air mineral Samudera yang tinggal setengah.

"Kalian bisa diam nggak sih? Gue lagi patah hati."

Mendengar pengakuan dari Angkasa, Atlas lantas kembali duduk bersila di depan Angkasa dengan tatapan idiotnya yang membuat Angkasa langsung mendorong muka Atlas dari hadapannya.

"Tumben lo patah hati." Samudera yang semulanya diam saja, kini ikut masuk dalam obrolan serius Angkasa.

"Aleta nggak mau bicara sama gue pagi ini." Angkasa mengeluh frustrasi.

Baru nggak mau diajak bicara, Angkasa galaunya sudah mau sekarat. Apalagi jika Aleta pergi dari hadapan Angkasa selamanya, mungkin ia akan mati di tempat.

Atlas? Orang pertama yang tertawa paling keras disertai tepuk tangan heboh. Cowok tan itu bibirnya sudah merapalkan kalimat ejekan untuk Angkasa.

"Yaelah, apa pentingnya sih dia ngomong. Bagus dong dia diam, biar suaranya nggak merusak polusi udara."

Satu tamparan mendarat mulus di tengkuk Atlas. Siapa lagi kalau bukan Angkasa pelakunya. "Jangan terlalu benci lo sama dia, bisa jadi nanti lo suka sama Aleta. Nambah lagi nanti saingan gue!"

Atlas langsung merinding mendengar perkataan Angkasa yang terlihat keseriusan di wajahnya. "Gue berani bertaruh ulangannya Samudera dapat nol terus kalau gue suka sama Aleta."

"Kenapa jadi bawa-bawa nilai ulangan gue, njing!"

Samudera sudah siap untuk memukul Atlas, melihat itu Atlas langsung pindah mencari posisi aman di belakang tubuh Angkasa. Bagaimanapun Atlas sangat trauma dengan tangan Samudera, karena Atlas pernah masuk ke dalam selokan kotor gara-gara nggak sengaja ketampol sama tangan Samudera.

"Sam bercanda bro. Turunin tangan lo, turun!"

Giliran Angkasa yang menertawakan Atlas, cowok itu mencoba membuka jalan agar Samudera dapat meraih Atlas. Namun, Atlas sangat kuat menahan tubuh Angkasa agar tetap melindunginya.

"Tampol saja, Sam. Ikhlas gue." Angkasa ikut mengompori.

"Yaelah, gue khilaf sumpah. Sudah dong, turunin tangan lo. Ketiak lo kering nanti," ucap Atlas masih dengan kondisi siaga. Takut-takut jika dia lengah, Samudera akan mencari kesempatan untuk memukulnya.

RILAKKUMA [OSH] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang