Part 16

13.8K 530 40
                                    

Aku menggigil, air mata ada di ujung mataku. Wajah paman masih ada di leherku, dan aku bersumpah ini pertama kalinya diriku merasa sangat terhina saat disentuh paman, aku ingin lepas dari cengkramannya dan berlari ke Arthur.

Sudah dua tahun, dua tahun bagiku untuk memendam rasa yang begitu dalam pada pamanku sendiri, dua tahun yang berlalu terasa nyaman karena sebisa mungkin aku merahasiakannya, tidak pernah menunjukkan perasaanku pada siapapun, termasuk untuk diriku sendiri.

Aku hanya diam-diam menikmati perasaan hangat yang hadir tiap kali paman menyelesaikan masalahku, perasaan hangat tiap kali sentuhan kecil kami terjadi. Aku mencintai paman, tapi sekarang aku tak yakin perasaan ini masih sekuat dulu.

Paman pergi, lebih memilih wanita itu dibandingkan aku, itu kenyataan yang tidak bisa terhapus dari pikiranku. Sekeras apapun aku mencoba mengerti, aku tak bisa.

Kami, aku dan paman bercinta semalam dan yang kudapatkan di pagi hari adalah ruang kosong di sebelahku.

Mungkin aku bisa mengerti jika hal ini menyangkut pekerjaan, tapi ini masih hari minggu, paman berjanji untuk menghabiskan waktunya bersamaku.

Aku kira setelah kami bercinta, paman akan mengerti sebesar apa aku mencintainya. Sebesar apa rasa ini untuknya, tapi kukira aku salah, kami hanya sebatas dua tubuh yang saling melepas hasrat semalam.

Pikiran ini membunuhku, sesaknya membuat senggukanku terdengar oleh paman yang kini menciumi ujung bibirku. Aku tidak berusaha menghindar, aku bahkan tidak berusaha untuk bernapas, aku hanya ingin pergi dari ruang sesak ini.

Paman mengangkat wajahnya, kami bertatapan, ekspresi paman menyakitiku. Aku bisa saja memeluknya sekarang, memintanya untuk menciumiku seperti semalam. Tapi jika aku melakukannya, aku hanya akan jadi satu-satunya orang yang tersakiti.

MOHON MAAF SEBAGIAN PART INI DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN....

Marcus Uncle (END)Where stories live. Discover now