Part 18

17.7K 686 100
                                    

Tiba-tiba aku ingat hari dimana aku berlari pulang ke rumah dan mengunci diri di kamar. Hari dimana aku menangis dan merasa hampir mati, perutku sakit, pinggangku lebih sakit, darah mengalir di betisku.

Aku bersyukur bahwa aku berhasil berlari setelah jam pelajaran terakhir usai sebelum teman-temanku mengajakku pulang bersama, tak bisa kubayangkan bagaimana rupa teman-teman sekelasku saat tahu bahwa aku mengeluarkan darah dari balik celana dalam yang kukenakan.

Hari ini rumah sepi, mamah belum pulang dan paman bilang kalau hari ini dia lembur. Aku bingung, harus berbuat bagaimana saat darah terus-menerus mengalir keluar dari vaginaku.

Rasanya sedikit pening saat diriku melihat darah milikku terus mengalir, perutku seperti dicengkram dari dalam. Aku masih menangis, tak mendengar bahwa ada ketukan di pintu kamarku.

"Rey, ada apa. Buka pintunya." suara dari luar kamarku terdengar sangat khawatir, paman terus mengetuk pintu kamarku.

"Aku, hik... Baik.. Paman hik, kenapa sudah pulang?"

"Jangan bohong. Kamu nangis, ayo ada apa, buka dulu pintunya. Paman pulang karena mamahmu telepon kalau dia lembur hari ini."

"Tapi hik, paman juga lembur." aku menanggapi, masih menatap ngeri pada betisku yang berlumur darah.

"Jangan bercanda, paman gak mungkin ninggalin kamu sendirian di rumah saat malam hari." suara paman agak menjauh, agak lama aku tak mendengar suara ketukan di pintu lagi, kemudian suara klik pintu dibuka membuatku menyambar selimut untuk menutupi diriku saat paman menerobos masuk.

"Ada apa? Kenapa badanmu digulung selimut tebal begitu? Apakah kamu kedinginan? Kamu sakit?" paman sangat khawatir, ia memeriksa dahiku, berusaha melepas selimut yang menggulung semua tubuhku kecuali kepalaku saja.

"Tidak, Rey baik, hanya, hanya..."

"Kenapa, tolong kasih tau paman." Paman menatap mataku, membuatku menelan ludah saat kulihat matanya yang begitu khawatir.

"Aku berdarah." jawabku memalingkan wajahku, aku malu dan takut untuk melihat ekspresi jijik di wajah paman saat tahu bahwa vaginaku berdarah.

....

MOHON MAAF SEBAGIAN PART INI DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN....

Marcus Uncle (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang