Chapter 19

31K 5.2K 82
                                    

Chapter 19— Berarti, gue salah denger, ya?

**

Pernah tidak sih, kalian nyangka bakalan suka sama orang yang kalian gak sangka-sangka? Ya, contohnya dengan musuh kalian? Atau orang yang kalian sangat benci?

Sama dengan Naya saat ini, rasanya dia masih tidak percaya menyukai seorang Keano yang kini sedang berada di ambang kematian. Dan jangan lupa, jika Keano dulu juga pernah membully-nya saat SMP. Tapi sekarang?

I don't know... Beneran gue suka sama dia?

Makanya kata orang, cinta dan benci beda tipis. Tipis sekali.

"Keadaan lo gimana sekarang? Masih sakit?" tanya Keano membuyarkan lamunan Naya.

Gadis itu menoleh cepat, lalu mengangguk pelan. "Baik kok!"

Keano menaruh tangannya di atas kening Naya, membuat gadis itu langsung membeku di tempat.

"Oh, iya," Keano menjauhkan tangannya lagi. "Syukur deh."

Mereka kembali terdiam. Angin di halaman rumah Naya menerpa rambut panjang Naya hingga membuatnya berterbangan menutupi wajahnya. Beberapa kali gadis itu menautkan rambutnya ke belakang telinga.

Aneh, rasanya canggung.

Sejak kakek Tama bilang kalau Naya tidak bisa menolong Keano, Naya merasa jika Keano sedikit menjauhinya. Lebih tepatnya menjaga jarak.

"Keano?" panggil Naya, kini menatap Keano sepenuhnya.

Cowok itu menaikkan sebelah alisnya seakan berkata, apa?

"Lo tau soal album baru SKY yang bakalan rilis dua minggu lagi?" tanya Naya.

Keano sudah menduga, kalau Naya akan menanyakan soal ini. Dengan ekpresi santai dia menjawab, "Tau."

"Itu maksudnya gimana, ya? Masa mereka rilis album tanpa adanya lo di sana? Kan, elo vokalis utamanya. Terus kalau dirilis gitu, siapa yang nyanyi?" Naya benar-benar penasaran, sampai-sampai menanyakan beberapa pertanyaan sekaligus.

Keano melipat kedua tangannya di dada sambil menatap ke depan, "Ada Luisa."

"Ya, kan, setidaknya lo itu masih bagian dari grup itu! Mereka gak bisa dong kayak gini ke lo." ujar Naya sedikit emosi.

"Lo tau sendiri kalau terbaringnya gue di rumah sakit itu gak ada yang tau kecuali keluarga gue dan lo." Keano menyunggingkan senyum tipis.

Naya menghela nafasnya panjang, "Kenapa gak dipublish aja sih kalau lo lagi koma di rumah sakit? Supaya fans lo itu gak curiga dan khawatir karena lo jarang muncul ke permukaan."

"Yang ada kalau dipublish fans gue bakalan makin khawatir dan pasti banyak banget dari mereka datang ke rumah sakit, gue gak mau buat keributan."

"Ya, mau sampai kapan? Sampai lo sadar? Emangnya lo-" Naya menghentikan ucapannya, kedua matanya menatap Keano lekat.

Tiba-tiba raut wajah Keano sedikit berubah, terlihat sedih. "Emang gak ada harapan banget ya gue hidup?" tanyanya, entah kenapa membuat hati Naya sakit.

Naya membuang arah pandangnya. Tak ingin terus menerus menatap mata yang membuatnya deg-degan itu.

"Ya, gue gak tau, kan tuhan yang nentuin kapan lo mati." balas Naya.

Keano tiba-tiba terkekeh pelan. Sebelah tangannya mengacak-acak rambut Naya pelan. Poor Naya.

"Lo gak usah serius gitu kali. Gue juga udah siap-siap aja kalau dipanggil sama yang maha kuasa sekarang." ujar Keano kembali terkekeh.

Sumpah, ini gak lucu. Kematian seseorang itu gak ada lucu-lucunya bagi Naya. Apalagi kematian lo, Keano.

"Lo tahu lagu yang bakalan dirilis tanggal 17 nanti yang bikin lagu siapa?" tanya Keano mengalihkan pembicaraan.

Naya menggeleng.

"Gue," Naya lantas menatap Keano lagi. "Waktu itu gue kelas sebelas SMA, inget banget waktu itu lagi free class dan hujan deras waktu itu. Disaat temen-temen gue sibuk dengan game dan segala macem, entah kenapa gue malah suka nulis lagu atau main basket kalau lagi free class. Kayak, otak gue lancar gitu nulisnya." ujarnya sambil menerawang masa lalunya saat SMA dulu.

"Lagu yang judulnya 'Still About You' itu kan? Yang bakalan rilis dua minggu lagi?" tanya Naya memastikan.

Keano mengangguk. "Lagu terbaik yang gue tulis. My best song, for me." katanya pelan.

Naya menghela nafasnya lagi, masih tidak habis pikir dengan rekan se-grupnya Keano. Kok bisa-bisanya merilis album tanpa adanya Keano di sana? Bagaimana reaksi fans Keano nanti coba? Apa mereka masih mau mendengar dan membeli CD terbaru SKY? Naya tidak yakin dengan hal itu.

"Lo mau denger?" tanya Keano.

"Denger apa?"

"Lagunya," ujar Keano. "Kalau gue nyanyi sekarang berarti lo orang luar pertama yang bakalan denger lagu ini."

Entah kenapa, Naya merasa dirinya dispesialkan? Ah, sudahlah.

Tanpa diduga, Naya menggeleng cepat membuat kening Keano berkerut bingung.

"Kenapa?"

"Gue rasa gue gak berhak buat denger lagu itu sekarang. Lagian gue juga gak suka SKY." kata Naya mengedikkan bahunya acuh.

"Seriously?" Keano tersenyum miring.

"Serius lah!"

"Kalau gue?" tanyanya lagi. Naya melotot kaget.

"Enggak lah! Ngarep banget disukain sama gue." balas Naya ketus.

Keano mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu berdiri dari bangku panjang itu.

"Berarti gue salah denger ya, waktu lo ngomong dalam hati tadi?" gumam Keano pelan, namun Naya masih bisa mendengarnya.

Mata Naya melotot lagi.

**

a.n; Jangan lupa vote dan comment!

Deasm

Sukabumi, 9 Januari 2021.

IDOL GHOST [SELESAI]Where stories live. Discover now