Chapter 15

33.5K 5.3K 252
                                    

Chapter 15 - Mengaharapkan, apa yang seharusnya tidak diharapkan.

---

Naya baru saja menginjakkan kakinya di sekolah. Udara dingin lebih terasa pagi ini karena subuh tadi hujan cukup deras. Jalanan masih basah dan embun terlihat sedikit menghalangi penglihatan.

Keano berjalan di samping Naya yang terlihat lesu pagi ini. Sejak menangis malam itu, Naya menjadi sedikit lebih pendiam dari biasanya. Gadis itu pun tidak banyak bicara. Apa semenyeramkan itu mimpi Naya?

"Nay, are you okay?" tanya Keano. Naya mengangguk sebagai jawaban. "Mau pinjem tangan gue lagi? Siapa tahu lo butuh," tawar Keano sambil menyodorkan tangannya pada Naya.

"Gak usah," jawab Naya lesu.

Gadis itu menghentikan langkahnya tiba-tiba. Tatapannya terkunci pada objek di ujung lorong sana. Pak Nirman.

Keano menatap Naya bingung saat melihat tangan Naya tiba-tiba bergetar seperti orang ketakutan. Tatapan matanya juga seperti menyiratkan ketakutan di dalam sana. Beralih Keano menatap Pak Nirman, terlihat guru itu tersenyum miring kepada Naya lalu pergi begitu saja. Ada apa sebenarnya?

"Kakek-kakek itu...." Naya kembali teringat mimpi buruknya semalam. Tak lama, dia merasakan tangannya digenggam seseorang.

"Gapapa," Keano menautkan jemarinya dengan Naya. "Itu cuma mimpi. Lupain aja." sambungnya.

DEG

Gila! Naya sudah gila! Masa dia deg-degan cuma gara-gara digenggam gini.

"Lo apa-apaan sih!" cepat-cepat gadis itu melepaskan genggaman tangan Keano.

"Kakek-kakek yang di belakang Pak Nirman tadi, kakek-kakek yang muncul di mimpi lo, kan?" tanya Keano. Dia curiga kalau mimpi buruk yang dialami Naya semalam, ulah guru misterius itu.

Naya mengangguk.

"Ada masalah apa lo sama Pak Nirman?"

Naya memutar memorinya lagi. Mengingat apa dia pernah melakukan kesalahan pada guru itu. "Apa gara-gara gue lepas semua hantu yang ada di dalam ruangan itu kali ya?" tanya Naya.

"Mungkin,"

"Lain kali jangan lakuin hal gegabah gitu lagi," kata Keano menasehati.

Naya memanyunkan sedikit sambil membuang muka. Gue gitu juga gara-gara lo..

"Lo bilang apa?" tanya Keano memastikan apa yang didengarnya benar.

"Apa? Emang gue bilang apa?" Naya balik bertanya.

"Tadi, lo bilang kalau lo ngelakuin itu karena gue. Kenapa emangnya sama gue?"

"Lo? Kapan gue bilang gitu! Lo sa-"

"Nay, lagi ngomong sama siapa?" potong seseorang dari arah belakang Naya. Gadis itu menoleh cepat. Terlihat Yoga tengah berdiri tak jauh dari tempatnya saat ini.

Naya menggaruk tengkuknya pelan, "Eu....itu gu-gue ngapalin naskah tugas bahasa Indonesia gue." jawab Naya salah tingkah. Dia takut dikira orang gila karena ketahuan berbicara sendiri.

IDOL GHOST [SELESAI]Where stories live. Discover now