16

1K 226 11
                                    

Hari kedua festival sekolah diadakan.

Mark seperti biasa sibuknya bukan main, sedang Bulan saat ini duduk diam menikmati acara di tempat teduh yang kata Jaemin—salah satu anak OSIS—ini disiapin khusus buat Bulan dari Mark.

Awalnya Bulan rada tidak percaya sekaligus tidak enak jika ini memang dikhususkan untuknya. Mendapat keuntungan sebab dekat dengan ketua nya itu bikin Bulan canggung. Tapi berkat Yuqi dan Yeri yang memang tidak mau rugi, akhirnya bertiga lah mereka duduk bersama walau harus dempet-dempetan.

"Liat tuh, Mark sibuk nya kebangetan ya." Bilang Yeri seraya menunjuk sosok Mark yang ada di sisi panggung, tampak mengkoordinir kegiatan di sana.

Bulan dan Yuqi menganggukkan kepalanya setuju.

"Tiga hari ngurus ginian." Timpal Yuqi geleng-geleng kepala, seakan tidak percaya.

"Gaji enggak, dapetnya cuma konsumsi nasi kotak." Bulan ikut menimpali, miris menurutnya.

Yeri menghela napas lega, "untung aja dulu gue enggak jadi ikut OSIS."

"Lah iya. Lo kan pas hari pertama seleksi aja langsung ngundurin diri. Bikin malu banget." Kata Yuqi mencibir, Yeri berdecak segera mendelik kesal ke arahnya.

"Tapi Lo ikutan juga, tuh. Ngundurin diri."

"Ya iyalah! Yang ngajakin gue kan Lo. Niat gue juga sebenarnya males ikut organisasi sibuk gitu."

Yuqi lalu merangkul Bulan dengan wajah bangga, "untung temen gue enggak cuma Yeri, si Bulan bawa gue ikut ke karate yang asik banget."

Bulan tertawa pelan, "bukannya Lo yang nyaranin, ya? Gue mah aturan ikut Lo aja dulu."

"Gapapa sih siapa yang ikut siapa yang ajakin. Asal gak ngegabut aja. Kayak itu tuh—" Yuqi mendelik ke arah Yeri, menyindir gadis itu yang sudah merengut masam.

"Tapi Mark kalau lagi sibuk gitu jadi ganteng banget, ya." Bilang Yeri kemudian, kembali memerhatikan Mark yang sudah tidak lagi di sisi panggung.

Laki-laki itu tampak mengkoordinir beberapa panitia yang kebetulan berpapasan dengannya di koridor.

"Eits!" Yuqi menegur, "jangan nikung sahabat Lo!"

Yeri berdecak kesal, "gue cuma muji bukan berarti nikung, ya! Lagian kayak gak ada cowok lain aja sampe punya temen sendiri gue embat."

"Emang Mark punya siapa?" Tanya Bulan dengan alis terangkat, Yuqi dan Yeri menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Ini Lo nanya nya beneran gak paham, atau—"

"—mau pamer?" Tanya Yeri menyambung ucapan Yuqi.

Kening Bulan mengernyit, "kalau nanya tuh berarti ya enggak tau. Gue baru tau, kalau nanya bisa juga jadi mau pamer."

"Gue tau Lo pinter, Lan." Kata Yeri menepuk paha Bulan pelan, dilanjutkan Yuqi yang bersandar di bahunya.

"Kalau Lo kayak gini terus, Mark nya kecantol sama yang lain Lo nya jadi nyesel."

"Emang gue gimana?"

"Sekarang gue tanya, deh." Yeri menepuk Bulan lagi, mau tak mau ia menoleh ke arahnya.

"Hubungan Lo ke Mark gimana?" Tanyanya lalu menggeleng sebelum Bulan menjawab, "jangan jawab ga gimana-gimana atau apapun yang menunjukkan Lo gak tau apa-apa. Jujur aja sama kita, karna kita udah tau dari sisi Mark."

Bulan menghela napasnya, ia justru balik bertanya. "Menurut kalian, hubungan gue sama Mark kayak gimana?"

Yuqi berpikir sejenak sebelum menjawabnya, "lebih dari temen?"

Bulan mengukir senyum, "gue gak tau hubungan kita lebih dari temen atau enggak. Jawaban gue tergantung sama gimana Mark nanggepin itu."

"Maksudnya?" Yeri bertanya dengan kening yang mengernyit kebingungan, mewakili Yuqi yang juga merasa demikian.

"Jujur gue ada rasa sama Mark. Siapa sih yang enggak bakal punya perasaan sama kayak gue, kalau sikapnya itu manis pake banget?"

Yeri dan Yuqi menganggukkan kepalanya setuju, membenarkan Bulan.

"Gue suka sama dia tapi gue harus hati-hati." Kata Bulan memandang Mark dari kejauhan yang lalu melanjutkan, "gue baru pertama kalinya punya perasaan kayak gini. Jatuh cinta sama lawan jenis. Prinsip gue buat fokus sama belajar aja dipatahkan sama Mark yang kelewat manis perhatiin gue."

Lagi, Yeri dan Yuqi menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua menyimak ucapan Bulan, lebih tepatnya suara hati Bulan yang baru kali ini diungkapkan secara gamblang. Bulan itu gadis yang gengsinya bisa dibilang tinggi. Susah untuk tahu sisi lain dari sisi kuatnya, termasuk sisi ia yang mengakui perasaannya.

"Gue enggak mau beranggapan gue ini lebih dari temen nya Mark, sedangkan cowok itu mengganggap gue enggak lebih dari temen." Jelas Bulan bersamaan helaan napasnya keluar.

Yeri dan Yuqi kini paham dengan maksud dari sahabatnya itu.

"Tapi, pernah gak kalau Mark nyatain perasaannya sama Lo? Atau enggak, secara enggak langsung gitu." Tanya Yuqi kembali dibuat penasaran.

Bulan tersenyum memandang sahabatnya itu, "gue ragu kalau itu beneran perasaan dia buat gue. Gue takut, kalau itu perasaannya dengan maksud lain. Makanya, gue enggak berani bilang."

Yuqi menghela napasnya, kini pandangannya kembali tertuju pada panggung festival yang sudah menampilkan beberapa anggota ekskul paduan suara menunjukkan bakatnya.

Tinggal dua lagi sehabis anak-anak band sekolah menunjukkan bakat, anak karate akan tampil juga.

Bulan kini memandang Yeri. Gadis itu awalnya tidak sadar diperhatikan, sampai lama-lama ia merasakannya dan menoleh ke arah Bulan dengan tatapan penuh tanya.

"Kenapa?"

Bulan diam sebentar, tampak ragu ingin bertanya atau tidak.

"Kenapa, sih?" Tanya Yeri lagi, kalap dengan rasa penasaran.

"Lo bilang tadi Lo udah tau dari sisi Mark. Kalau gitu, apa? Ah—enggak." Bulan menggeleng singkat.

"Lo udah tau dari sisi dia sama sisi gue. Sekarang, menurut Lo, gue harus anggep hubungan ini kayak gimana?"

•••

Update huhuhu!!!

Semangat ya kalian buat hari ini. Tetap stay healthy, jangan sampai sakit!

Sayang kalian banyak-banyakkkk 💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚


Sementara | Mark Lee✔️[Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora