04

2K 383 26
                                    


"Hari ini enggak ada latihan karate dadakan, kan?" Tanya Bulan memastikan pada Yuqi yang langsung menganggukkan kepala.

"Trauma banget kayaknya latihan mendadak?"

"Iyalah!" Bulan mendengus kesal, ingatannya lalu melayang pada kejadian beberapa hari lalu dimana uang jajannya habis sampai baterai ponselnya habis. Hari yang menjengkelkan.

"Kesel banget gue, masa seharian ditimpa sial?" Lanjutnya membuat Yeri dan Yuqi terkikik pelan.

"Siapa suruh sok banget pake bilang punya duit, padahal enggak?" Yeri menimpali, Yuqi pun mengangguk setuju.

"Mau bikin gue ngerasa bersalah, ya?!" Kesal Yuqi.

Bulan menyengir, menunjukkan deretan giginya yang rapi. Ia sudah bercerita dengan kedua sahabatnya itu, tentang hari kesialannya juga tentang kebohongannya yang bilang punya duit untuk pulang padahal tidak.

"Tapi Lo pulang nya sama siapa, deh?" Tanya Yeri penasaran, tepat mereka turun dari anak tangga terakhir.

Yuqi mengangguk ikut penasaran, "cuma itu yang belum Lo ceritain ke kita. Lo enggak jadi jalan kaki, kan?"

Mendengar pertanyaan sahabatnya, Bulan jadi teringat tentang Mark yang menjadi sosok keberuntungan nya. Hanya keberadaan laki-laki itu yang belum Bulan ceritakan, sebab malas diejek. Ia hapal betul bagaimana Yeri dan Yuqi kalau mengejek.

Belum lagi mereka bakal cerita dengan Lucas, biangnya ejek mengejek.

Bulan tersenyum kikuk, "ada lah, orang."

Yeri mengernyit bingung, kini mendelik curiga ke arah Bulan." Jangan bilang Lo bohong lagi soal dapet tebengan?"

"Lo beneran jalan kaki, Lan?!" Seru Yuqi memandang Bulan tidak percaya. Bulan jadi bingung harus meresponnya bagaimana.

Hanya bisa menggeleng, Bulan berpikir keras bagaimana caranya mengelak.

Seiring otaknya berpikir keras, suara berat menyahut menghentikan usahanya.

"Bulan baliknya sama gue." Katanya dari arah belakang, mengejutkan tiga gadis yang asik bercengkrama itu.

Suara yang tidak asing lagi, Bulan merutuk dalam hati. Ia tahu siapa yang baru saja menyahut.

"Bohong lo!" Tuding Yeri tidak percaya, pada laki-laki di belakangnya.

Yuqi memandang penuh selidik, beralih pada Bulan yang tampak sedikit aneh. "Lo sama Mark pulang bareng?"

Berdehem singkat, Bulan tidak enak untuk berbohong. Apa kata Mark nantinya, kalau ia berbohong tentang hal yang satu itu? Terpaksa, ia mengangguk kecil.

"WHAT?!" Yuqi dan Yeri memekik kaget, memandang takjub ke arah Bulan dan Mark.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari Bulan pulang bersama Mark atau bagaimana. Hanya saja, sejauh ini Bulan enggan berboncengan dengan laki-laki lain kecuali Lucas yang memang pulang searah dengannya.

Apalagi Mark, interaksi keduanya terbilang tidak banyak atau lebih pantas dibilang sangat sedikit. Yuqi dan Yeri hapal betul walau mereka sekelas, interaksi mereka hanya secukupnya.

Boleh tanyakan pada Lucas, sahabat keduanya. Apakah Yeri dan Yuqi berlebihan, atau memang itulah faktanya sehingga mereka jadi terlihat berlebihan.

"Sekarang juga, mau pulang bareng. Iya kan, Lan?" Timpal Mark lagi, makin mengagetkan Yeri dan Yuqi.

"Gak usah Mark, ngerepotin nanti." Elak Bulan menggelengkan kepalanya.

Mark tersenyum tipis, "enggak apa, Lan. Aku bawa motor matic, kok."

Yeri dan Yuqi memandang keduanya heran menanggapi ucapan Mark barusan, sedangkan Bulan gugup sendiri tiba-tiba diingatkan dengan ucapan Mark beberapa waktu lalu yang bisa dibilang manis?

Entahlah, intinya mampu mendebarkan hati seorang Kim Bulan.

"Emangnya kamu enggak ada urusan OSIS?" Tanya Bulan mencari celah untuk mengelak.

Mark menggeleng yakin, "aku enggak ada bilang, ya? Di perpustakaan tadi?"

"Perpus?" Yeri memandang penuh tanya.

"Jangan bilang Lo ada di perpus pas Bulan dihukum?" Tebak Yuqi memandang curiga, sesuai ekspektasi Mark langsung mengangguk tanpa ragu.

"Iseng ke perpustakaan nungguin proposal di acc, gue bantuin Bulan dulu." Jelasnya membuat Bulan makin merutuk dalam hati. Bagaimana bisa, Mark sejujur itu?

Ah, seharusnya Bulan tidak lupa kalau Mark memang sejujur itu.

Yeri dan Yuqi tersenyum saling pandang, menyenggol lengan Bulan yang diam-diam malu sendiri. Seperti tertangkap basah.

"Ya udah, anterin dia deh, Mark." Bilang Yeri masih dengan senyum mengejeknya, menyenggol lengan Bulan.

Yuqi mengangguk setuju, "pas banget dia enggak ada tumpangan. Tolong, ya?"

Mark mengangguk, tersenyum simpul memandang Bulan yang menunduk.

"Apa sih, yang enggak untuk Bulan?" Katanya, Yeri dan Yuqi lantas menggeram pelan sebab gemas.

Habislah Bulan, setelah ini ia akan jadi bahan ejekan mereka.

•••

Cerita sebelah udah tamat, baru aja. Janjinya bakal update teratur kalau cerita sebelah tamat. Doain Dyu bener-bener teratur yaaa huhuhuhu😭😭😭😭

Udah janji mestinya harus ditepatin kannn

Dyu usaha yaaa bakal update teratur..

Dyu pengen publish cerita baru lagi soalnyaa tapi kalau di publish pas cerita pada belum tamat kan gak lucu nanti terbengkalaii

Aduh dilemaaa

Intinya itu dyu sayang kalian udah. Gak bisa bantah lagi, enggak ada dilema dilema lagi kalau untuk yang satu itu.

Luv kaliaannnn 💚💚💚💚💚💚💚💚💚

Sementara | Mark Lee✔️[Completed]Where stories live. Discover now