28

776 168 13
                                    

"jawab ujiannya yang bener!"

Tuntutan dari Doyoung setelah mereka tiba di sekolah dan Bulan turun dari motor laki-laki itu. Masih bisa Bulan dengar dengan jelas tuntutan sepupunya itu, terlihat tidak terima jika ia tidak sesuai harapannya.

Terkadang ia bingung, orangtuanya saja tidak begitu menuntut ini itu, walau tanpa dituntut pasti Bulan memberikan yang terbaik yang bisa dibanggakan orangtuanya. Tapi Doyoung? Sepupunya yang emang cerewet itu lebih cerewet dan ribet dari biasanya.

Sudah lima hari dari enam hari lamanya ujian akhir diadakan, sepupunya itu tak pernah absen setiap malam datang untuk membantunya belajar. Bahkan sesekali sepupunya itu menginap, kalaupun sepupunya itu tidak bisa datang juga menginap ia akan menelpon Bulan puluhan kali sampai diangkat dan mengalihkannya dengan panggilan video.

Doyoung benar-benar bersikap profesional mengawasi Bulan. Bulan yakin ada udang dibalik batu atas apa yang dilakukan sepupunya itu, tapi ia tidak bisa menebak apapun.

Kadang juga ia curiga kalau sepupunya itu hanya ingin bertindak sok superior. Entahlah, Bulan malas memusingkannya.

"Lo belajar, Qi?" Tanya Yeri menyenggol lengan Yuqi yang daritadi asik bergurau dengan Lucas.

Yuqi menoleh, dengan cengiran nya ia menggeleng. "Engga dong, hehehe.."

Yeri memutar bola matanya malas, sebenarnya sudah menebak jawaban Yuqi. Gadis itu lalu beralih pada Lucas yang mencibir Yuqi, "Lo belajar, Cas?"

Bak deja vu, sama seperti Yuqi, laki-laki itu menunjukkan cengiran nya dan menggeleng singkat. "Orang pintar enggak perlu belajar." Katanya berlagak entah pada siapa.

Asik bercengkrama ringan, Mark dari arah barat datang menghampiri mereka.

Mereka menoleh, mendapati Mark yang sudah tersenyum menyapa.

"Gimana? Beres ngurusin masalah disana?" Tanya Lucas, begitu Mark sudah ada di antara mereka.

Bukan rahasia lagi bagi mereka kalau Mark akan melanjutkan studinya ke luar negeri, tepatnya negeri dimana laki-laki itu berasal. Kanada.

Perihal masalah yang Lucas tanyakan, sejujurnya tidak ada kendala berat, hanya saja memang ada yang harus diurus laki-laki itu sehingga ia memisahkan diri dari teman-temannya untuk menjawab panggilan pamannya yang ada di Kanada.

Mark menggeleng menjawab pertanyaan Lucas, "aman, tenang aja."

"Lo UN disini, kan?"

"Ya disini, lah. Emang dimana lagi?" Mark balik bertanya, Yuqi berdecak pelan.

"Ya mana tau kan lo hari ini langsung pergi ke Kanada."

Mark menggelengkan kepalanya, "ngaco. Selesai UN gue baru pergi ke Kanada nya."

"Lah? Kalau perginya selesai UN kenapa kita kumpul buat perpisahan nya sekarang?" Tanya Yeri heran, diangguki oleh Yuqi yang turut heran.

"Jaga-jaga kalau kita gak bakal sempet kumpul pisahan." Jawab Lucas yang lalu menunjuk ke Mark, "dia bilang ke gue selesai UN langsung ke bandara."

Yeri, Yuqi, dan Bulan yang sedaritadi diam menyimak lantas menoleh ke arah Mark meminta kepastian dari laki-laki itu.

Dihujani tatapan penuh tanya dari tiga teman perempuannya membuat Mark mendadak salah tingkah, laki-laki itu menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

"Kata mama sih habis UN gue enggak balik ke rumah, tapi balik ke Kanada. Alias langsung ke Bandara."

"Berarti kamu packing malam terakhir UN, dong?" Tanya Bulan pada akhirnya.

Sementara | Mark Lee✔️[Completed]Where stories live. Discover now