23

827 192 17
                                    

"bulan!" Panggil Mark setengah teriak, menghampiri Bulan yang sendirian di koridor.

Bulan berhenti lantas menoleh. Bibirnya mengulas senyum, ia menunggu Mark dengan senyum mengembang.

"Habis darimana?" Tanya Bulan bersamaan ia memberikan minuman yang daritadi dibawa kepada Mark.

Mark tersenyum lantas menggelengkan kepala menolak halus, "gak apa kok."

Bulan mengangguk.

"Tadi aku habis dari ruang guru."

"Ngapain?" Tanya Bulan lagi.

"Nih." Mark menunjukkan gulungan kertas di tangannya, Bulan mengernyit heran.

"Aku disuruh ambil ini, nanti ditempel di Mading. Ini pengumuman penting." Jelasnya.

Kerutan di kening Bulan belum juga luntur, ia bertanya kembali. "Ini pengumuman apa emangnya?"

"Pengumuman UAS sama UN." Katanya menjawab pelan, lalu mendekat meminta Bulan ikut mendekat. Bulan menurut, gadis itu mendekatkan badannya sedikit ke Mark yang ternyata ingin berbisik sesuatu.

"Jangan beritahu siapa-siapa, ya." Bisiknya pelan terdengar serius, Bulan terkekeh pelan seraya mengangguk kecil.

"Tanggal berapa nanti UAS sama UN nya?"

Mark berdecak pelan, "dua Minggu lagi, Lan. Baru kamu nih murid yang tau selain aku."

"Beneran?" Tanya Bulan memastikan, Mark pun mengangguk. Bulan tersenyum, "enak deh punya orang dalem."

"Idih?"

Bulan tertawa menanggapi, diikuti Mark yang juga tertawa. Keduanya tertawa bersama, padahal jujur tidak ada yang lucu dari percakapan keduanya sejauh ini.

Mungkin efek lagi kasmaran, mau nya tertawa terus. Lucu tidaknya belakangan, penting berbagi tawa. Emang kasmaran waktu sekolah itu menyenangkan. Telat kalau Bulan dan Mark baru merasakannya setelah mereka sudah akan lulus tak lama lagi.

"Tapi gak kerasa ya dua Minggu lagi udah mau UAS sama UN."

Mark mengangguk setuju, "mana ngerjainnya berurutan. Selesai UAS kita enggak dikasih istirahat, langsung UN aja. Istirahat nya cuma hari Sabtu-Minggu aja." Mark menutupnya dengan helaan napas.

"Guru-guru mau kita cepet lulus kayaknya."

"Apa karna Lucas, ya?"

Bulan mengernyit heran, "kok jadi Lucas?"

"Lucas kan begajulan. Guru-guru pengen dia cepet lulus kali?"

"Bisa-bisa. Masuk akal." Kata Bulan terkekeh pelan bersamaan dengan Mark.

Mereka berdua hampir sampai di depan kelas, membuat langkah kaki keduanya perlahan memelan.

"Mau ditemenin pasang itu ke Mading, gak?" Tawar Bulan menunjuk kertas gulungan yang Mark pegang.

Mark melihat kertas yang ada di tangannya sebentar sebelum melihat Bulan dengan senyuman, "kamu masuk aja, Lan. Aku habis pasang ini juga bakal masuk ke kelas."

Mendengar penolakan Mark barusan, Bulan menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua kini berpisah, Bulan masuk ke dalam kelas sedangkan Mark melanjutkan langkahnya menuju Mading yang letaknya dekat dengan pintu masuk sekolah.

Yeri, Yuqi, dan Lucas yang sibuk bergosip menoleh ke arah pintu ketika sadar yang baru saja masuk adalah Bulan.

Yeri yang sempat melihat sosok Mark melewati kelas mengernyit heran, mendekatkan kursi yang akan di duduki Bulan ke arahnya.

"Mark kok gak masuk kelas?" Tanya Yeri begitu Bulan duduk.

"Ada urusan dia." Kata Bulan menjawab seadanya, lalu memerhatikan mereka bertiga, "lagi bahas apa?"

Belum menjawab, tiga-tiganya yang ditanya justru saling melempar tatap.

Bulan memicingkan matanya curiga, menyenggol Lucas yang duduk di depannya.

"Jujur ngomong apa." Katanya kembali bertanya, Lucas menghela napas.

"Kenapa yang ditanya mesti gue, deh?"

"Ya karna Lo gak bisa bohong?"

Benar kata Bulan barusan, diantara mereka yang memang sulit untuk bohong itu hanya Lucas. Selain Mark tentunya yang kalau bohong terlihat jelas di wajahnya. Makanya, orang jujur di antara mereka itu Mark juga Lucas.

Sebenarnya Lucas enggak bisa bohong bukan karena dia enggak mau bohong. Lucas laki-laki yang kalau ngomong selalu kelepasan biarpun dipancing sedikit saja. Agak was-was berbagi rahasia dengan Lucas.

"Lo sama Mark tuh—pacaran?" Tanya Lucas yang diakhir kata memelankan suaranya.

Bulan yang semula mengernyit penasaran, kini mengernyit heran. "Siapa bilang?" Tanyanya.

Yuqi menghela napas sebentar, "enggak pake siapa yang bilang, jujur aja kalian tuh pacaran apa enggak ada status?"

"Enggak, kok." Bulan menggeleng, "kita enggak pacaran."

"Loh?" Yeri cepat menyela, "bukannya kalian udah saling tau punya rasa?"

Bulan memandang was-was, "siapa bilang?"

"Udah dibilang enggak pake siapa yang bilang." Yuqi berdecak pelan, "gak perlu dibilangin juga kita sebagai sahabat Lo berdua tau, Lan."

Bulan hanya diam enggan menanggapi.

"Lo berdua beneran enggak pacaran?" Tanya Lucas lembut, tidak mau terkesan menyudutkan Bulan.

"Iya"

"Tapi sama-sama suka, kan?" Tanya Yeri.

"Iya"

"Jadi kalian tuh hubungan tanpa status?"

"Mungkin?"

Mereka bertiga kecuali Bulan tentunya menghela napas panjang. Mereka saling pandang, seakan sudah menebak tentang yang satu ini.

"Kenapa sih kalian?" Tanya Bulan heran, tangannya yang bertautan terkepal.

Tidak sekali ini ia mendapat pertanyaan tentang status hubungannya dengan Mark, setelah sebelumnya Jeno juga sempat menanyakan hal yang sama.

"Bukannya sama-sama suka itu udah cukup?" Tanya Bulan.

Yeri menggeleng tegas, "enggak bisa gitu, Lan."

"Apanya yang gak bisa?"

"Status. Lo mau ngejalanin hubungan tanpa status? Tanpa kepastian?" Tanya Yuqi yang lantas membuat Bulan diam tidak menanggapinya.

Yeri menarik tangan Bulan yang terkepal, menggenggamnya erat. "Kita bukannya mau ngatur hubungan Lo, Lan." Gadis itu menghela napas, Bulan setia mendengarkan. "Yang pacaran aja bisa putus, Lan. Apalagi kalau Lo enggak ada kepastian atau status apapun."

Lucas yang daritadi menyimak para gadis berbicara kini ikut menambahi, "minimal komitmen deh, Lan. Sama-sama suka tuh enggak menjamin kalian bakal sama-sama terus."

"Lo tau gak kalau Mark itu ada rencana mau ke Kanada selesai UN?"

Pertanyaan Lucas barusan membuat Bulan makin bungkam.

•••

AKHIRNYA UPDATE HUHUHU

NANTI MALEM DYU UPDATE LAGI KOKKK💚💚💚💚

HARUS NEBUS PENANTIAN KALIAN DYU UPDATE NIHH

MAAP YAA LAMA UPDATE NYAAA HUHUHUHU 😭😭😭💚💚💚💚

Sementara | Mark Lee✔️[Completed]Where stories live. Discover now