11. That Should Be Me

3.3K 387 202
                                    

Kupersembahkan lagu ini untukmu, Bo.
Ingat, untukmu ... hanya untukmu.

Klik di atas untuk mendengarkan lagu Justin Bieber - That Should Be Me

🌼🌼🌼🌼🌼

"Ya, kau mengenalnya. Gadis yang pernah kau permalukan beberapa bulan yang lalu, Estelle Chen."

.
.
.

Yangyang, "Tunggu, jangan asal menuduh. Kalau memang dia pelakunya, harus ada bukti sebelum melaporkannya ke dekan fakultas."

Dylan, "Bukti apa lagi? Sudah jelas kan ... dia pasti punya dendam pribadi kepada Xiao Zhan, dan juga--"
Dylan menunjuk Yibo dengan tatapan matanya, "Si brengsek ini, dia dalang dari masalah ini."
Mendengar hal itu Yibo hanya bisa membuang muka dengan ekspresi masam.Tidak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruang IGD.

Dokter itu bertanya, "Keluarga Sean Xiao?"

Ketiga pemuda itu langsung berdiri dari tempatnya dan menghampiri sang dokter.
"Kami temannya," ucap Yibo.

Yangyang, "Orang tuanya berada di luar kota, tapi ayahnya sudah menitipkannya kepadaku."

Dylan, "Bagaimana keadaannya, Dok?"

Dokter itu menatap ketiga pemuda tampan yang berdiri di hadapannya secara bergantian. Tatapan ketiganya terlihat tajam dan penuh kekhawatiran, dokter itu menghela nafas, kemudian menjelaskan kepada tiga pemuda di hadapannya,
"Pasien dalam keadaan baik. Luka di kepalanya hanya luka ringan. Sebentar lagi ia akan sadar."

Ketiganya langsung menghela nafas lega.

Yibo, "Boleh kami melihatnya, Dokter?"

Dokter itu mengangguk, "Sebentar lagi pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Jika besuk hasil tesnya bagus, pasien bisa langsung pulang."

Yangyang, "Baik, Dokter. Terima kasih."

Dokter, "Sama-sama"

Tidak lama kemudian beberapa orang perawat memindahkan Xiao Zhan ke ruang rawat inap. Ketiga pemuda itu mengikutinya menuju salah satu bangsal rawat inap. Xiao Zhan masih belum sadarkan diri, seorang perawat berdiri di sampingnya untuk mengecek infus yang menancap di tangannya. Cairan dalam botol infus menetes dengan cepat, pertanda bahwa Xiao Zhan mengalami dehidrasi.

"Sepertinya pasien mengalami kelelahan, tensi darahnya sedikit rendah, jika nanti infusnya hampir habis mohon pencet tombol darurat di atas ranjang agar kami bisa segera menggantinya," jelas si perawat.

"Baik, Suster. Terima kasih," jawab Yangyang.

Perawat itu mengangguk,"Sama-sama, saya permisi ," kemudian berlalu pergi.

Setelah sang perawat pergi, Yibo, Yangyang dan Dylan mendekati tubuh Xiao Zhan yang masih berbaring lemah tidak sadarkan diri.

Yibo menyentuh surai Xiao Zhan, menyisihkan beberapa helai foni yang menutupi kening pemuda manis itu.

Ada perasaan sakit dalam hatinya, rasanya ia begitu merindukan Xiao Zhan. Keceriaan, kejahilan dan semua kata-kata pedas yang selalu ia lontarkan membuat Yibo jatuh sangat dalam. Yibo mencintai Xiao Zhan namun ia sedikit terlambat mengungkapkannya.

Suasana di ruangan itu terasa sangat hening. Ketiga pemuda itu tampak larut dalam pemikirannya masing-masing. Tatapan mereka sama-sama terfokus pada Xiao Zhan yang belum juga membuka mata. Tatapan teduh dan penuh kasih sayang, juga tersirat penyesalan karena tidak mampu melindungi Xiao Zhan.

Yangyang menggenggam tangan Xiao Zhan, mengelus pelan punggung tangannya, "Zhan, cepatlah bangun."

Di saat bersamaan, Yibo melihat sesuatu di leher Xiao Zhan. Benda perak berkilau seperti kalung. Yibo seperti mengenalinya.

BLACK WIDOW (YIZHAN)Where stories live. Discover now