Sertifikat

64 5 0
                                    

Arcturus, artinya bintang. Seperti nama belakangnya, Kairyn Arcturus.

Tak terhitung berapa banyak poster, foto, miniatur, dan hal lainnya yang berbau bintang di kamar bernuansa biru gelap milik gadis berusia enam belas tahun itu.

Tidak hanya bintang di langit, Bintang berwujud manusia pun juga sangat Kairyn suka. Siapa lagi kalau bukan Bintang Atmadja si Kakak kelas yang irit ngomong, kalem, sholeh, ketua basket, populer, dan yang pasti ganteng. Hanya satu yang kadang membuat Kairyn sombong pada Kakak kelasnya itu.

Kepintaran Kairyn.

Bukannya sombong, tapi memang itu faktanya. Dibandingkan Bintang, jelas Kairyn yang lebih pintar. Kadang kala pemuda itu juga bertepuk tangan atas prestasi yang didapat Adik kelasnya tersebut.

Tau respon Kairyn saat ini?

"HUAAAAA ACELLLLL!!!! BALIKKKK," jerit Kairyn sembari berlari menuju kelasnya.

Minesnya, kalian tau sendiri.

Semua orang yang berada di aula menganga melihat kelakuan Kairyn barusan. Acell, si sahabat Kaieyn sejak berada di tahun pertama SMA itu menggeram dalam hati. Bisa-bisanya Kairyn mempermalukannya.

Acell tersenyum kikuk dan izin untuk menjemput Kairyn. Tak sengaja matanya bersitatap dengan Bintang yang menatapnya tak percaya atas kejadian tadi.

"Emang Kairyn goblok! Dipuji doi bukannya seneng malah malu-maluin diri sendiri," dumel Acell di sela perjalanannya.

🌠🌠🌠

"Gak!" seru gadis itu seraya menggelengkan kepalanya yang menunduk menutup wajahnya malu.

Tibanya Acell di kelas, matanya melihat beberapa teman kelasnya menatap Kairyn horor. "Anjir lo Ryn! Malu-maluin bangke!" Gadis itu menjitak kepala Kairyn kasar, membuat sang empu mendongakkan kepalanya seraya menjerit.

"ACELL!"

"BRISIK BAZING!" teriak Acell tak kalah keras.

"WOY DIEM NAPA!" Semua mata menatap kaget ke arah Rayden-Ketua kelas XI MIPA 2.

"Apaan, sih, Den. Ga jelas lo." Rayden mengelus dadanya sabar. Niat hati ingin tidur terganggu karena ulah sepasang toa masjid di kelasnya.

"Sakit tau!" adu Kairyn sambil mengelus kepalanya.

"Biarin! Coba aja lo ga main teriak di aula, ga mungkin gue jitak pala lo!"

"Ih, kan, refleks Cell."

"Kalo lo bukan refleks Ryn, emang lo-nya begitu," celetuk Sena yang duduk di depan bangku Kairyn.

"Nah. Pasti Kak Bintang lagi," imbuh Andin, partner duduk Sena.

Kairyn hanya cengengesan di tempatnya, sedangkan Acell menghela nafasnya sabar dan mengambil duduk di sebelah Kairyn.

"Gimana tadi Cell?"

"Hm. Dia ngeliat gue dodol! Mana cengo lagi ekspresinya. Gue mau ngakak, cuma gue mikir ..."

Kairyn menoleh, saking antusiasnya, rambut badai miliknya mengibas tepat di wajah Acell. Membuat gadis itu sedikit menjambak pelan rambut Kairyn. "Hehehe, Apa, apa?"

"Mikir, Dia ilfeel kaga yah sama kelakuan lo." Acell menahan tawanya saat melihat ekspresi lucu Kairyn. Rasa kesalnya tadi tergantikan setelah Kairyn menghentakkan kedua kakinya tak karuan. Tawa Acell meledak.

"Cell, kok malah ketawa, sih?!"

"Bodo." Acell kembali tertawa.

Kairyn berhenti dari aktivitasnya dan mengingat sesuatu. "Oh yah, sertifikat gue udah lo ambil, kan, Cell?"

ArcturusWhere stories live. Discover now