Roti Jepang

39 4 1
                                    

Acell dan Kairyn berjalan berdampingan menuju parkiran motor. Sejujurnya hanya Acell saja yang membawa kendaraan di sini, untuk Kairyn? Sudah jelas tujuannya melihat si Kakak kelas tampan.

"Kalo gini aja berani. Inget, tadi siang lo bikin malu diri sendiri depan Kak Bintang," dumel Acell sambil memakai helm carglos bewarna cream.

Kairyn terkekeh. "Biarin, yang penting sekarang liat Kak Bintang," jawabnya seraya menjulurkan lidahnya mengejek Acell. Kepalanya kembali menoleh ke kiri memperhatikan Bintang dari jauh. Lelaki itu tengah asik bercanda gurau bersama tiga sahabatnya.

Acell mencibir, harusnya dia yang mengejek Kairyn bukan malah sebaliknya. Gadis itu lanjut memakai masker juga kacamata hitam untuk menutupi wajahnya. Wajar saja, karena helmnya tak dipasangi kaca.

"Masih di sini apa gue tinggal?" Mendengar itu Kairyn langsung meloncat ke jok motor sambil berkata, "Jalan Cell!"

"Tai lo, Ryn." Acell menyetir dengan hati-hati, dia pun dengan sengaja memilih jalan memutar untuk melewati Bintang. Niatnya menjahili Kairyn, ia tersenyum smirk.

Saat melewati Bintang, Kairyn langsung membuang mukanya ke sebelah kiri. Tangannya memukul helm Acell membuat sahabatnya menjerit sakit, refleks dia pun juga berhenti tak jauh dari tempat Bintang berada.

"Acell ih cepet!"

"Bentaran."

"Acellll!"

"Woy! Ryn, tungguin!" Acell berteriak lagi dan bergegas menjalankan motornya dengan keadaan malu. Kairyn, sahabatnya memilih turun dari motor dan berlari kencang untuk kabur.

Sebelum meninggalkan parkiran, samar-samar ia mendengar jika mereka berdua menjadi obrolan Kakak kelas itu.

"Emang babik si Kairyn, apa ga cukup tadi udah malu-maluin gue?!"

🌠🌠🌠

"Woy Ryn! Gue duluan!" Dengan suara cemprengnya yang keras membuat Kairyn yang duduk diboncengan tukang ojek menoleh cengo. "Hah? Hati-hati," seru Kairyn.

Tadi, Kairyn langsung naik ojek online yang sudah nangkring di depan gerbang sekolah. Jangan kira dia memesan lewat aplikasi, melainkan secara manual sebab dia selalu begitu dengan mang ojek online langganannya.

"Tadi buru-buru banget Neng, kenapa?" tanya tukang ojek.

"Apa Pak?"

"Tadi kenapa?"

Sudah tahu dia ini suka tuli kalau lagi dibonceng begini malah diajak ngobrol, jadi lah dia hanya menjawab, "Iya Pak," agar obrolan tersebut tidak berlanjut sampai ke akar-akar.

"Iya Neng."

🌠🌠🌠

Malamnya, Kairyn terus memandangi selembar kertas sertifikat yang ia dapatkan tadi siang. Bukan prestasinya yang membuatnya ingin memandangi kertas itu, tapi karena kertas itu memiliki memori singkat bersama Bintang.

Alay memang si Kairyn.

"Kak, makan." Suara Mami terdengar dari lantai 1 tapi sang empu tak menghiraukannya.

"Kak."

Gadis itu masih tidak menyahut, membuat wanita paruh baya itu masuk tanpa mengetuk ke dalam kamar Kairyn.

"Kak!"

"Eh copot," latah Kairyn. "Mami! Kenapa ngagetin, sih?!"

"Ya kamu, Mami panggil juga ngga nyahut. Mana bengong ngeliatin kertas itu mulu. Tau-tau yang abis juara olimpiade kemarin. Udah sekarang ayo makan, ngeliatinnya dilanjut nanti."

"Iya Mi, nyerocos mulu," dumel Kairyn pelan.

Setelah menyelesaikan makan malam, Mami menyuruhnya membeli pembalut. Maminya sedang datang bulan, dan ternyata stok roti jepang habis.

"Dasar Mami, kenapa pas pulang sekolah ngga nitip, sih?!" Sambil mendumel, Kairyn mengambil 5 bungkus roti jepang di rak minimarket.

"Ini, kan-ASTAGA?!"

Bagaikan slow motion, barang yang ada di keranjang belanjaan miliknya jatuh berceceran. Mulutnya menganga dan refleks menutup kedua matanya.

"HUAAAAA."

Kairyn membalikkan badannya karena malu. Kaget melihat Bintang ada di depannya. Lelaki itu ikut berhenti dan menatap Kairyn ngeri karena berkat teriakannya membuat beberapa pegawai minimarket menatap mereka aneh.

"Barang belanjaan lo," celetuk Bintang setelah beberapa saat terdiam.

Kairyn membulatkan matanya. Roti jepang! Astaga! Gadis itu itu memukul kepalanya sendiri dan segera mengambil barang belanjaannya di lantai.

Sial! makinya dalam hati. Kenapa Bintang tidak pergi? Kenapa masih berdiri di depannya?

"Gue bantu." Niat hati ingin menolong, Kairyn berseru menolak membuat Bintang mengerutkan kedua alisnya bingung.

"M-maksudnya ... jan-jangan, udah biar aku aja Kak," jelas Kairyn dengan gagap.

Bintang tersenyum kikuk. "Oh-oke," balasnya kemudian berlalu dari sana dengan keadaan canggung.

Kairyn mengelus dadanya lega. "Syukur, syukur ni dada ga jebol di tempat." Dengan cepat, gadis itu memunguti semuanya dan bergegas menuju kasir.

"Mbak, cepet ya," pintanya. Matanya melirik kiri dan kanan memastikan tidak ada Bintang di sekitarnya.

Setelah usai dengan bayar-membayar, Kairyn segera keluar dari sana. Bersembunyi sebentar di balik mobil mini cooper layaknya maling.

Bibirnya terangkat membentuk satu garis lengkung saat matanya menemukan keberadaan Bintang. "Aduh Kak Bintang."

Hingga tanpa sadar, Bintang berjalan menuju ke arahnya. Mata Kairyn membola, dengan gerakan cepat gadis itu berlari menjauh dari minimarket.

"Huh ... untung aja ga ketahuan," ucapnya sambil menoleh ke belakang.

"T-tapi yang mobil tadi? Punyanya Kak Bintang?" Kairyn menggelengkan kepalanya takjub, "Bener-bener Kak Bintang kaya banget. Mini cooper, lah gue? Ojek online adanya."

🌠🌠🌠

Bener-bener deh kocak amat Kairyn tapi Bintang juga cuek kaku gitu ya ga siii jadi gemes😭

Jujur siapa disini yang posisinya kaya Kairyn? Anyone relate?? *aku pernah nih hahaha*

Ga masalah tau ngecrushin orang yang penting jangan yang udah punya orang🤭 Yu semangat yu dikejar pakai semboyan #pantangmundur 🤟🏻

Masih semangat juga ga sama hari-hari Kairyn yang pikirannya penuh sama Bintang? Harus ikutin ceritanya dong!

Last but not the last support terus cerita ini dengan cara like komen and share! Aku juga open kritik saran di inbox ya cintaku. Terima kasih!

ArcturusWhere stories live. Discover now