11

4 0 0
                                    

Berdiri di hadapan Ace, aku memiliki 2 pilihan. Melakukan apa yang diperintahkan dan merasa tenang untuk beberapa waktu, atau mengambil resiko untuk terus merasakan kekhawatiran ia akan membuka mulutnya secara konstan. Pilihan pertama terasa lebih menyenangkan, tapi di saat yang sama juga merendahkan, seperti aku menjual diriku sendiri, seperti pelacur. Walaupun memang pilihan kedua terlihat lebih terhormat, tapi apakah aku sungguh ingin membiarkan bayang-bayang kekhawatiran dan teror untuk menambahkan beban keseharian ku? Ace dan kawan-kawannya tidak bermain saat menargetkan ku, tangan ku sebagai buktinya, dan Chili, walaupun secara fisik yang mereka lakukan hanya mendorong ku ke loker, tapi mereka menargetkan ku secara mental. Lalu ada juga bawahan dari kedua penguasa itu. Jadi pilihan apa yang sebenarnya aku miliki saat ini? Jawabannya tidak ada, karenanya, aku harus melakukan ini.

Jadi, dari semua hal seksual, tindakan apa yang paling aman untuk dilakukan saat ini untuk memuaskan bocah dihadapkan ku ini dengan cepat, dengan seks jelas diluar dari pilihan. Kalau kau menonton film porno, kau akan tahu jawaban untuk itu, karena biasanya ini dilakukan sebelum seks, dengan yang wanita berada di lutut mereka.

Aku bahkan belum berada di lutut ku saat Ace menangkap leher ku, memaksa ku menghentikan gerakan ku, "pilih yang lain."

Okay, sesuatu yang lain. Ada apa lagi pilihannya? Apa aku bisa menggunakan tangan ku? Itu tidak sulit bukan? Hanya menggerakkannya naik dan turun. Kalau itu juga larangan, aku tidak tahu lagi apa yang bisa ku lakukan. Kembali berdiri, aku mencondongkan tubuh ku di hadapannya, "apa kau memiliki STD, Ace?"

"Kau tidak perlu khawatir," balasnya menyeringai, "aku selalu bersih." Lanjutnya yakin, "berhenti mengulur, kau pelacur."

Kembali menegakan badan, aku memposisikan diri ku kembali ke posisi awal ku malam ini, "jadi tidak dengan vagina ataupun mulut," ucap ku sambil memposisikan tangan bergips ku di samping lehernya, menggerakkan jemari ku untuk menarik rambutnya untuk membuatnya menatap ku, "bagaimana dengan tangan?"

"Kau tidak di sini untuk berbicara." Kurasa itu adalah ya untuk menggunakan tangan ku, kalau begitu.

Melepaskan rambutnya, aku menggunakan gips ku sebagai penyangga, sementara tangan yang lain untuk bekerja. Aku tidak langsung menuju ke boxernya, aku akan menggunakan kesempatan ini untuk memetakan tubuhnya, mencari sesuatu yang lain yang bisa ku eksploitasi saat aku memiliki kesempatan, mungkin ada sebagian diriku yang juga mengagumi tubuhnya, dan ada juga fakta ia beraroma sangat nikmat, yang sekarang aku tahu sepenuhnya dirinya karena aku tahu sabun mandi apa yang ia gunakan.

Asal kau tahu, aku mungkin terlihat diam dan menerima, tapi aku tidak tepatnya sepenuhnya tinggal diam selama ia menyiksa ku. Aku tidak bodoh, selama ia menyiapkan amunisi untuk menyerang ku, aku menyiapkan hal yang sama, hanya saja, aku mengumpulkannya untuk saatnya nanti. Seperti yang ku katakan sebelumnya, yang aku butuhkan saat ini adalah kesabaran.

Menggerakkan hidung ku menyusuri lehernya, aku menghirup aromanya dalam-dalam, aku tidak tahu berapa kali harus mengatakannya, tapi bocah ini memiliki aroma yang sangat nikmat. Oh, dia bahkan terasa lebih nikmat saat aku menyesapnya sesaat tadi! Selama hidung dan mulut ku bermain di bagian utara, tangan ku bergerak ke selatan. Aku merabanya dari luar, menggodanya dengan meremasnya beberapa kali, tapi dirinya tetap tidak memberikan respon apapun untuk ku, jadi aku maju lebih jauh, membawa tangan ku ke dalam boxernya.

Kalau aku sebelumnya mengatakan aku belum pernah melakukan apapun yang seksual, mungkin aku harus meralat diri ku, karena menonton secara langsung termasuk tindakan seksual, bukan? Aku pernah menangkap seorang wanita sedang memompa seorang pria, itu sebuah kecelakaan tentu saja, aku bukan orang mesum yang sengaja mengintipi dua orang yang sedang melakukan aktivitas seksual. Aku tertangkap tentu saja, aku tidak tepatnya membuka pintunya diam-diam, tapi alih-alih mengusir ku, mereka mengundang ku masuk untuk menonton. Bisa dikatakan itu adalah pengalaman seksual lengkap sampai penis dalam vagina pertama ku. Sungguh itu sangat intense.

Life As Of All The What IfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang