15

6 0 0
                                    

Aku dan Lily sampai di kolam tepat saat Ace melepas kaosnya dan memasuki "ring", tapi itu bukan satu-satunya yang menarik perhatian ku. Karena tepatnya ada 3 hal yang melakukannya. Satu, saat Ace melepas kaosnya, dia juga menantang siapapun untuk berkelahi melawannya. Kedua, Pope mengajukan diri untuk melawannya. Ketiga, Ace memiliki tattoo, jenis yang besar, aku tidak tahu mengapa aku tidak menyadari itu sebelumnya saat aku melihatnya bertelanjang dada. Mungkinkah tattoo itu merupakan penambahan baru?

"Holy shit," Lily meremas tangan ku, "Ace memiliki tattoo!"

Well, itu mengkonfirmasi dugaan ku, "tattoonya baru?" Balas ku polos

"Aku tidak bisa melihat detailnya!" Desis Lily ketus

"Maaf, Lil, aku ada situasi lain yang lebih penting," ucap ku menarik tangan ku dari genggamannya

"Oh, benar!" Ucap Lily seperti baru sadar, "Pope pasti sudah gila! Well, antara itu atau ia benar-benar jatuh cinta pada mu, Jaz."

"Aku tidak butuh ia melakukan apapun untuk ku," gumam ku pelan, tapi Lily hanya menyeringai tanpa kata

Singkat cerita, katakan saja Pope kalah. Pacar ku jelas merasakan rasa malu, tapi apa yang aku tidak ketahui tapi sudah menduga akan terjadi adalah usahanya untuk meringankan hari-hari sekolah ku meledak kembali ke diri ku, karena saat Senin datang, sekujur tubuh ku menerima tumpahan sebuah cairan lengket dan menjijikkan saat aku membuka loker ku. Sungguh aku tidak tahu bagaimana mereka melakukannya, tapi itu kenyataannya, bahkan gips ku pun harus menerima konsekuensinya. Benda itu tidak seharusnya terkena cairan apapun, dan jelas sekali cairan misterius ini juga menjadi salah satu dalam daftar. Mungkin ini kesempatan ku untuk mengganti jenis gips menjadi tahan air. Aku harus tetap ingat kalau selalu ada sisi positif di setiap sisi negatif. Seperti atom.

Dengan aku yang tersiram dari ujung kepala ke ujung kaki, aku tidak bisa melanjutkan hari ku yang baru saja dimulai, kecuali aku rela membayar uang untuk seragam pengganti, yang aku jelas tidak, aku membutuhkan setiap sen yang ku dapatkan sebagai uang saku untuk menggantikan 1 set seragam. Aku sebaiknya berpikir cepat dalam situasi ini. Aku harus melakukan sesuatu, hanya saja aku tidak tahu apa, aku tidak membawa baju ganti sejak hari ini bukan hari kelas olahraga.

Seolah situasi ku saat ini belum cukup, sebuah batuk yang jelas mengatakan, "cum slut!" terdengar di telinga ku. Jujur, itu membuat ku ingin memojokkan diri ku dan menghilang, tapi aku jauh lebih baik dari mereka, jadi aku tidak akan melakukan itu dan sebaliknya menunjukkan kekuatan ku, kalau semua ini, tidak mempengaruhi ku. Jadi menarik nafas dalam, aku mulai berjalan pergi seperti saat ini aku tidak dilumuri cairan lengket misterius dan terlihat seperti tikus got, menuju ruang ganti wanita. Apa yang akan aku lakukan di sana, aku tidak tahu, tapi aku yakin itu lebih baik daripada terpaku di lorong ramai.

Aku tidak repot-repot membuka pakaian ku saat aku sampai di ruang ganti, aku langsung menuju tempat bilas dan menyiram diri ku dari kepala hingga ujung kaki bersamaan dengan seragam ku. Memang sebelum masuk bilik bilas, aku melepaskan sepatu dan kaos kaki ku, sejak dua benda tersebut cukup beruntung karena tidak terkena imbas dari cairan itu entah bagaimana.

Di bawah guyuran air, aku membiarkan diri ku menangis. Pakaian ku tamat, begitu juga dengan gips ku. Dalam waktu penyembuhan untuk lengan ku, aku harus mengganti gips ku 2 kali, itu jelas akan memancing pertanyaan dari pihak dokter, seberapa pun alasan yang ku berikan terdengar begitu normal.

Apa yang aku masih lakukan di sini? Ace mengancam akan membuat ku menyesal jika aku melaporkan semua ini pada CPS, tapi bagaimana jika aku kabur? Mengganti identitas ku, penampilan ku, lalu menghilang? Aku memiliki cukup tabungan untuk sebuah identitas palsu dan tiket bus keluar kota. Aku bisa meninggalkan neraka ini! Aku tidak butuh menderita lagi.

Life As Of All The What IfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang