12

138 36 8
                                    

Di keesokan harinya, Kun baru saja pulang dari kantornya. Ketika turun dari mobilnya, Kun dapat melihat mobil Mercedes Benz berwarna putih terparkir di depan rumahnya. Kun hafal betul kalau itu adalah mobil milik Sally.

Yang berarti, Sally kini sudah di dalam. Dan pada hari ini juga, mereka akan membicarakan mengenai hubungan mereka kepada orang tua Kun.

"Eh, Kun sudah pulang. Ini ada Sally loh." sapa Papinya Kun.

Kun tersenyum simpul. Kun dapat melihat Sally sudah ada di ruang tamu rumahnya. Lengkap bersama Papi, Mami, dan juga Pinky.

"Kok Sally nya gak barengan aja sama kamu ke sini? Kan kasihan Sally harus capek nyetir ke sini." tanya Mami.

Kun hanya tersenyum simpul sebagai balasan, lalu mengambil duduk tepat di sebelah Sally. Sally juga hanya tersenyum mendengar pertanyaan Mami.

"Karena semuanya ada di sini, sebenarnya Kun dan Sally mau membicarakan sesuatu ke kalian semua." kata Kun yang akhirnya membuka mulut.

"Mau membicarakan apa, Kun? Kayaknya penting banget. Tentang persiapan pernikahan kalian ya?" tanya Papi.

Kun dan Sally hanya saling lihat-lihatan. Mereka berdua bingung bagaimana untuk memberitahukan ini kepada keluarga Kun. Padahal dari sebelumnya mereka sudah mempersiapkan diri.





"Kun dan Sally mau minta maaf. Kami... memutuskan untuk membatalkan pernikahan kami." ucap Kun pada akhirnya.








Keadaan begitu hening. Baik Papi, Mami, atau Pinky tidak ada yang berani berkutik. Mereka bertiga terlihat sangat terkejut. Sakin terkejutnya, mereka bertiga pasti tidak mempercayai semua ini.










"Kun, Sally, ada masalah apa?" tanya Mami. Mami meraih telapak tangan Sally dan mengusapnya lembut. "Sally, apa Kun buat salah ke kamu? Apa Kun keterlaluan?" tanya Mami.

"Ini salah Kun. Kun yang tidak jujur kepada Sally tentang masa lalu Kun. Seharusnya Kun memberi tahu Sally sejak awal. Ini semua salah Kun." jelas Kun.

"Ternyata karena itu." balas Papi.

Sally menoleh ke arah Papi dan Mami bergantian. Mereka berdua tidak terlihat marah, tapi jelas sekali mereka kecewa.

"Mungkin Papi dan Mami berpikir kalau Sally kurang dewasa dalam menghadapi ini. Maka dari itu, Sally memohon maaf kepada Papi dan Mami." kata Sally.

"Ini bukan salah Sally. Sally berhak untuk memilih mana yang terbaik untuk Sally." balas Papi. Papi menoleh ke arah Kun, lalu ia menghela napasnya pelan. "Mungkin ini balasan untuk Kun karena Kun tidak jujur kepada Sally." balas Papi.

Lagi-lagi, Papi menghela napasnya dengan berat. "Kalau kalian memutuskan untuk batal menikah, ya sudah. Papi hargai keputusan kalian. Papi juga gak bisa maksa. Mungkin kalian tidak berjodoh."

Papi berdiri dari duduknya lalu berjalan menaiki tangga rumahnya. Melihat itu, Kun langsung berdiri dan hendak mengejar Papi. Namun Kun dicegah oleh Pinky.

"Aku aja yang nyusul Papi, Ko." balas Pinky. Lalu akhirnya Pinky pergi ke lantai atas untuk menyusul Papi.

Hanya tersisa Kun, Sally, dan Mami di ruang tamu. Mami masih terlihat sangat terkejut. Terlihat jelas dari pandangan kosong dari mata beliau.

Kun juga tidak bisa berkata apa-apa. Ia tahu kalau Maminya itu sangat sangat sangat menyayangi Sally. Bahkan sejak PDKT dulu pun, Maminya sudah menyukai Sally.

Mami tergerak untuk menghampiri Kun dan Sally, lalu ia memeluk Kun dan Sally berbarengan. Baik Kun dan Sally dapat mendengar isak tangis Mami.

"Semoga ini keputusan yang baik untuk kalian. Mami sayang banget sama kalian berdua. Sayang banget. Dan Mami akan selalu sayang kalian." kata Mami sembari mengusap punggung Kun dan Sally berbarengan.

⁴ love talk ㅡ kun,sallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang