6

154 46 4
                                    

Setelah bemalam di sebuah hotel, akhirnya Kun dan Sally berniat untuk melanjutkan perjalanan mereka, karena mereka masih harus menempuh setengah perjalanan lagi untuk sampai di Bali.

Seperti biasa, baik Kun dan Sally, mereka berdua tidak saling berbicara. Tapi tentu saja mereka bisa mengetahui isi hati satu sama lain. Kun sedari tadi memikirkan tentang nasib hubungan Pinky dan Winwin. Sedangkan Sally hanya diam saja, membiarkan Kun overthinking.

Jujur, Sally pengen banget nenangin Kun. Dari kemarin dia jadi keliatan agak gelisah karena hubungan Pinky dan Winwin. Tapi Sally gengsi. Jadi lebih bagus, Sally diam saja.

Kun memutuskan untuk berhenti dulu di Starbucks. Setelah memarkirkan mobilnya, Kun menoleh kepada Sally.

"Mau pesen apa?" tanya Kun dalam hati.

Sally menghela napasnya pelan. "Aku aja yang pesan. Kamu di sini aja. Kita istirahat dulu bentar. Kamu mau ice americano kan?"

Kun mengangguk sebagai balasan. "Makasih."

Tak lama kemudian Sally kembali dengan dua gelas ice americano dan greentea frappe. Sally memberikan ice americano itu kepada Kun. Membuat Kun langsung menerimanya dan meminumnya.

Sally menatap Kun dengan tatapan iba. Menyadari tatapan itu, Kun langsung menoleh. "Kamu gak perlu ngeliatin aku kasian gitu."

"Kun," panggil Sally. Kali ini ia tidak berbicara dalam hati. "Aku memang udah bukan lagi tunangan kamu. Tapi kalo kamu butuh temen cerita, aku pasti dengerin." ucap Sally.

Kun tersenyum simpul sebagai balasan. "Aku gak kenapa-kenapa. Cuma over thinking aja sama Pinky dan Winwin." balas Kun. "Dan juga hubungan kita." sambung Kun.

Mendengar kalimat terakhir Kun berhasil menampar Sally keras. Sally sadar, berakhirnya hubungan ia dan Kun tidak hanya melulai mereka berdua, tapi banyak orang. Contohnya, orang tua mereka.

Tapi mau bagaimana pun, Kun sudah menyembunyikan sebuah rahasia besar dalam hubungan mereka. Mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lamanya, tapi rasanya Sally tidak mengenal Kun. Kun sudah berbohong kepada Sally.

"Kayak yang kamu bilang, hubungan kita sama hubungan Winwin dan Pinky iti beda, Kun." kata Sally. "Papi dan Mami kamu, dan juga Mama aku, pasti ngerti."




"Maaf." kata Kun.

"Sudah terjadi, Kun." balas Sally.

Kun benar-benar menyesali perbuatannya. Ia menyesal karena tidak jujur kepada Sally sejak awal. Ia menyesal karena perbuatannya itu, ia kehilangan gadis terbaik yang pernah ia temui.

Jika Kun bisa mendapat kesempatan kedua, Kun benar-benar tidak akan menyia-nyiakannya.

Tapi bagi Sally, tidak ada namanya kesempatan kedua.

Setelah perjalanan selama dua jam, Sally dan Kun kini tiba di sebuah pedesaan. Terlihat jelas dari sawah yang membentang luas dengan rumah panggung yang sederhana.

Ketika melewati sawah, jalanan sangat sepi bahkan hanya mobil mereka yang lewat. Bagi Sally ini merupakan sesuatu yang mencekam. Takut aja kalau ada begal.

"Gausah mikir macem-macem. Gak usah takut. Ada aku." kata Kun dari dalam hatinya.

Sally yang bisa mendengar itu langsung menoleh ke arah Kun yang terlihat fokus menyetir. Menyusuri jalanan yang sepi itu.

Hingga seorang pria tiba-tiba berdiri di depan mereka, membuat Kun memberhentikan mobilnya mendadak. Sally yang terkejut langsung mengatur napasnya yang tak beraturan.

"Apa sih?!" ujar Kun kesal.

"Tenang dulu, Kun. Kita bukan orang sini. Jangan ngajak berantem." balas Sally.

Kun dan Sally memutuskan untuk turun dari mobil untuk menghampiri pria itu. Pria itu terlihat sangat cemas.

"Ada apa ya, Pak?" tanya Kun.

"Mas, Mbak, tolong saya, tolong istri saya yang mau lahiran. Tolong antar istri saya ke puskesmas." jawab Pria itu sembari menyatukan kedua telapak tangannya, tanda ia memohon.

"Eh? Iya Pak. Istri bapak di mana?" balas Sally.

Pada detik itu, Kun mencegah pergelangan tangan Sally. "Kamu gila ya? Kita harus ke Bali segera!"

Sally menatap Kun tajam. "Kamu yang gila! Nyawa orang jadi taruhan sekarang, Kun! Kamu gak punya rasa empati apa?"

"Kalau dia bohong gimana?" tanya Kun lagi.

"Suuzon itu gak baik, Kun!" jawab Sally.

"Ayo, Pak." seru Sally kepada pria itu.

Akhirnya Kun membuntuti Sally yang tengah mengikuti pria itu memasuki sebuah gang. Hingga mereka sampai di sebuah rumah, mereka melihat seorang wanita hamil tengah memegang perutnya kesakitan.

Kun jadi merasa bersalah karena sudah berprasangka buruk.

"Bu, tenang ya Bu. Kita mau ke puskesmas." kata Sally sembari menenangkan wanita itu.

"Ayo, Pak. Kita harus segera ke puskesmas." kata Kun.

Kun dan suami dari wanita itu membantu dengan memapah wanita itu hingga ke mobil. Sesampainya di mobil, Sally memilih untuk duduk di belakang sementara Kun menyetir di depan.

"Bu, tahan ya Bu. Tarik napas, buang." ujar Sally menginstruksi wanita itu.

"AAAAAAAA SAKIIIIITTTTT!!!!!!!" seru wanita itu kesakitan yang berhasil membuat mereka bertiga panik.

Pada akhirnya mereka sampai di puskesmas. Dan akhirnya wanita itu langsung dibawa ke ruang bersalin. Sementara Kun, Sally, dan suami wanita itu menunggu di luar ruang bersalin.

"Pak, yang tenang ya. Pasti si Ibu gak papa kok." kata Sally.

"Terima kasih banyak Mas sama Mbaknya udah membantu saya. Kalau gak ada Mas sama Mbak, saya gak tau bakal gimana." balas Pria itu.

Kun mengangguk pelan sebagai balasan. "Iya, Pak. Sama-sama."

Kun dan Sally memutuskan untuk menunggu hingga proses persalinan selesai. Sally merasa gelisah, padahal bukan dia yang melahirkan.

"Kok kamu yang gelisah sih?" tanya Kun.

"Kamu bukan perempuan. Kamu gak ngerti." jawab Sally.

Melihat suami si wanita itu yang terlihat begitu gelisah membuat Kun teringat akan dia di masa lalu. Ketika Eunbi harus menggugurkan kandungannya di usia kandungan ke-7 bulan.

Cemas dan sedih.

Sally yang tentu saja bisa mengetahui isi hati Kun menoleh ke arah Kun. Sally sadar, tak seharusnya ia berkata seperti itu kepada Kun.

"Maaf." kata Sally dalam hati.

"Gak papa." balas Kun.

Setelah satu setengah jam waktu persalinan, akhirnya suara bayi dapat terdengar dari ruang bersalin. Pada detik itu juga mereka bertiga menghela napas lega.

Seorang bayi telah lahir di dunia.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⁴ love talk ㅡ kun,sallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang