8

149 43 2
                                    

Keesokan paginya, Kun langsung bergegas ke tempat proyeknya itu berada. Sally juga ikut serta karena Kun meminta Sally untuk ikut. Ya daripada Sally sendirian, bosan juga.

Gedung yang merupakan proyek terbaru Kun ini merupakan gedung yang besar, bagaikan gedung pencakar langit. Dan sudah hampir selesai, tinggal menyelesaikan interiornya saja. Gedung ini akan menjadi pusat perbelanjaan yang besar.

Setelah melihat gedung tersebut, Kun dengan para investor itu berniat untuk melakukan meeting singkat di sebuah kantor.

"Aku tunggu di cafe ya." kata Sally.

Kun menganggukan kepalanya sebagai balasan. Dengan tergesa-gesa, Kun mengganti kaos polo nya dengan kemeja di mobil. Setelah merapikan kemejanya, Kun turun dari mobil lalu mengambil setelan jas nya di kursi belakang.

"Nggak usah buru-buru. Nanti gak rapi." kata Sally.

Sally mengambil alih tuxedo hitam tersebut dari tangan Kun, lalu ia membantu Kun untuk mengenakannya. Sally juga membantu Kun untuk melilitkan dasi di leher pria itu.

Kun yang memperhatikan Sally yang sedang mengikat dasi di lehernua hanya diam sembari menahan perasaan yang bergejolak di hatinya. Sungguh, Kun ingin seperti ini terus.

Sally menepuk pelan bahu Kun seakan-akan menghilangkan debu yang ada di tuxedo pria itu. "Good luck. Kamu pasti bisa. Proyek kamu keren."

Kun tidak dapat menyembunyikan senyumannya. "Thank you, Sally."

Sore hari tiba, Kun sudah menyelesaikan semua urusan pekerjaannya di Bali. Semua hasil kerjanya bagus dan proses pengerjaannya juga lancar.

Kun dan Sally sudah tiba di hotel. Dan tentu saja mereka untuk malam ini menginap di kamar yang berbeda karena mereka sudah mereservasi satu kamar baru.

"Sally," panggil Kun.

Sally yang berjalan lebih dahulu masuk ke lobby hotel menoleh ke belakang kala Kun memanggil namanya. "Ya?"

"Hmmm," Kun menggantungkan kalimatnya. "Nanti malam, jam 8, mau duduk di pantai sambil minum wine?" tanya Kun.

Sally terdiam sejenak, ia tengah menimbang-nimbang apakah ia harus menerima atau menolak ajakan Kun.

"Hmm, jangan salah paham dulu. Ini cuma sekedar merayakan keberhasilan aku kok. Itu aja." kata Kun. "Tapi kalau kamu gak mau, gak papa kok."

Bagaikan keajaiban, Sally menganggukan kepalanya sebagai balasan, lalu ia tersenyum."Oke, boleh."

Kun juga ikut tersenyum. "Okay, see you."

Mereka masuk ke dalam lift. Lift tersebut berhenti di lantai 15 tempat Sally menginap. Sementara Kun menginap di lantai 20.

"Sally," panggil Kun. Kali ini Kun mengeluarkan suaranya.

Sally membalikkan badannya sebagai balasan. "Ya?"

"Aku harap, nanti kita bisa bicara. Nggak cuma bicara dari hati ke hati." kata Kun.









"Mungkin untuk terakhir kalinya. Sebelum kita benar-benar mengakhiri semua ini." sambung Kun.



Bibir Sally terkatup. Jangan tanya, ujaran Kun barusan bagaikan senapan tajam yang menusuk ulu hatinya.

Pada malam itu, Kun bersikeras tidak ingin mengakhiri hubungannya. Tapi untuk kali ini, pria itu terlihat sangat siap dan juga ikhlas.


"Tentu." balas Sally sembari tersenyum.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⁴ love talk ㅡ kun,sallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang