7

161 47 5
                                    

"Mas, Mbak, saya dan istri mau ngucapin banyak terima kasih. Kalau nggak karena bantuan Mas dan Mbak, saya dan istri pasti kewalahan." kata Bapak itu sembari tersenyum.

Kun tersenyum tipis kepada Bapak dan Ibu yang sedang menggendong bayi di gendongannya itu. "Sama-sama, Pak."

"Kalau boleh tau, nama Mas nya siapa ya?" tanya Ibu itu. "Anak kami ini laki-laki, tapi kami berdua belum ada nama untuk anak kami. Jadi kami mau minta izin untuk menamai anak kami seperti nama Masnya." jelas si Ibu.

Mendengar itu, Sally tersenyum bangga. Bangga kepada Kun karena kebaikannya berhasil menyelamatkan seseorang, sehingga akan selalu terkenang.

"Kun, Bu. Nama saya Kun." jawab Kun.

Bapak itu tersenyun. "Kami akan menamai nama anak kami dengan nama Kun."

Sally tersenyum sembari memperhatikan bayi-bayi yang tertidur pulas di dalam box. Kini, ia dan Kun sedang memperhatikan ruangan bayi melalui kaca di luar.

Sally suka anak-anak. Ketika ia sudah menikah nanti, Sally sangat ingin memiliki anak. Tapi... apa mau dikata. Sudah batal menikah, Sally juga sulit hamil.

Kun hanya memperhatikan Sally dalam diam kala tangan Sally tergerak mengusap kaca ruang bayi tersebut. Senyuman Sally perlahan memudar. Dan tentu saja Kun dapat tau alasannya.

Pada detik itu, Kun sangat merasa berdosa.

"Suatu saat nanti, kamu pasti bisa punya anak. Bukan gak mungkin kok." ucap Kun dalam hati.

Sally yang dapat mendengar itu akhirnya menoleh, lalu tersenyum simpul. "Thanks."

"Dan pasti kamu akan menemukan laki-laki yang baik, setia dan menerima kamu apa adanya. Dan yang pastinya juga gak akan menyakiti kamu." balas Kun. "Nggak seperti aku yang udah menyakiti dan mengecewakan kamu."

Kalimat terakhir Kun berhasil menusuk hati Sally. Kalau saja Sally bisa berharap, Sally tidak ingin hal itu terjadi. Sally berharap, laki-laki itu adalah Kun.

Kun menoleh lagi ke arah Sally sambil tersenyum simpul. Sally dapat melihat air mata di pelupuk mata Kun. "Ayo. Perjalanan kita masih panjang."

Hari sudah malam, dan bertepatan pada malam itu juga pada akhirnya Kun dan Sally sudah tiba di Bali.

Agenda mereka berlibur di Bali tentu saja gagal total. Tidak ada agenda tambahan. Setelah urusan Kun di proyeknya selesai, mereka akan segera kembali ke Jakarta.

Sally menurunkan seluruh barang bawaannya dari bagasi mobil Kun. dan Kun juga menurunkan seluruh barang bawaannya.

"Selamat malam Pak, sudah melakukan reservasi atau belum?" tanya resepsionis tersebut.

"Malam, atas nama Qian Kun." jawab Kun.

"Atas nama Tuan Qian Kun, di kamar 1567 lantai 15 ya." balas si resepsionis itu sembari memberikan kartu akses tersebut kepada Kun.

"Kun??? Kamu cuma reservasi satu kamar aja?!" tanya Sally.

Mendengar itu, Kun langsung menepuk keningnya. Ia mereservasi kamar di hotel ini jauh sebelum ia dan Sally putus. Ya mana Kun tau kalau ujung-ujungnya bakal putus...

⁴ love talk ㅡ kun,sallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang