POTONGAN SPESIAL : Misi Berat [2]

1.4K 137 16
                                    

⚠️SILAKAN CARI TEMPAT TERANG DAN NYAMAN. PASTIKAN JARAK LAYAR DAN MATA TIDAK TERLALU DEKAT, YA. HAPPY READING!⚠️

"Tempat ini tidak terlalu bersih. Tapi tidak ada tempat lain." Mereka sudah sampai dirumah yang dimaksud Lorraine. Sedikit lebih luas dari bayangan mereka, tapi sedikit kotor juga.

"Kita pikirkan nanti saja. Sekarang masuk dulu." Titah Levi. Sebuah keajaiban dari seorang Levi yang maniak kebersihan. Semua kemudian masuk.

"Rumah siapa ini, Lorraine-san?" Armin penasaran karena rumah itu seperti tidak berpenghuni. "Ini luas juga." Connie yang sedari tadi diam akhirnya berbicara.

"Kenapa disini berantakan sekali.." Gerutu Jean saat melihat-lihat kondisi rumah itu.

"Ini adalah rumahku..

..dulu."

Hening.

Beruntunglah anggota Survey Corps punya banyak persediaan jantung, jadi jika terkejut berkali-kali seperti ini mereka masih hidup.

Lorraine meletakkan tasnya di meja. Mengambil sebuah kain yang ia gunakan untuk membersihkan meja dan kursi. Lalu tiba-tiba ia berhenti, berjalan ke arah pintu menuju ruangan lain di rumah tersebut. Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan dua sapu dan alat kebersihan lain.

Tanpa mengucap sepatah katapun, gadis tinggi itu memasuki sebuah kamar dengan sapu ditangannya. "Lorraine-san.." Armin yang merasa tidak sopan karena membiarkan Lorraine bekerja sendiri berniat membantu.

"Tidak. Diam disana." Ujar Lorraine dingin. Semua hanya menurut saja.

Tidak berlangsung lama, gadis heterochrom itu keluar dengan kantong hitam ditangannya. Ia telah selesai dengan bersih-bersihnya.

"Bawa anak itu masuk. Tidurkan di kasur." Titah Lorraine. "B-baik, Lorraine-san!" Eren, yang tadi memang menggendong Halley langsung beranjak, diikuti Mikasa yang mengekor di belakangnya. Jean yang melihat itu dibuat panas.

"Dimana Levi?" Menyadari manusia pendek tua menyebalkan tidak ada disana, gadis 'burung hantu' itu bertanya pada kelima orang yang sejak tadi sudah duduk manis di sofa.

"Ah.. itu.. tadi Heicho keluar." Christa menjawab pelan. Lorraine mengangguk lalu beranjak keluar.

**_**_**

"Tahanlah sebentar lagi, begitu anak itu bangun kita langsung kembali." Lorraine menatap jauh daerah di sekitarnya. Mengabaikan orang pendek di sebelahnya yang sudah benar-benar stress dengan tugas ini. Dahinya berkerut dalam, rasa-rasanya Lorraine ingin sekali menebasnya jika saja orang ini bukan kapten skuadnya.

"Jadi dulu kau tinggal disini?" Pertanyaan tiba-tiba dari Levi sontak membuat Lorraine menoleh.

"Ya." Jawabnya singkat, tanpa ekspresi.

"Pantas aku tidak pernah melihatmu." Levi mengubah posisinya jadi duduk. Keajaiban kedua yang dilakukan Levi hari ini. Mengabaikan kebersihan.

"Kau saja yang tidak menyadarinya." Lorraine ikut duduk.

Daerah tinggal Lorraine berada jauh lebih dalam dan suram daripada daerah Levi. Orang yang menetap disana juga tidak sepadat yang tinggal di daerah Levi. Alasan Lorraine memilih markas disana adalah karena daerahnya sepi jadi Lorraine bebas keluar di jam-jam yang tidak menentu tanpa membuat orang lain terganggu.

Hari sepertinya mulai berganti malam. Angin yang berembus bahkan tidak meninggalkan kesan menyejukkan di tempat itu. Tidak ada kata lain yang dapat menggambarkan tempat itu selain kesuraman. Benar-benar sepi. Hanya beberapa orang yang terlihat itupun hanya lelaki tua dan seorang anak berumur sekitar 9 tahun.

[Book 1] SHINGEKI NO KYOJIN | [Attack On Titan X OC]✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant