Bagian 8 : Hari Ekspedisi

4.4K 621 2
                                    

Setelah kehebohan yang terjadi akibat pembunuhan misterius dua Titan percobaan milik Hanji, kini para prajurit Survey Corps tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk ekspedisi luar dinding yang ke-57. Para petinggi disibukkan dengan susunan formasi dan rencana yang nantinya akan dilakukan saat ekspedisi.

Lain halnya dengan prajurit rekrutan baru Survey Corps. Mereka yang belum lama bergabung sudah akan dilibatkan dengan misi sebesar ini. Kekhawatiran tidak hanya dirasakan mereka, tetapi juga oleh para petinggi yang merasa ini semua terlalu cepat untuk para anggota baru.

Terlihat dua orang tengah berkelut dengan pikiran masing-masing menciptakan suasana yang kelewat hening dalam ruangan itu. Secarik kertas yang terpapar diatas meja seorang pria blonde itulah penyebab dari dimulainya keheningan ini.

'Ini serius, Erwin. Aku telah mencari informasi tentang itu. Mungkin saat ekspedisi nanti akan terjadi hal yang buruk, bahkan sangat buruk. Yang jelas, seperti yang kukatakan tempo hari, Jeager sedang diincar. Aku yakin kau sudah menyiapkan formasi dan rencananya.

Mengenai dua titan milik perempuan gila itu, mungkin ada hubungannya dengan orang yang mengincar Jeager. Merasa terancam, mungkin? Bisa berbahaya jika Hanji berhasil mengoyak banyak informasi mengenai titan. Mari anggap pelakunya adalah seorang "manusia-titan" juga, maka dari itu ia pasti akan mengambil Jeager dengan berbagai cara.

Kita tidak bisa menutup mata, bisa jadi pelakunya diantara para prajurit. Yang jelas, pelakunya bukan orang sembarangan. Ia telah menyiapkan ini dengan sempurna.

Sementara hanya ini yang bisa kulaporkan. Aku masih mencari lagi. Begitu dapat sesuatu akan langsung kulaporkan lagi padamu.

Jangan anggap remeh orang ini, Erwin.'

"Apa yang akan kau lakukan, Erwin?" Mike akhirnya membuka suara setelah terjadi keheningan yang cukup lama.

Erwin yang masih setia menatap paparan kertas dihadapannya itu memejamkan mata sejenak, mengambil napas, dan membuangnya bersamaan dengan matanya yang terbuka.

"Aku punya rencana."

________
.
.

Hari ekspedisi telah tiba. Pasukan Pengintai telah meninggalkan dinding sekitar 30 menit yang lalu. Pembagian formasi telah diatur sedemikian rupa dengan maksud untuk melindungi Eren. Pasukan berada di posisi masing-masing sebelum ketegangan terjadi karena Titan Wanita yang tiba-tiba muncul. Sepanjang kemunculannya, banyak diantara anggota Survey Corps yang gugur.

"Sial! Mengapa baru menyadari hal itu sekarang?! Aku tidak akan sempat mengejar Erwin dan memberitahunya!" Umpat seorang wanita yang kini terburu-buru menaiki kudanya.

Lorraine baru saja menemukan informasi baru terkait identitas pengincar Eren. Buruknya, hal itu menghabiskan waktu 30 menit untuk benar-benar memastikannya dan otomatis membuatnya tertinggal pasukan yang telah pergi jauh. Meskipun ia memang tidak pernah pergi bersamaan dengan semua pasukan, tetapi 30 menit bukanlah waktu yang sebentar.

Orang itu bukan orang biasa. Ia pasti akan menyusup diantara pasukan nantinya. Dan jika benar, pasti ada orang lain yang bekerja sama dengannya disini. Batin Lorraine ditengah perjalanannya yang super mengebut menunggangi kuda hitamnya. Beruntung Erwin tidak lupa menyediakan kuda untuknya.

Saat perjalanan, tak sengaja ia melewati beberapa mayat yang tergeletak tidak berbentuk di tanah. Itu adalah mayat beberapa prajurit yang berusaha menghabisi Titan Wanita.

Ck, aku terlambat! Gadis itu menatap dingin mayat-mayat tak utuh itu. Tapi saat ia hendak memicu kudanya lebih cepat, tiba-tiba rasa pusing hinggap di kepalanya.

"Akh!!" Erangnya. Tangan kanannya bergerak memegangi kepala. Akibat perhatiannya terlalu teralihkan, pegangan pada tangannya yang lain kendur hingga ia sukses mencium tanah karena terjatuh dari kudanya.

"Kenapa disaat seperti ini?! Akh!!" Ia mengerang lagi. Berusaha bangun dari posisinya sekarang. Bahunya mungkin retak atau terburuknya bisa saja patah. Meski begitu yang ia pikirkan kini adalah bagaimana ia bisa ke Erwin secepatnya.

Ia berhasil bangun, kemudian memanggil kudanya yang sempat lari karena terkejut. Di alam terbuka tanpa kuda adalah hal gila. Titan-titan bodoh itu bisa datang kapan saja. Ia tidak ingin mati konyol karena dimakan titan. Tak berapa lama, kuda hitamnya datang. Ia segera menaikinya meskipun pusing dan nyeri di bahunya benar-benar menyiksa.

Masih jauh dari hutan. Ia tak yakin akan sempat meski harus memaksa kudanya berlari secepat mungkin. Belum lagi jika ada gangguan dari 'makhluk memuakkan' yang tiba-tiba datang. Tiba-tiba, terdengar teriakan keras dari arah hutan. Begitu keras hingga Lorraine yang masih sekitar beberapa puluh kilometer bisa mendengarnya.

"Ini buruk" monolognya sembari meringis menahan sakit.

Perasaanku tidak enak. Batinnya dengan dahi yang berkerut dalam.

Ditengah kemelut pikirannya, ia tersadar dengan kemunculan dua titan di depannya. Ia segera memutar jalan untuk menghindari titan-titan itu meski pada akhirnya terjadi juga acara kejar-kejaran.

Maaf, Erwin. Tapi sepertinya kali ini aku benar-benar tidak memenuhi tugas dengan baik.

Lorraine akhirnya bersiap dengan pedangnya. Hendak meluncurkan 3DMG nya pada tengkuk salah satu titan itu. Namun cedera bahu yang dialaminya membuat ia jadi sulit bergerak. Meski begitu, ia berhasil menumbangkan dua titan itu dan kembali pada kudanya.

Kilatan petir terlihat dari arah hutan. Menandakan perubahan wujud manusia menjadi raksasa. Ia hendak bergegas ke arah hutan. Persetan dengan semua hal sembunyi-sembunyi selama ini meski bukan itu alasan yang mendasarinya ragu memasuki hutan. Penyusup itu pasti juga menyamar menjadi pasukan. Bisa rumit jika dia yang dituduh sebagai penyusup itu.

Sepertinya hari ini adalah hari sial bagi Lorraine. Kepalanya kembali berdenyut nyeri tak karuan. Ia memelankan kudanya, tidak ingin mengulangi kejadian beberapa saat lalu.

Terkutuklah mata sialan ini! Merutuki matanya yang menjadi penyebab kepalanya yang berdenyut nyeri sekarang ini. Kini ia cuma bisa meringis menahan sakit. Bahu retak, kepala berdenyut, dan rasa kesal saat tidak bisa berbuat apapun disaat seperti ini. Lengkap sudah.

Ia terdiam beberapa saat ketika matanya menangkap rombongan berkuda dari arah hutan. Pasukan telah kembali dan ia harus bersembunyi.

*-*-*
.
.

Pasukan mulai berangkat untuk segera kembali ke dinding. Tidak ada hasil yang didapat, justru banyak korban berjatuhan. Hari mulai petang saat rombongan berkuda itu tiba-tiba harus dihadapkan dengan kemunculan dua titan yang mengejar. Karena muatan yang berat, kereta tidak sanggup berjalan lebih cepat. Jika dibiarkan begitu saja, kemungkinan mereka bisa terkejar sebelum sampai ke gerbang.

Tidak ada jalan lain. Agar kereta bisa berjalan lebih cepat, muatan harus dikurangi. Itu artinya, mau tidak mau mayat para prajurit itu harus diturunkan dari kereta dalam artian lain yaitu dibuang. Jasad-jasad pahlawan kebebasan itu satu-persatu diturunkan, tidak sepadan dengan segala perjuangan mulia mereka dalam memperjuangkan kebebasan umat manusia.

Lorraine menaiki kudanya setelah dirasa telah aman. Kecepatan kudanya juga tidak seperti ketika berangkat tadi. Matahari sudah hampir tenggelam saat ia tersadar dengan apa yang baru saja dilihatnya.

Itu..

______

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Continues in next Chapter
___________

.
.
.


Signed,
—Sun

[Book 1] SHINGEKI NO KYOJIN | [Attack On Titan X OC]✔Where stories live. Discover now