Bagian 1 : Pelatihan Kadet Baru

18.2K 1.2K 92
                                    

Barisan berjaket coklat itu rapi berjejer di lapangan latihan. Ratusan bocah yang berasal dari berbagai wilayah itu kini berkumpul dan berdiri dengan sikap siap. Ekspresi mereka beragam, ada yang semangat, sangat semangat, ketakutan, gugup, biasa saja, bahkan ada yang memasang wajah tidak peduli.

Seorang pria botak berdiri dihadapan para kadet, "Sekarang kalian secara resmi menjadi anggota pelatihan unit ke-104! Sayangnya, aku akan menjadi keras pada kalian disini. Kalian lebih buruk dari ternak yang akan dimakan para Titan. Aku akan melatih kalian untuk tiga tahun kedepan!"

Kini, ia mulai mendekati para kadet itu satu-persatu. Matanya yang kecil itu terlihat menatap seseorang berbadan kecil dan berambut terang.

"Hei, Kau! Siapa namamu?" Tanya pria botak yang kedapatan bernama Keith Shadis itu.

Dengan segenap kekuatan dan keberanian yang telah ia kumpulkan, orang itu menegakkan badannya lantas menjawab, "Saya Armin Arlert, dari Shiganshina!" Ujarnya keras dan lantang.

"Souka, Arlert apa tujuanmu bergabung disini?!"

"Untuk membawa kemenangan pada umat manusia!" Ia menjawabnya lantang dengan mata tajam bersemangat dan tangan kanan yang mengepal di dada kirinya.

Si botak itu terus berjalan kearah kadet yang lain. "Siapa kau?!" Teriaknya pada seorang laki-laki tinggi.

"Saya Jean Kirstein, dari Trost!" Jawabnya mantap.

"Untuk apa kau datang kesini?!" Masih berteriak, Keith melontarkan pertanyaan yang sama seperti sebelumnya.

"Bergabung dengan pasukan penjaga dan melindungi gerbang dalam." Jawabnya sedikit menurunkan nada suaranya.

"Begitu.. kau ingin di bagian dalam?" Cecar Keith.

"Y-ya." Jawab laki-laki yang wajahnya mirip kuda itu. Begitu menjawabnya, ia malah mendapat benturan dari kepala Keith dan mengaduh kesakitan.

Keith lantas berjalan menuju kadet lain untuk diberi pertanyaan yang sama. Saat sedang sibuk menanyai seorang kadet, matanya melihat seorang perempuan berkucir kuda yang terang-terangan sedang makan sebuah kentang dengan santainya.

"Oi, apa yang kau lakukan?" Tanya Keith menahan emosinya. Yang ditanya malah celingukan, menengok ke kanan dan kiri tidak merasa jika dirinyalah yang dimaksud.

"AKU BERBICARA PADAMU!!" Teriak Keith tepat dihadapan gadis itu membuatnya terkejut. Tanpa di sangka-sangka, gadis itu langsung bersikap siap dan memperkenalkan dirinya.

"Sasha Brauss, dari wilayah Daupa!" Dengan tangan kanan yang mengepal di dada kirinya dan kentang yang masih digenggamnya.

"Hei, Kau! Apa yang kau bawa itu?" Tanyanya dengan matanya yang mendelik itu.

"Ohh.. ini kentang rebus. Saya tadi menemukannya di dapur!" Masih dengan sikap siapnya.

"Kau mencurinya? Mengapa kau memakannya?" Keith masih menahan emosinya.

"Karena lebih enak dimakan ketika masih hangat." Jawabnya tenang.

"Tidak. Aku hanya tidak mengerti. Kenapa kau makan kentang?" Ujar Keith dalam sambil menatap kadet dihadapannya.

"Apa Anda bertanya kenapa orang makan kentang secara umum?" Lagi-lagi 'gadis kentang' itu menjawabnya dengan wajah polos.

Sementara itu, ratusan kadet disana hanya menatap perempuan itu horror. Berpikir bahwa ia benar-benar gila dengan apa yang dikatakan dan dilakukannya.

"Apa Anda mau? Saya akan memberi pada Anda setengah." Ujarnya setengah hati karena tidak ikhlas membagi kentangnya pada Keith.

"Setengah ya?" Keith mengambil kentang yang diberikan gadis bermarga Brauss itu. Si empu hanya tersenyum kecut menanggapinya. Dan hasilnya, gadis kentang itu mendapat hukuman berlari mengelilingi lapangan.

*-*-*
.
.
.

"Hah, si botak itu masih senang sekali meneriaki bawahannya." Desah seseorang yang sedari tadi memperhatikan acara perkenalan para kadet dari bawah pohon yang cukup jauh dari lapangan.

Matanya mengawasi keadaan di sekitar. Ia harus tetap dalam jangkauan yang cukup jauh agar orang-orang tak melihatnya.

"Shiganshina, ya? Kuharap masa lalu mereka jadi kekuatan disini." Gumam seorang di bawah pohon itu lagi.

Angin berhembus pelan, surai hitam nan panjangnya bergoyang seirama dengan arah angin. Ya, perempuan yang sedari tadi mengintip—lebih tepatnya mengawasi kegiatan para kadet baru itu kini merapikan pakaiannya sebentar. Menepuk-nepuk kemeja hitamnya yang terkena sedikit debu kemudian memakai jubah hitamnya. Sekali lagi ia memandang ratusan kadet yang masih berbaris di lapangan.

"Semoga Erwin mendapat yang dia inginkan. Kebebasan umat manusia bergantung pada mereka."

Setelah menghela napas pelan, gadis itu menaikkan tudung jubahnya hingga sebagian wajahnya tertutup lantas langsung pergi tanpa menimbulkan suara.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Continues in next Chapter
_________

.
.

Halo, semua! Ini fanfic pertamaku tentang Shingeki no Kyojin. Sebenernya udah lumayan lama nulis ini tapi masih ragu buat up. Akhirnya berdebu di laptop dan sempet ilang karena laptop yang sering banget error. Cuma kesimpen sebagian dan aku harus nulis ulang lagi. Kabar baiknya adalah....

aku udah hampir lupa jalan cerita yang kubuat dulu(--")
dan yah, aku berusaha nulis ulang. Meski nanti bakalan beda sama yang sebelumnya kutulis.

Tapi, aku udah memutuskan. Mungkin story ini berdasarkan alur dari SNK(versi anime ya). Ada kejadian yang ditambahi, dikurangi atau bahkan di skip. Oleh karena itu, cerita ini mungkin selesainya lama karena bakal ngikut cerita sampe SNK tamat. Usulku, pas baca story ini sambil nonton ulang animenya, trus bayangin kamu(sebagai OC) berperan disana. Ya itusih biar lebih dapet lagi feels nya. Tapi nggak harus kok!

Yang tanya ada ship-ship atau nggak, hmm silakan tunggu chapter-chapter selanjutnya. Kalian simpulkanlah sendiri :v
Lagipula, SNK ini kan emang bukan genre romance tapi aku usahakan ada moment lah ya. Atau mungkin kalian punya request, kritik atau usulan tentang cerita ini, aku selalu terbuka dengan pendapat kalian. Jadi jangan sungkan.

Sekian,

—Sun

[Book 1] SHINGEKI NO KYOJIN | [Attack On Titan X OC]✔Where stories live. Discover now