POTONGAN SPESIAL : Sakit

3.3K 390 93
                                    

Pagi itu di markas, semua nampak baik-baik saja. Ya, sebelum...

"Kenapa kau diam disitu?" Suara bernada dingin memasuki pendengaran seseorang yang diajak bicara.

"Lorraine-san, sebenarnya.. ada yang aneh." Lorraine berjalan mendekati orang itu. "Aneh?" Gadis itu mengernyit bingung. "Ya.." jawab orang yang diajak bicara Lorraine lirih.

"Moblit, katakan apa yang terjadi." Desak Lorraine pada pria dewasa dihadapannya. "B-baiklah.. tadi saya berniat memberikan beberapa laporan pada danchou. Saat saya ketuk pintunya, tidak ada jawaban dari dalam. Saya pikir Komandan tidak mendengar karena sedang mengerjakan sesuatu tapi begitu saya ketuk berulang kali tetap tidak ada jawaban." Jelas pria berambut karamel itu.

"Pukul berapa kau mengetuknya untuk yang pertama kali?" Tanya Lorraine berusaha menganalisis kemungkinan yang terjadi.

"Saya kemari pukul 6 tepat jadi sudah hampir tiga puluh menit yang lalu." Ungkap Moblit berusaha mengingat-ingat kedatangannya tadi.

Kedua orang itu masih berdiri di depan pintu ruangan sang Komandan. Tangan gadis oriental itu bergerak mencoba mengetuk daun pintu yang menjadi penghalang keberadaan petinggi Pasukan Pengintai itu.

Tok-tok

Ketukan pertama, tidak ada sahutan.

Tok-tok

Yang kedua, masih tidak ada respon.

"Erwin, oi, ini aku."

Tok-tok

Untuk yang ketiga kalinya, tetap tidak ada jawaban.

"Aku akan membukanya." Lorraine mulai mendekat kearah pintu. Engsel pintu itu sudah terbalut tangan panjangnya. "Tunggu dulu, Lorraine-sa-"

Klik!

"Eh?"

Pintu terbuka. Tanpa paksaan. Tanpa dobrakan. Lorraine membukanya dengan trik tertentu yang dia kuasai sejak ia jadi kriminal dulu.

Di ruangan yang lumayan besar itu, terlihat sosok sang Komandan yang terduduk di kursi kerjanya. Mungkin lebih tepatnya tertidur dengan posisi kepala menempel di meja lengkap ditemani tumpukan dokumen yang berjejer di atas mejanya.

"Apa Anda akan membangunkannya, Lorraine-san?" Moblit bertanya ragu-ragu. "Ya. Bukannya kau ada urusan dengannya?" Ujar Lorraine mulai mendekat kearah meja Erwin. "Sepertinya saya kembali saja nanti. Rasanya tidak sopan membangunkan danchou seperti ini." Tukas Moblit mencoba mengalah pada keadaan.

"Terserah." Kata Lorraine dengan nada acuh. Seolah tidak peduli dengan apa itu 'sopan' yang sedari tadi dibahas oleh pria asisten Skuad Leader gila disana, Lorraine sudah memulai acara 'mari bangunkan si alis tebal dari mimpi indahnya' itu.

"Bangun. Kau punya pekerjaan." Dengan guncangan yang dialamatkan pada tubuh kekar sang Komandan, Lorraine kembali berujar, "Erwin..?" Gadis itu mencoba menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Erwin untuk mengecek keadaannya.

Saat tangan lentik gadis dingin itu tidak sengaja menyentuh dahi sang Komandan, "Ck, dasar keras kepala. Dia tidak mendengarkan apa yang kukatakan." Eluh gadis itu seraya menyingkirkan beberapa dokumen yang sedikit berantakan.

"Moblit, taruh saja dokumennya di meja sana itu. Sepertinya kau harus menunggu sedikit lebih lama lagi." Katanya. "Baiklah, Lorraine-san. Tapi.. apa Erwin-danchou baik-baik saja?" Pertanyaan muncul dibenak Moblit ketika Lorraine mencoba memapah pria dewasa berambut blonde itu.

"Dia demam." Jawab gadis dingin itu seolah ini adalah hal biasa yang harus dihadapi. "Demam? Kalau begitu, kita harus membawanya ke ruang kesehatan!" Belum lagi pria bermarga Berner itu hendak meraih sang Komandan, suara Lorraine mengurungkan niatnya. "Tidak perlu. Kau selesaikan saja pekerjaanmu yang lain. Dia biar aku yang urus." Tukasnya seolah tidak menerima penolakan.

[Book 1] SHINGEKI NO KYOJIN | [Attack On Titan X OC]✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora