14

123K 3.5K 42
                                    

Kelvin terkesiap, Josh menatapnya dengan gusar dan sejak kapan pria itu berdiri disitu. Josh baru sadar bahwa ia bahkan tidak menutup pintu kamarnya. Kelvin menyaksikan mereka hampir bercinta dan itu hal yang memalukan. Riana tertunduk, gadis itu pun tampak malu. Namun, tentu saja rasa malu yang dirasakan keduanya amat berbeda. Riana tidak tahu dengan siapa ia melakukan hal itu.

"Ada telpon untukmu" ujar Kelvin dengan suara tajam. Josh mengernyit "Siapa ?" tanya Josh dengan bingung. Kelvin mengangkat bahunya "Entahlah" jawabnya lalu ia menatap Riana yang masih menunduk lalu memberikan telpon itu pada Josh.

"Halo" sahut Josh dengan pelan. "Oh, ya baiklah saya akan kesana sekarang"

"Siapa ?"

"Pendonor jantungmu, mereka ingin bertemu dengan kita" ujar Josh pelan. Kelvin mengernyit "Apakah kau tidak tahu siapa pendonor itu ?" tanya Kelvin. Josh menggeleng. Riana mengangkat wajahnya, ia ikut bingung memikirkannya.
Namun rasa malu pada Kelvin masih terasa. Kelvin pasti sangat marah, Riana bisa membacanya dari wajah Kelvin yang begitu sinis.

**

"Ini adalah makamnya, ia meninggal karena kanker paru-paru yang sudah lama dideritanya dan berpesan agar memberikan jantungnya pada saudara Kelvin" Kelvin terperangah menatap batu nisan itu. nama Parker ada disana dan Kelvin sungguh mengenalnya, ia menatap Riana dengan menyesal dan meneteskan airmatanya "Dia adalah ayahku..." gumam Kelvin lalu ia memeluk batu nisan itu. Riana menutup mulutnya, apakah benar ? bahwa laki-laki jahat yang selalu membuatnya ketakutan itu adalah ayah Kelvin ? lalu Kelvin sudah mengetahui semuanya ?

Riana memeluk Kelvin. Pria itu tampak begitu rapuh, kenyataan bertubi-tubi yang diketahuinya pasti sangat membuat Kelvin sangat terluka. Mengapa penderitaannya seolah tidak juga berhenti ?

"Maafkan ayahku, Riana. Maafkan, ayahku..." Kelvin menangisi nisan itu. Ia baru sadar bahwa selama ini Parker adalah ayahnya, seseorang yang tidak pernah mencintainya itu kini telah pergi namun begitu menjadi malaikat dengan memberikan jantung yang baru untuk Kelvin.

"Aku tidak pernah membencinya, sungguh aku memaafkannya" bisik Riana.

Disudut itu ada seseorang lain yang begitu terluka. Josh berdiri disana, menyadari bahwa ia tidak bisa memiliki keduanya. Kelvin tidak bisa sebagai adik dan Riana tidak sebagai kekasih. Kenyataan yang begitu menyakitkan.

**

Kelvin memulai kuliahnya dihari itu dengan tekad yang begitu kuat bahwa ia akan meraih mimpi-mimpinya. Ya, paling tidak untuk almarhum ayahnya. Ia tahu, ayahnya begitu mencintainya. Ia merasa bersyukur karena ternyata Tuhan memberikan keluarga yang begitu sempurna untuknya. Walaupun ia sendiri tidak pernah merasakan kasih sayang Parker namun Kelvin tetap mencintainya. Ya, cinta yang begitu besar.

"Aku akan ke kelasku, setelah itu ketua jurusan memintaku datang keruangannya siang nanti" ujar Riana menyadarkannya bahwa ia tidak sendirian. Riana ada bersamanya, ya seperti seorang adik yang begitu dicintai. "Ya, aku akan menunggumu dan pulang bersama" jawab Kelvin sambil melambaikan tangannya. Gadis itu berjalan kearah koridor kampus.

**

Riana menatap map ditangannya dengan tidak yakin, ia merasa bingung. Apakah ia terlihat berbakat dalam dunia desain interior ?

Apakah Mr. Ricard tidak salah memilihku ? Riana menatap Kelvin dari kejauhan dan pria itu tersenyum, Riana menghampirinya "Lama menungguku ?"

"Ya, dan aku lapar sekali"

Riana melirik jam tangannya dan mendengus "Ayo kita cari makan siang. Pukul 2 adalah jam makan siangku yang paling terlambat" ujarnya dan Kelvin terkekeh.

MY ADULT PARTNER 1Where stories live. Discover now