6

224K 6.6K 48
                                    

Josh terpaku pada cangkir kopinya sendiri. Suasana malam yang semakin dingin membuatnya mengeratkan mantel tebalnya. Kelvin menatapnya heran dan menunggu sampai laki-laki itu bicara, menjelaskan apapun yang sudah seharusnya di jelaskan padanya. Entah tentang hal apa.

"Kau menyukai Riana ?" Kelvin tampak tidak tahan dengan Josh, laki-laki itu terlihat tidak membuka pembicaraan sama sekali dan hanya mematut pada cangkir kopinya.

Josh mengangkat wajahnya "Apakah aku terlihat aneh ?" ujar Josh kemudian. Kelvin menyipitkan matanya, sungguh tidak mengerti akan arah pembicaraan mereka.

"Apakah aku terlihat aneh jika menyukai gadis yang terpaut sepuluh tahun denganku ?" Kelvin tersenyum kearahnya "Tentu saja tidak, tidak ada yang salah" jawab Kelvin pelan.

Josh menghela nafas lega, sejak tadi dadanya terasa penuh karena rasa bersalah telah memeluk Riana tanpa alasan didepan Kelvin.

"Kau sudah lama mengenalnya ?" Josh membuka suaranya yang sejak tadi tercekat di tenggorokan, Kelvin menyesap kopinya lalu tersenyum.

"Baru beberapa bulan, karena dia adalah adik tingkatku" jawabnya.
Josh mengangguk-anggukan kepalanya.

"Riana..." Josh menelan ludah menahan canggungnya, ia melirik kearah Kelvin "apakah dia memiliki kekasih ?"

Kelvin terkekeh, "Dia terlalu polos, tenang saja gadis itu belum pernah memiliki kekasih seumur hidupnya"

"Benarkah ?" Josh terperanjat. Gadis seperti Riana belum memiliki kekasih pasti bukan karena tidak ada laki-laki yang mencintainya bukan ?

Kelvin mengangguk yakin. Dada Josh terasa membuncah, entah betapa beruntungnya jika ia menjadi laki-laki pertama bagi gadis itu. Betapa semakin ingin ia melindungi gadisnya itu.

Tanpa sadar, Josh mengklaim Riana sebagai miliknya.

**

Riana. Gadis itu menatap Josh dari kejauhan, entah mengapa rasanya ia sangat malu menemui pria itu. Josh pada akhirnya berhasil mendapatkan nomor ponsel Riana, pria itu menghubunginya dan mereka sudah membuat janji temu. Riana tidak tahu apa yang membuat Josh ingin menemuinya, namun membayangkan Josh yang memeluknya begitu erat kemarin malam membuatnya enggan bertemu.

Tapi akan terasa canggung jika Riana menjauhinya bukan ?

Kakinya melangkah ragu, pria itu berada di area parkir khusus di kampusnya. Menantikan Riana penuh harap, agar gadis itu menemuinya untuk menjelaskan sesuatu. Senyumnya mengembang saat ditatapnya Riana yang menghampirinya dengan senyuman ragu-ragunya.

"Josh..." sapanya pelan. Josh tersenyum, tepatnya memaksakan dirinya sendiri untuk tersenyum "Kau sudah makan ?" tanya Josh kemudian. Riana menggeleng "Hanya kita berdua ?" Riana menoleh kearah mobil Josh dan tidak menemukan Kelvin disana. Josh mengangguk "Hanya kita berdua" ujarnya menyerupai perkataan Riana.

"Kau keberatan ?" tanya Josh dengan waspada. Riana menggeleng lalu tersenyum lalu Josh menghelanya masuk kedalam mobil. Gadis itu menurutinya, Josh bersorak dalam hati.

**

Gadis itu masih tertawa saat mereka akan memasuki apartemennya, ia sempat mengira Josh adalah seseorang yang kaku karena usia mereka terpaut cukup jauh namun nyatanya tidak. Josh bisa melakukan hal-hal bodoh yang membuatnya tertawa.

"Silahkan duduk..." ujar Riana sambil tersenyum, Josh membalas senyuman cerianya dan duduk di sofa itu. saat itu sudah pukul tujuh malam dan mereka baru sampai di apartemen Riana. Riana duduk disebelah Josh, membuat Josh tidak mau berhenti menatapnya. Apakah gadis itu mengerti dengan apa yang Josh rasakan ? bahwa dengan menatapnya bisa membuat Josh sungguh merasa nyaman.

MY ADULT PARTNER 1Where stories live. Discover now