17

104K 3.4K 70
                                    

Riana mengerjap beberapa kali, ia butuh memastikan penglihatannya yang mungkin saja salah karena cuaca diluar sangat buruk dan mungkin saja ada hubungannya dengan pencahayaan kafe yang redup itu. namun tidak, gadis bernama Andrea itu memang benar sedang berdiri menatapnya dengan wajah yang masih shock. "Andrea..." akhirnya Riana berhasil menyuarakan pikirannya.

Andrea menelan ludah "Anda... nona Riana ?" tanya Andrea dengan tidak percaya. Riana mengangguk pelan lalu menunjuk kursi didepannya itu sambil mengusahakan seulas senyum untuk Andrea "Duduklah disini" gumam Riana pelan dan Andrea mengangguk sambil menarik kursi itu dan duduk setelahnya. Andrea terdiam sebentar sambil mengingat sesuatu.

Wajah Andrea mengingatkan Riana akan kesedihannya selama ini, kesedihan yang selalu berusaha ia lupakan namun semakin ia berusaha dan usaha itu sia-sia kalau pada kenyataannya Andrea duduk dihadapannya seolah sedang membuka luka lama.

"Maafkan aku tentang malam itu" ujar Andrea pelan, sambil menahan rasa sungkannya pada Riana. Riana menggeleng pelan "Bukan salahmu, hubungan kami memang tidak bisa dilanjutkan lagi".

Dia kakakku...
Bisik perasaannya sendiri, rasanya masih sama seperti dulu. Menyakitkan.

"Aku tahu tuan Josh tidak sedang berpikir bahwa ia menciumku, nona pasti salah paham denganku" Andrea berusaha menjelaskan apa yang mengganggu pikirannya selama ini, Riana tersenyum tipis "Riana. Panggil aku Riana" ucap Riana pelan.
"Dan ya, awalnya aku salah paham denganmu. Tapi, aku memikirkan hal itu wajar. Mungkin jalannya harus seperti itu" jawab Riana pelan.

"Nona, tuan Josh sangat mencintai anda"

Riana mengangguk pelan, ada rasa kering ditenggorokannya bahkan Riana harus mendorong gundukan rasa perih itu untuk mengatakannya "Aku tahu, dan karena itu aku pergi"

"Kenapa ?"

"Karena keberadaanku hanya akan menyakiti" ucap Riana lirih, matanya menahan gumpalan kesedihan yang menghangat. Airmata itu tidak sempat menetes karena Riana dengan terburu-buru menyekanya "Jangan pikirkan hal itu, kau mau pesan sesuatu ?" tanya Riana lembut. Andrea mengangguk dan Riana memanggil salah satu pelayan dan andrea memesan Cappucinno hangat untuk dirinya sendiri.

Lalu pesanan mereka datang bersamaan dan mereka terlibat obrolan, obrolan yang membuat mereka mengenal satu sama lain. Andrea tidak mengatakan apapun lagi tentang Josh karena melihat kesedihan dimata Riana saat ia menyebutkan namanya.

Ya. sekali lagi - Riana tidak akan pernah bisa melupakan pria itu. perasaan Riana masih menolak bahwa mereka adalah saudara dan Riana harus menghentikannya sebisa mungkin dengan cara menghindari segala sesuatu yang berbau Josh. Namun untuk kehadiran Andrea, Riana sungguh tidak menyangka bahwa gadis itu mengambil cuti dan memutuskan untuk berlibur di Birmingham.

Hujan diluar semakin deras, mewakili perasaan Riana yang selalu tersenyum namun menyimpan airmatanya rapat-rapat agar tidak ada seorangpun yang tahu akan kesedihannya. Selama ini, itulah yang dilakukannya. Tersenyum pada siapapun dan tertawa bahagia, namun jauh didalam hatinya ia terluka.

**

"Andrea ?" Kelvin hampir saja lupa bahwa kamarnya hanya bersebelahan dengan Josh. Ia terperanjat saat mendengar Riana bercerita tentang Andrea yang tiba-tiba saja berada di Birmingham. Kelvin tentu saja kaget, bagaimana bisa ada seseorang yang bisa menemukan Riana disana ? dan itu adalah orang yang cukup dekat dengan Josh.

Apakah hal itu hanya kebetulan ataukah Josh sengaja mengirim orang untuk mencari Riana dan Andrea menjadi umpannya ? haruskah Kelvin menaruh rasa curiga pada kakaknya itu ?

"Kau berteriak agar seisi rumahmu tahu bahwa kau sedang berbicara denganku ?" Riana mendengus dan membuat Kelvin mengecilkan suaranya. "Maaf, aku hanya kaget. Bagaimana bisa gadis itu berada di Birmingham ?"

MY ADULT PARTNER 1Where stories live. Discover now