[4] "ZuuOovxq; Important Secret Code."

407 53 1
                                    

RE menghentikan laju mobil yang ia kendarai, berhenti depan gerbang raksasa menjulang tinggi di depan rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RE menghentikan laju mobil yang ia kendarai, berhenti depan gerbang raksasa menjulang tinggi di depan rumah. Semua bersiap-siap membawa barang masing-masing dan keluar dari mobil. Mendongak untuk memastikan, kanan kiri bahu jalanan hanya ditumbuhi pepohonan rindang, atasnya pun begitu. Ketika berjalan, bunyi gesekan sepatu dengan dedaunan kering terdengar nyaring. Memecahkan keheningan.

Ezra tengah sibuk mengutak-atik camera recorder digenggaman, sampai tak sadar jika dia berjalan bak menggiring arahan. Tangkapan kamera berwarna abu-abu itu menjadi topik penglihatan antar semua.

“Semoga memory card-nya nggak cepet abis,” ujar Cava tersenyum tipis padanya.

“Asal nggak banyak tingkah, hemat aja.”

Dua pintu besar dihadapan mereka memiliki gembok, tak seperti biasanya, gembok ini harus dibuka menggunakan sandi huruf yang tak diketahui. Mengetahui hal tersebut, lantas remaja itu mengembuskan napas lelah—belum apa-apa sudah disuguhi hal seperti ini. “Coba cari.” 

Sekian lama berputar-putar disana, tak ada satupun titik cerah mendatangkan, ditambah langit mendung kehitaman pertanda hujan akan membasahi bumi saat itu. Noraa menetralkan napasnya yang tersengal-sengal, pandangannya menuju area di belakang pot biru tua tersebut. “Wait.” Ia berujar sambil menyingkirkan benda itu, hingga akhirnya terukir senyuman merekah bahagia.

Finally, gue nemu pertama. Ternyata hurufnya nyatu sama tembok, liat baik-baik,” nasehat Noraa dibalas anggukan paham.

Sangat memakan waktu 20 menit, mereka telah menemukan huruf-huruf untuk membuka pintu ini. Tertinggal satu lagi, mau tak mau harus berusaha lebih giat, tentu cobaan berat bagi mereka karena cahaya matahari kurang memadai. “Semoga bener urutannya, amin ....”

ZuuOovxq’.

Ceklek.

Bunyi pintu terbuka dan terbuka lebar menimbulkan kesan mistis bercampur kengerian. Jejaring laba-laba memenuhi sudut ruangan, lampu gantung bergerak perlahan seolah sengaja digoyang, serta tangga berbahan kayu sudah lapuk.

Begitu berjalan bersisian, Cava memperhatikan raut wajah Noraa yang terlihat memucat. Tangan kirinya bergetar hebat setelah menyentuh dada— menenangkan dirinya. Sedikit sulit mengontrol napasnya terbilang pendek-pendek, belum lagi rasa panik tiba-tiba menyerang. Ya, dia mempunyai panic attack

You okay?” Cava bertanya lirik memecahkan keheningan. “Calm, rasa panik lo akan menghilang kok,” tambahnya sekaligus mengusap-usap lembut bahu Noraa.

HOMICIDESWhere stories live. Discover now