[5] "Christmas Eve; Plan Change?"

327 46 1
                                    

CHRISTINA menampilkan senyuman-senyuman tertahan dibenda kenyal berwarna merah muda itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

CHRISTINA menampilkan senyuman-senyuman tertahan dibenda kenyal berwarna merah muda itu. Setelah membaca beberapa pesan dari seseorang yang ia anggap spesial.

Kata siapa, perilaku mengungkapkan isi hati atau confess dilakukan oleh remaja Indonesia saja. Buktinya, gadis berdarah Skotlandia ini melakukan hal sama, kedua tangannya bergetar ditambah keringat dingin berkujur di seluruh badan.

Crush <3
• Really? But ... i have crush on you too <3

“AAA ASTAGA. YA TUHAN TOLONG BANGUNKAN SAYA KALAU INI HANYA MIMPI!” pekiknya kegirangan sambil menggigiti bantal sofa gemas. Semburat kemerahan mencapai telinga terlihat jelas.

Handphone bermerk apel gigit itu terlempar mengenaskan pada Stefan yang terfokus pada laptop-nya. “Berisik sialan.”

“Stefan! Tolong cubit lenganku dan katakan kalau diriku sedang di alam sadar!” ujar Christina mendusel-dusel ke dalam pelukan cowok itu.

Melihat hal itu, ia memutar bola mata malas. Ingin sekali melempar orang di hadapan ke luar rumah dan menyuruhnya menjadi gelandangan tertimbang dalam rumah. “Dia hanya bercanda.”

“Kenapa? Kau tidak—”

Ting.

Notifikasi berbunyi nyaring dari handphone-nya. Lantas Christina cepat-cepat mengecek dari layar pop-up sebelum masuk pada room chat. Jawaban yang sungguh-sungguh membuat mood-nya hancur berkeping-keping.

Crush <3
Um, sorry. Just kidding, HAHA.

“Sialan, brengsek, bajingan! Semua cowok sama aja di dunia ini!” maki Christina mengundang gelak tawa dari Stefan. Ia tertawa puas karena tau jika tidak semua orang gampang menerima confess langsung.

“Sudah ku—”

“DIAM!”

[] [] [] [] []

Bangunan megah berdiri kokoh di tengah kota Metropolitan ini cukup ramai diisi banyaknya orang-orang untuk mengikuti acara pada malam natal.

Hari penuh makna bagi umat Kristiani berjatuh pada tanggal 24 Desember—lahirnya sosok penting sebagai Juru Selamat ke dunia ini—tepatnya di Betlehem, Galilea.

Suasana gelap merambat ke dalam ruangan, lilin-lilin di genggaman masing-masing menyala indah beserta pantulan cahaya pohon natal di dekat altar gereja. Semua orang—termasuk empat remaja itu memejamkan mata, berdo’a sesuai harapan lalu melantunkan lagu Malam Kudus dengan khidmat.

Seumur-umur Noraa tak pernah merasakan malam natal kali ini benar-benar berbeda dari biasanya. Situasi meriah walaupun masih terbatas karena pandemi tak menghilangkan ciri khas dari semua. Kini, gadis cantik berbalut midi dress korean style berwarna biru muda itu mengembuskan napas panjang.

HOMICIDESWhere stories live. Discover now