[10] "Aquarius; The Key To The Problem."

195 25 1
                                    

DITENGAH keheningan sore, berhias langit hitam menyembunyikan sang senja untuk berkilau di tepi laut. Air jernih kebiruan mulai mengeluarkan deburan ombak setelah sesuatu jatuh ke dalam sana.

Relung kehidupan seolah tak melepaskan dirinya mencapai surga dunia kebebasan. Kelabu hitam sungguh menciptakan tipu muslihat ke dalam kerinduan.

Buih-buih muncul, kedua kakinya terus bergerak tenang ke permukaan laut, sangat sulit membuka bola mata indah itu lantaran perih menyerang saraf-saraf sekitaran.

Sedikit lagi..

Mencapainya..

Sore itu, gumpalan kapas kelabu menutupi awan sehingga menimbulkan angin kencang bertiup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sore itu, gumpalan kapas kelabu menutupi awan sehingga menimbulkan angin kencang bertiup. Disusul petir menggelegar menusuk indra pendengaran, membuat siapa saja ngilu mendengarnya.

Sang Direktur sepertinya ingin mengetahui apa yang dilakukan empat remaja tersebut dalam beberapa minggu pencapaiannya.

Enzo mengambil teropong lalu mengarahkannya pada bangunan besar berdiri di tengah hutan-lebih tepatnya sedikit terpencil dari pemukiman masyarakat. Baling-baling helikopter berputar cepat menciptakan arus angin, mendarat perlahan di halaman rumah De Vries.

Rumah kematian.

Pandangan heran tak bisa ditutupi mereka bertiga tatkala melihat apa yang di depan mata saat ini. Coretan-coretan dari cat pilox dan api menyala membekas jelas di sana.

Meski kini rumah tersebut ditinggalkan bertahun-tahun, namun gaya khas tersendiri masih melekat seperti sedang disambut tuan rumah. "Ada yang aneh," ujar Francesca memulai percakapan.

"Entahlah." Laki-laki itu tak bisa mendeskripsikan apa dipikiran. "Tetapi Chris memberitahu-ku jika dia menerima Noraa."

"Tunggu, Chris? Bukankah berada di Los-"

"Mengurus kematian saudaranya." Jawaban sang pendiri sekolah Wismagama memancing iris mata dua orang itu.

Pasangan suami-istri itu hanya diam beberapa menit sampai langkah kaki dari empat remaja di anak tangga terhenti. Meski posisi sedikit jauh, Noraa meyakini jika mereka datang bukan untuk membantu, melainkan sesuatu yang lain.

"Kenapa di sini?" tanya Noraa dengan mata melekat menatap koper kecil di sana.

Francesca tak menjawab, ia melambaikan tangan pada Chris dan Joel saat muncul dari ruangan Taurus. "Direktur? Senang bertemu denganmu, apalagi mereka berempat antusias membantu kita," jelas Chris memulai basa-basi.

Noraa mengembuskan napas lelah, entah mengapa kehadiran kedua orangtuanya sedikit mempersuram keadaan bahkan berubah 180° dari biasanya. Cewek itu perlahan menjauh dari kerumunan.

"Hey, mau kemana? Ikut bersama kami mendiskusikan tugas ini," tegas Enzo tiba-tiba sembari mencekal erat pergelangan tangan Noraa.

"Ingin mengecek pintu Taurus saja," balasnya lesu. Tak ada dorongan semangat.

"Ikut kami!"

Tak ingin memperkeruh keadaan, Ezra langsung menengahi, mengajak bicara Chris dan mempersilahkan Francesca menduduki sofa besar di sana. Cowok itu sebenarnya pusing akan sikap Noraa yang benar-benar berubah di depan mereka. "Menyebalkan."

"Sepertinya Noraa dan lainnya kebingungan, mengapa banyak pintu yang masih terkunci. Oleh sebab itu, saya ingin memberikan ini." Aitor melemparkan kunci Aquarius kepada Re, sedangkan sang tokoh hanya bisa mengernyitkan dahi bingung. Ada sesuatu yang tak beres.

Begitu pula dirasakan oleh Cava, ia menatap Re aneh kemudian gestur tubuh mengarah pada Chris dan Aitor. "Kau sangat-sangat bodo—"

"Kami akan mencobanya," potong Cava membuat Direktur sedikit geram karena ucapannya terhenti.

Kunci itu ... Aquarius? Mengarah pada suatu tempat yang gelap, kedap suara dan sebagian orang sedikit membencinya karena phobia ataupun tak ada oksigen di sana? Bukankah itu basement?

 Aquarius? Mengarah pada suatu tempat yang gelap, kedap suara dan sebagian orang sedikit membencinya karena phobia ataupun tak ada oksigen di sana? Bukankah itu basement?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

A/N : To the point. Mungkin cerita ini ditakdirkan tdk akan selesai.

HOMICIDESWhere stories live. Discover now