Kebersamaan

573 129 15
                                    

Bukan ratusan kata Cinta yang membuat sebuah hubungan bertahan.
Namun, komitmen dua pihak yang membuatnya berjalan.

***

Menyintasi cakrawala mungkin terdengar berlebihan menurut seorang Sunoo, tapi tidak bagi cewek bersurai hitam pekat dengan poni yang hampir menutupi kedua matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menyintasi cakrawala mungkin terdengar berlebihan menurut seorang Sunoo, tapi tidak bagi cewek bersurai hitam pekat dengan poni yang hampir menutupi kedua matanya. Arletta, kata tersebut memiliki banyak makna. Wajar saja, sebab cewek itu adalah pengagum sajak.

Bukan, Arletta bahkan tidak pernah menulis puisi-puisi dengan sajak indah seperti karya penulis terkenal yang sering dia baca. Hanya saja, dia suka mengucapkan kata demi kata yang memiliki makna tersembunyi itu dengan intonasi khas miliknya.

Seperti sekarang, Arletta tengah melafalkan sebuah puisi cinta karya penulis favoritnya. Dan tentu saja ditemani oleh kekasihnya, yang sedaritadi menguap sambil mendengarkan.

"Noo!" seru Arletta sambil bersidekap dada.

Setelah menguap sekali, Sunoo mengernyitkan dahi. "Iya teh Letta?" jawabnya.

"Lo dengerin gue nggak sih? Kalau mau tidur, sana di luar." Arletta merajuk, dan Sunoo tahu itu.

Tapi, tak membuat cowok dengan surai hitam itu menuruti pintanya untuk tidur di kamar tamu. Sunoo malah menelungkupkan wajahnya di antara kedua tangan yang tertumpu pada lutut.

Sekadar informasi, setelah dua minggu lalu di mana kecelakaan pesawat yang membuat orang tua Daniel maupun Soya meninggal, membuat Arletta sedikit posesif terhadap Sunoo. Sebab saat itu, Arletta mulai merasa cemburu dengan Soya yang terlihat akrab dengan kekasihnya itu.

Mereka berdua --Arletta dan Sunoo ada di ruang tamu dengan posisi Sunoo duduk dan Arletta berdiri.

"Nggak mau." Sunoo mengabaikan Arletta.

"Lo ngeselin banget sih. Gue jadi nggak bisa menghayati tau. Padahal puisi ini bagus banget," protes Arletta sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Sunoo mendongakkan kepalanya. "Ya udah, kamu lanjut aja teh. Gua 'kan cuma nemenin, emangnya ganggu?"

"Iya! Mengganggu banget, karena lo nguap terus daritadi..." jawab Arletta sambil mengerucutkan bibirnya.

"Nah, ya udah sekarang gua tiduran di sini. Anggap aja gua nggak ada teh. Abisnya suara kamu pas baca puisi itu kayak lagi ngedongeng. Gua jadi ngantuk..." Sunoo menyengir lebar.

"ISH SUNOO!" rengek Arletta.

Sunoo menutup kedua telinganya lalu bergegas menuju dapur. "Apasih teh Letta sayang, cempreng banget seriusan!"

"Lagian, gue bukan ngedongengin lo! Udah sana mendingan lo pulang aja." Arletta mengatakan itu sebelum bergegas menuju kamarnya yang terletak di dekat tangga.

Palang Merah Cinta | Kim SunooWhere stories live. Discover now