Ayo, Saling Percaya

474 101 9
                                    

"Teh, kamu harus percaya sama gua."

Terlihat Sunoo tengah menatap Arletta, lebih tepatnya memohon agar kekasihnya itu tak salah paham. Sebab lagi-lagi, ada saja rumor yang beredar kalau sebenarnya Sunoo mencintai Soya ataupun sebaliknya.

Arletta menghela napas. "Kayaknya kita emang butuh waktu. Gue tau, lo nggak akan selingkuh. Tapi, mau sampe kapan gue denger gosip murahan itu terus?"

"Lagian ya, gue tau kalau Soya emang suka sama lo. Nggak usah ngelak Noo. Karna gue cewek, gue bisa liat cara Soya natap lo tuh beda," lanjut Arletta sambil menahan emosinya.

Siapa sih yang tidak lelah? Hampir setiap Arletta berjalan di koridor, kantin, perpustakaan, bahkan di kelas pun ada saja yang berbisik membicarakannya. Mereka bilang kalau Arletta sudah merebut Sunoo dari Soya.

"Beda gimana? Gua nggak ada apa-apa sama dia. Terus gua harus gimana? Minta dia buat jauhin gua?" Oke, Sunoo sepertinya mulai tersulut emosi.

Menggelengkan kepala dua kali, Arletta bukan bermaksud begitu. Dia juga tahu batasannya. Hanya saja, dia butuh waktu untuk semua ini. Kalau ditanya cinta atau tidak pada Sunoo, pasti jawabannya cinta. Tapi, mau bagaimana lagi?

Melihat Arletta yang diam saja, akhirnya Sunoo mengangguk. "Oke, kalau emang ini mau kamu, teh. Gua akan ikutin semua alur yang kamu buat. Selama gua masih bisa liat kamu, gua akan bertahan," ucapnya dengan mantap.

"Jadi, tolong banget teh. Jangan kayak tadi ya. Nggak ada kabar seharian. Susah dihubungin. Kalau kamu ilang, gua gimana teh? Seenggaknya pikirin orang yang peduli sama kamu teh." Sunoo menangkup kedua tangan Arletta.

Jadi, beberapa jam lalu Arletta sempat susah dihubungi. Setelah dia izin ke toilet sebentar, ternyata dia malah kabur dan bolos pelajaran terakhir. Bahkan dari pagi pun dia susah dihubungi.

Sebenarnya waktu di toilet, Arletta mendengar Soya mengatakan bahwa dia mencintai Sunoo. Hanya saja dia tahu kalau Sunoo menganggapnya adik. Jadi, Soya tak bisa mengungkapkan perasaannya pada Sunoo. Dan Arletta tidak menyalahkan Soya sama sekali. Tapi, ada perasaan canggung ketika Arletta mengetahui fakta itu.

"Ya lagian sih Soy, kenapa nggak jujur aja sama Sunoo?" Itu kata teman Soya.

Soya hanya menggelengkan kepala dua kali. "Gue nggak bisa. Kalau gue utarain, yang ada dia malah ngejauhin gue. Itu lebih nyiksa ketimbang liat dia sama cewek lain," jawabnya.

"Hhh iya juga sih. Ya udah lah sama Jay aja. Dia nggak kalah keren dari Sunoo. Dan gue liat nih ya, dia kayaknya suka sama lo deh."

"Mana ada. Gue sama Jay ya kayak abang adek. Selama Daniel sibuk, ya Jay yang selalu ada buat gue. Lagian gue juga nggak mau jadiin Jay pelarian gue," sahut Soya.

"Ya udah lah, jodoh nggak akan kemana-mana kan? Gue harap Sunoo bahagia, itu cukup buat gue," lanjutnya.

Tanpa mereka ketahui, Arletta ada di bilik toilet ujung. Dia mendengar semuanya dan sedikit merasa bersalah dengan Soya. Sebab, dia baru mengenal Sunoo tapi dengan percaya dirinya dia malah menerima Sunoo menjadi kekasihnya. Kalau bisa dibilang, orang yang paling memahami Sunoo ya Soya.

"Lagian gue juga nggak kemana-mana. Gue nggak punya tujuan buat kabur apalagi ilang. Lo aja yang berlebihan, Noo." Arletta sudah memantapkan hatinya untuk mengenal Sunoo lebih jauh. Namun, dalam artian bukan sebagai kekasih.

Sunoo tersentak dengan kalimat yang dilontarkan oleh Arletta. Sepertinya cewek itu benar-benar sudah membangun dinding untuk pertahan dirinya. Sebagai cowok bijak, kata Bapak Suho, seorang laki-laki harus bisa meluluhkan wanitanya dengan usahanya sendiri. Jadi, Sunoo bertekad untuk mengejar Arletta lagi.

Menghela napas, Sunoo akhirnya mengalah. "Ya udah teh, tapi—"

"Letta! Jadi pulang bareng gak?" celetuk Jake dari arah berlawanan.

Posisinya mereka sedang ada di parkiran tempat bimbel. Seharusnya Arletta sudah pulang sejak beberapa menit lalu, hanya saja Sunoo datang dan mengajaknya bicara. Sebab Arletta susah dihubungi sejak siang.

Mendengar penuturan dari Jake, seketika Sunoo menatap Arletta meminta penjelasan. "Gua kayaknya banyak nggak taunya tentang kamu teh. Nanti gua bilang apa ya sama mami. Bisa dicengin sebulan sama bapak deh," ucapnya.

"Lah ada lo, Noo? Jangan salah paham dulu nih. Gue emang ada janji sama Letta mau bahas soal penggalangan dana sepulang les. Jadi, selow jangan emosi," jelas Jake sambil tersenyum kikuk.

Arletta malah menambah keruh suasana. "Nggak perlu dijelasin ke dia. Udah ayo buruan, ditungguin sama Heeseung dan yang lain," sahutnya sambil menarik ujung jaket Jake.

Jake pun menjadi serba salah. Dia tidak tahu apa-apa, tapi Sunoo menatapnya seperti tidak suka. Ditambah sikap Arletta yang seakan sedang menghindar dari Sunoo. "Tapi Let, itu cowok lo gimana?" tanyanya ketika mereka mulai menjauh.

"Bisa nggak, bahas yang lain?"

"Tapi nggak gitu juga Let. Kalo emang lagi berantem jangan bawa-bawa gue." Jake bukannya tak ingin membantu, tapi dia malas kalau disalahpahami.

Arletta memperlambat langkahnya. Mereka hendak menuju kafe yang ada di ujung jalan. "Ya maaf. Gue tuh ngerasa kayak jadi perusak hubungan orang. Rasanya tuh nggak enak!"

"Maksud lo gimana? Lo sama Sunoo pacaran kan? Terus siapa yang jadi perusak hubungan orang?" Jake tak paham maksud Arletta.

Merasa serba salah, Arletta malah menghentak-hentakkan kedua kakinya. "Gue sayang sama dia, tapi ada cewek lain yang ternyata sayang banget sama dia." Arletta menghentikan langkahnya. "Apa gue nggak berhak bahagia?"

"Kalo ngomong tuh yang bener. Lagian nih ya Let, kalo emang sayang ya pertahanin. Ngapain dilepas?"

Kayak gue yang masih mempertahankan rasa cinta gue buat lo, Lett..

Arletta kembali merajuk. "Masalahnya tuh nggak sesimple itu. Rumit tau! Ah udah lah, ayo pulang, rapatnya ditunda aja dulu. Gue capek banget."

Sedangkan Sunoo hanya bisa memandang punggung Arletta yang semakin menjauh. "Gua nggak akan nyerah!"

***

Akhirnya setelah sekian purnama, aku update lagi hueeee. Maaf menunggu lama ya? Masih pada kawal Letta dan Sunoo kan? hhehe anwy, ada yang nungguin gak

©®ayspcy, 2k21


Palang Merah Cinta | Kim SunooWhere stories live. Discover now