Menahan Senyum;

913 205 17
                                    

Soya; gadis yang masih menggerutu tak jelas, padahal dia sudah tiba di rumahnya sejak satu jam lalu. Bahkan, Jay yang ada di dekatnya ikut terkena imbas.

"Jay! Harusnya lo liat tadi! Pikirkan, gue harus berebut map karakter sama cowok tadi. Ck, nyebelin banget nggak sih!" lanjut Soya menggerutu.

Jay mendesah pelan, padahal sedaritadi hanya menjadi pendengar setianya --terpaksa karena kalau tidak Soya bisa membuatnya menderita dengan rengekan dari gadis itu.

"Jay! Jawab gue! Kenapa diem aja?!" protes Soya untuk kesekian kali.

"Kenapa Soy? Terus, gue harus ngapain biar lo berhenti ngoceh?" jawab Jay dengan santai, sambil menguap karena mengantuk.

Soya mendengus kesal, pasalnya disaat dirinya sedang bercerita mengenai kejadian yang menimpanya tadi, Jay malah asik-asikkan tidur di atas ranjang kamarnya.

"Gue mau es krim vanila dan ketoprak kerupuknya banyak!" jawab Soya sedikit ketus. Lalu, ia bersidekap dada.

Jay tahu, bagaimana caranya membuat Soya berhenti menggerutu dan mengoceh. Bertanya apa yang harus gue lakuin atau terus maunya gimana.

Dan biasanya, Soya akan menjawab dengan berbagai menu makanan favoritnya; es krim, pizza, coffee atau ketoprak.

"Yakin cuma itu? Jangan gangguin gue ya kalau kurang," sahut Jay sambil mengubah posisinya menjadi duduk.

Soya mengangguk mantap sambil memainkan berbagai ekspresi di wajahnya; mengerucutkan bibir, memutar bola matanya malas, dan mendengus kesal.

Jay menyambar ponselnya yang ada di dekatnya --atas kasur. Lalu dia mulai mengetik pesanan yang diinginkan Soya. "Oke, satu es krim vanila dan ketoprak udah gue pesen. Gue tidur sebentar."

"Jangan di kamar gue! Sana di kamar Daniel! Gue juga pengen istirahat!" protesnya lagi.

Ya, Soya adalah adik kandung, ah bahkan saudara kembar dari Daniel. Kebetulan Daniel sedang ada urusan keluar rumah. Jadi, dia meminta Jay untuk menemani kembarannya. Itu sudah biasa, bahkan Jay, Sunoo maupun Jungwon sering menginap di rumah Daniel. Apalagi orang tua mereka yang seringkali bepergian ke luar negeri untuk urusan pekerjaan.

Dan sekadar informasi saja, kalau Soya ternyata memendam perasaan pada Sunoo. Hanya saja Soya tak berani mengatakan itu pada kembarannya sekalipun. Bagi Soya, masih bisa melihat Sunoo baik-baik saja sudah cukup.

"Cepet pindah! Gue mau ke dapur sebentar, haus. Lo udah harus menyingkir dari kasur gue pas gue balik ntar!" titah Soya sambil beranjak dari kursi yang dia duduki.

Jay hanya mengangguk pelan sambil memejamkan mata. Dia mendesah pelan dan malah meraih bantal yang ada di sisi kanannya. Ternyata dia malah berdiam di sana --kasur Soya.

Saat Soya telah kembali ke kamarnya, dia mendapati Jay yang tengah tertidur pulas. Bahkan mulutnya sedikit terbuka dengan napas yang teratur, mendefinisikan bahwa dia tertidur nyenyak sekali.

"Ih tuhkaaaan Jaaaay! Mana tega gue banguninnya. Ck, Jay ish!" gerutu Soya sambil memerhatikan wajah damai Jay yang matanya terpejam itu.

Akhirnya Soya memutuskan untuk mengalah yang kedua kalinya. Sambil menunggu pesanannya datang dan Daniel pulang, Soya berencana untuk meminjam kamar saudara kembarnya itu. Dia sungguh ingin rebahan.

Palang Merah Cinta | Kim SunooWhere stories live. Discover now