Kalah Saing;

700 150 7
                                    

Kemarin, sebelum status baru Sunoo dan Arletta terungkap.

"Bin, lo kenal sama Soya?" tanya Hyuka saat dia dan Soobin tiba di depan pintu rumah.

Soobin menggelengkan kepalanya ragu, lalu mengangguk pelan. Membuat Hyuka mengernyit heran karena bingung apa yang dimaksud dengan sahabatnya itu.

Hyuka ikut menggelengkan kepalanya. "Ini maksudnya apa? Terus kenapa lo ngangguk juga Bin? Gue nggak ngerti!" sahutnya.

"Gue juga nggak ngerti, Ka." Soobin menggedikkan bahunya acuh. Dia bingung harus menceritakan padanya soal kejadian perebutan map dengan Soya atau tidak.

Menggelengkkan kepala lagi, Hyuka melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam rumah. Diikuti oleh Soobin di belakangnya. "Aneh lo, Bin!"

"Aneh gimana? Harusnya lo yang aneh Ka. Lo bilang sakit tapi malah berkeliaran," sahut Soobin.

Mereka berdua --Hyuka dan Soobin duduk di sofa ruang tamu. Detik berikutnya terdengar suara gaduh dari arah dapur.

"Ka! Hyukaaa!" teriak Daniel dengan suara lantangnya.

Hyuka langsung beranjak dari tempatnya untuk menghampiri sumber suara. Ternyata Daniel tengah bertengkar dengan binatang yang paling dia takuti --kecoa.

Terlihat Hyuka tertawa terbahak-bahak, begitu juga dengan Soobin. Pemuda bertubuh bongsor itu ikut panik dan berakhir mengikuti Hyuka menuju dapur.

"Astaga Niel! Gue kira ada apaan! Penakut banget sih!" ejek Hyuka yang masih tertawa riang.

Soobin menyahutinya dengan menganggukan kepala, tanda dia setuju dengan ucapan Hyuka. Bagaimana tidak? Pasalnya wajah Daniel saat ini sangat merah dan juga penuh kerutan di mana-mana karena ketakutannya itu.

"Cepetaaan elah! Buang serangga itu!" teriak Daniel panik.

Dengan cepat Hyuka menyambar gagang sapu yang ada di dekat pintu. Dia langsung memukul kecoa tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.

"Udah nggak ada," ucap Soobin sambil mencolek-colek punggung Daniel. Pasalnya dia sedang menghadap tembok seperti merayap.

Daniel pun mengembuskan napas lega. "Astaga Ka, di rumah lo ada serangga kayak gitu. Pasti lo nggak pernah ngebersihin rumah. Gue pulang dah!" ucapnya.

"Ya udah sana pulang. Jangan balik lagi," sahut Hyuka.

"Awas lu Ka!" seru Daniel dan melangkahkan tungkainya menuju pintu utama.

Meninggalkan Soobin dan Hyuka yang masih berdiri di sana. "Ka, gue pamit pulang ya."

"Ya udah, sebelum pulang lo harus cobain kue buatan Soya. Enak banget asli dah!" sahut Hyuka.

Soobin mengernyit heran. "Nggak ah, ntar ada yang kesangkut digigi gue. Buat lo aja semuanya. Gue pamit ya, bro!"

"Ya udah. Hati-hati Bin!" sahut Hyuka sambil mengantarkan Soobin sampai depan pintu.

Sedangkan di sisi lain. Lebih tepatnya di kediaman Daniel. Soya tengah berguling-guling tak jelas di atas kasur.

"Ngapain lu di sini? Jangan mengacau di kamar gue anjir!" seru Daniel dari ambang pintu kamar, setelah melihat kelakuan kembarannya itu.

Soya yang awalnya menelungkupkan kepalanya, langsung menengadah dan mengubah posisinya menjadi duduk. "Niel, bilang sama temen lo itu. Jangan cuma bisa tidur aja! Gue bosen banget ini!" rengeknya.

Siapa yang dimaksud Soya? Ah, pasti Jay --sahabatnya itu. "Ada apa emangnya sama Jay? Wajar aja, dia kecapean karena semalam lo demam."

"Hah? Gue demam? Terus apa hubungannya sama Jay?" tanya Soya tak mengerti.

Daniel menghampiri Soya dan duduk di sisinya. "Semalam lo demam tinggi. Emang lo nggak sadar?"

Soya menggelengkan kepalanya pelan. "Gue nggak tau. Semalam gue cuma mimpi tentang papa dan mama. Gue kangen banget sama mereka."

Satu tangan Daniel mendarat tepat dipucuk kepala Soya. Dielusnya dan dimainkan rambutnya. "Justru itu. Semalam lo ngigo manggil-manggil papa dan mama. Terus lo demam tinggi. Dan Jay yang ngurus lo semalaman sampai nggak tidur."

"Jay? Emang lo ke mana? Belum pulang?" tanya Soya.

"Gue udah pulang dan tidur di kamar lo. Maafin gue, semalam gue juga nggak enak badan jadi gue tidur cepat. Beruntung Jay pengertian dan bersedia ngejagain lo," sahut Daniel.

Sudah hukum alam, ketika anak kembar yang satunya sakit pasti yang lainnya akan merasakan hal yang sama. Dan Daniel malam itu, sudah minum obat lalu kembali tidur atas saran Jay.

Setelah mendengar penjelasan kembarannya --Daniel, Soya menjadi tak enak hati pada Jay. Dia sudah berpikir jelek tentang Jay dan merutukinya dalam hati.

"Gue jadi merasa bersalah sama Jay. Seharusnya gue nggak ngerengek karena ditinggal tidur. Malahan sebelum itu, dia bantuin gue buat kue. Gue harus apa Niel?"

Daniel masih memainkan rambut kembarannya itu. "Buatin aja makanan kesukaan Jay. Setelah dia bangun nanti, bisa langsung makan malam. Gimana?" sarannya.

"Ide bagus! Oke, gue bakal buat cheescake kesukaan Jay!" seru Soya antusias.

Melihat itu, Daniel tersenyum senang. Dalam hati, dia merasa sedih karena kembarannya itu selalu bisa menyembunyikan kesedihannya.

Daniel menepuk pahanya --tanda agar Soya meletakkan kepalanya di sana. Itu kebiasaan mereka berdua ketika bersama. Entah Soya yang dimanjakan atau sebaliknya.

Soya pun merebahkan kepalanya di atas paha Daniel. "Niel, lo nggak mau punya pacar?" tanyanya random.

"Kenapa emangnya? Lo udah punya ya? Jangan bilang itu Jay?!" sahut Daniel antusias.

"Hey! Nggak mungkin! Gue cuma nanya. Karena seingat gue, terakhir lo pacaran itu pas masih sd."

Daniel terkekeh pelan. "Buat saat ini gue nggak tertarik untuk menjalani hubungan sama siapa pun. Gue mau fokus sekolah, sama jagain lo."

"Gue tau lo akan jawab kayak itu. Makasih banyak Niel, walaupun lo sering buat gue kesal tapi gue tau kalau lo sayang sama gue," sahut Soya ketika sudah dalam posisi duduk. Dia menatap kembarannya dan tersenyum cerah.

Daniel pun mau tak mau ikut tersenyum.

"Oke, gue akan buat cheescake sekarang. Sebelum Jay bangun. Ayo Niel bantuin gue!" pinta Soya sambil menarik-narik tangan Daniel agar berdiri.

***

Congrats ENHYPEN akhirnyaaa debut kemarin huhuhu

Congrats ENHYPEN akhirnyaaa debut kemarin huhuhu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

With Jake,
©Aya, 2k20

Palang Merah Cinta | Kim SunooWhere stories live. Discover now