Tetangga?;

804 174 17
                                    

Ke esokan hari. Soobin berangkat sekolah tanpa Hyuka. Seperti info semalam, bahwa Hyuka sedang sakit dan menitipkan absen pada Soobin.

Kenapa tidak berangkat bersama Sunghoon? Jawabannya adalah, Sunghoon meninggalkan Soobin. Karena adiknya itu pergi lebih awal. Sekadar informasi saja, kalau Sunghoon itu beda sekolah dengan Soobin. Ya walaupun satu arah tapi tetap saja Sunghoon jarang sekali berangkat bersama Soobin.

Di sepanjang koridor sekolah, Soobin berjalan santai dengan satu tangan yang ada di saku celana. Dan tangan lainnya ia gunakan untuk memegang ponsel.

"Soobin!" seru seseorang menyapanya.

Dia menghentikan langkahnya dan menoleh, mendapati Soobin yang tengah menghampirinya.

"Di mana Hyuka? Biasanya kalian selalu berdua," lanjut Yeonjun bertanya ketika sudah tiba di hadapan Soobin.

Soobin hanya menggedikkan kedua bahunya acuh. Dia malas menanggapi Yeonjun yang selalu ingin tahu. Lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Meninggalkan Yeounjun yang menggerutu tak jelas. Sudah bukan rahasia lagi bagi Yeonjun mendapatkan perlakuan cuek dari Soobin. Pemuda satu itu seperti memiliki dunianya sendiri. Hanya Hyuka mungkin yang memahaminya.






"Harus banget gue jenguk Hyuka?" gumam Soobin yang masih ada di kelas padahal sudah beberapa menit lalu bel pulang berbunyi.

Dia merapikan buku-bukunya sambil memikirkan akan menjenguk Hyuka atau tidak. Tapi, dia membutuhkan buku catatan milik sahabatnya itu.

Cindy; teman perempuan satu-satunya Soobin (sampai sebelum Soobin bertemu Arletta) menghampiri dan berkata, "Bin, kalau lo mau jenguk Hyuka tolong titip salam buat dia ya. Gue nggak bisa ikut karena ada les piano setelah ini."

"Lagi gue pikirin, Cin. Ya udah, hati-hati di jalan. Sampai jumpa besok. Salam lo ntar gue sampein kalau gue jadi jenguk dia," sahut Soobin.

Sebuah anggukan dari Cindy membuat Soobin tersenyum. "Gue pamit ya. Jangan lupa salam gue sampein ke Hyuka, cepet sembuh gitu."

Hanya dengan Hyuka dan Cindy, Soobin merasa nyaman ketika berbincang. Ya sebab bagaimana pun hanya mereka berdua yang selalu ada untuk Soobin sejak sekolah menengah pertama dulu. Saat Soobin harus mendapati kejadian yang membuat dirinya lebih tertutup dari biasanya. Namun, sejak dia mengenal keduanya, rasa trauma itu perlahan menghilang dan tergantikan dengan Soobin yang ingin maju melangkah. Terlabih lagi setelah bertemu Arletta, Soobin ingin memulai lagi.

Sedangkan di kediaman Hyuka. Sang pemilik sedang tiduran di atas kasur sambil sesekali memainkan remot tv. Dia bingung harus melakukan apa disaat seperti ini. Sakit itu sebenarnya hanya akal-akalan Hyuka saja. Sebab hari ini ada mata pelajaran yang sangat dia tidak suka.

Hyuka ingin menghubungi Soobin, tapi sepertinya pemuda itu masih di sekolah. Alhasil dengan gerakan malas, Hyuka turun dari ranjang dan keluar kamar.

"Lah, nggak sekolah lo?" tanya seseorang yang sangat Hyuka kenal.

Hyuka menggeleng pelan. "Kagak. Lo bawa apaan tuh?" tanyanya.

"Ini, si eneng manis abis coba resep kue dari emak lo. Jadi gue bawain sedikit buat lo cicipin, sini," sahut orang itu.

"Beneran? Ini buatan Soya? Kayaknya sih enak." Hyuka langsung menyambar sepotong kue dari atas piring yang ada di meja makan.

Mata yang berbinar, mulut penuh dengan potongan kue. Definisi dari Hyuka yang benar-benar menyukai kue buatan Soya. "Asli enak anjir. Di mana Soya sekarang?"

"Ada di rumah. Kenapa? Dia lagi ngerapiin dapur akibat ulahnya sendiri. Buat kue itu ngebuat dapur kayak kapal pecah," sahut Daniel.

Ya, seseorang yang membawakan kue itu adalah Daniel --tetangga Hyuka yang sudah dia anggap sebagai saudaranya sendiri.

"Gue bisa ngebayangin gimana berantakannya dapur lo. Eh semalem gue liat Jay, dia masih ada? Btw kok kalian nggak sekolah dah?" tanya Hyuka sambil mengambil satu potong kue lagi.

Daniel mengangguk. "Iya ada, Jay nginep semalem. Sekolah gue diliburin ada kunjungan Kementerian Pendidikan gitu."

"Jangan ke rumah gue! Lo lagi sakit, jadi lebih baik—"

Belum juga Daniel selesai bicara, Hyuka sudah bergegas lebih dulu untuk kabur ke rumahnya. Karena Jay adalah teman bermain playstation yang menyenangkan bagi Daniel.

"Dasar bocah! Udah main kabur aja tuh orang!" protes Daniel yang tengah duduk di kursi --meja makan.

Sudah menjadi hal biasa, Daniel berada di rumah Hyuka. Selain mereka bertetangga, Ibu Hyuka adalah sahabat dari Ibu si kembar --Daniel dan Soya. Dan kebetulan hari ini, kedua Ibu mereka sedang melakukan bisnis bersama di luar negeri.

Selang beberapa menit, selepas kepergian Hyuka ke rumah Daniel. Bel rumah kediamannya itu berbunyi. Dengan cepat Daniel bergerak untuk melihat siapa yang datang.

"Sore, ada Hyukanya nggak ya?" Ya tamu tersebut adalah Soobin.

Daniel yang mengenal Soobin sebagai saingan Sunoo, langsung menyambutnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Hyuka ada di rumah gue. Lo bisa ke sana kalau lo mau."

"Rumah sebelah? Ya udah, gue ke sana. Makasih," sahut Soobin, lalu menaikkan kedua alis mata karena bingung dengan tatapan Daniel. Soobin memutuskan untuk melangkah dan membawa tungkainya menuju rumah dengan cat putih serta ada taman bunga ukuran kecil.

Dia kenapa dah? Aneh banget anjir. Oh iya dia kan temennya si bocah semalem. Kok gue baru tau sih dia tetanggan sama Hyuka, batin Soobin sambil menggedikkan bahu.

Lalu, bagaimana dengan Sunoo dan Arletta yang baru saja meresmikan hubungan mereka semalam? Sepertinya keduanya belum memberikan pengumuman mengenai hal itu. Kalau sudah, bisa dipastikan Daniel yang paling heboh nanti. Sebab dia tahu perjuangan seorang Sunoo, anaknya Bapak Suho dan Mami Irene dalam mendapatkan hati Teh Letta alias Arletta.

Bagaimana ya reaksi sahabat Sunoo dan Arletta tentang fakta tersebut? Lalu Soobin? Penasaran kan? Nantikan kisah selanjutnya ya, jangan lupa untuk terus dukung mereka dengan cara vote dan tinggalkan komentar kalau perlu spam. Terima kasih, dipart selanjutnya Sunoo-Arletta kembali.

***

Hello everyone~

Sebentar lagi EN- debut gais hhe ada yang mau kalian sampaikan ke mereka? Kuy, ramaikan. Kalau dua book di sini udah tamat, aku akan buat book baru sesuai permintaan kalian. Anggap ini sebagai gift dariku atas debutnya mereka.

Jadi, kalian mau cerita mereka yang seperti apa? Kuy jawab di sini 👉

With Jake,
©Aya, 2k20

Palang Merah Cinta | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang