Soobin dan Adiknya;

877 181 17
                                    

"Bang, udah pulang?" tanya adik Soobin; Sunghoon.

Soobin mengangguk dengan malas. Dia sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Maksudnya hatinya, setelah diusir oleh Arletta. Bahkan gadis itu malah memilih pergi dengan Sunoo.

Baru saja Soobin ingin melangkah menuju kamarnya, tapi adiknya yang manja ini selalu mengganggunya.

"Pesenan gue mana, bang?"

Ya, setelah Soobin pulang untuk mengambil motornya, Sunghoon menitip pesan agar dibelikan camilan malam kesukaannya. Bubur kacang hijau. Tapi sepertinya Soobin lupa atau memang sengaja tidak membelinya.

"Gue lupa," jawab Soobin santai. Nah kan.

"Bang! Lo lupa atau emang sengaja." Sunghoon menggerutu tak jelas, membuat Soobin malas menanggapinya.

Bukannya menyahuti ucapan adiknya, Soobin malah berlalu begitu saja. Membuat Sunghoon semakin kesal.

"ABAAANG!" teriak Sunghoon sambil berteriak.

Sedangkan Soobin hanya menganggapinya dengan mengangkat satu tangan tanpa menoleh. Sangat menyebalkan! Bagi Sunghoon.

"Ada apa? Kenapa harus dengan teriak?" ujar sang Bunda --Seulgi menghampiri Sunghoon.

Sunghoon mendengus kesal karena ulah sang kakak --Soobin. Dia mengembuskan napas kasar. "Itu, bang Soobin sengaja nggak beliin bubur kacang hijaunya."

"Ya ampun Hoon. Kamu bisa pesan antar 'kan. Sudah, jangan bertengkar dengan abangmu. Kamu tau 'kan bagaimana tabiatnya Soobin. Dia nggak suka diperintah," sahut Seulgi sambil mengusap pelan pucuk kepala Sunghoon.

Sebuah anggukan dari Sunghoon membuat Seulgi tersenyum lembut. Ia beruntung memiliki dua anak laki-laki yang berbeda dua tahun. Dia mengurus mereka seorang diri karena sang suami bekerja sebagai relawan di pedalaman --Dokter.

"Sudah, lebih baik kamu kembali belajar. Bunda buatkan mie rebus aja gimana? Hm?"

"Oke, bunda yang terbaik!" sahut Sunghoon bersemangat.

Setelah memastikan putranya kembali ke kamarnya, dia akan memasakan mie rebus kesukaan Sunghoon. Sebelum itu, dia beranjak menuju kamar anak laki-lakinya satu lagi --Soobin.

Waktu sudah menunjukkan jam setengah sembilan malam. Biasanya Soobin tidur pada pukul sepuluh atau sebelas malam. Itu sudah kebiasaan dirinya yang tidur cepat dan bangun lebih awal.

Seulgi mengintip pada celah pintu kamar Soobin. Dia melihat putranya itu sedang duduk di kursi --meja belajar. Wajahnya terlihat sangat serius, juga tangan kirinya menari-nari dengan pena di atas buku sekolahnya.

Oleh karena itu, Seulgi mengurungkan niatnya untuk menghampiri putranya itu. Dia menarik knop pintu dan menutupnya dengan pelan, agar pintu tertutup rapat.

Padahal, tanpa sepengetahuan Seulgi, Soobin menyadari keberadaan Bundanya itu dari ekor matanya. Namun, dia diamkan saja karena kalau pun ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh Seulgi, pasti Bundanya itu menyapanya walau sesibuk apa pun dia.

"Kenapa harus cowok itu sih! Arletta juga kenapa nggak bisa liat kalau gue suka sama dia!" pekiknya tertahan, selepas kepergian Seulgi dari depan pintu kamarnya.

Soobin menatap map berakter yang dia sembunyikan di balik buku sekolahnya. "Mengingat kejadian tadi, ini baru pertama kalinya gue rebutan sama cewek. Apa gue keterlaluan?"

Tiba-tiba terdengar dering ponsel Soobin yang sengaja ia letakkan di atas tumpukan buku-buku tebal sekolahnya. Dengan malas dia meraih benda persegi panjang dan pipih itu.

Ternyata dari Hueningkai atau biasa disapa Hyuka; sahabat baik Soobin di sekolahnya.

"Ya, Hyuka."

"Bin, tolong izinin gue besok ya, gue gak enak badan. Meriang, merindukan kasih sayangnya neng Cindy...]

Soobin mengernyitkan dahinya heran. Sakit? Bukankah tadi siang Hyuka baru saja pergi dengannya ke toko buku? Dan dia terlihat baik-baik saja. Mungkin sakitnya tiba-tiba menghampirinya. Siapa yang tahu?

"Yeee bucin dasar! Iya Ka, ntar gue sampein. Ada pesen lagi nggak? Atau perlu gue jenguk?"

"Makasih Bin, nggak ada pesen lagi. Terserah aja kalau mau jenguk atau nggak. Kalau bisa ajak Cindy yak."

Soobin tersenyum jahil.

"Oke, gue jenguk lo besok sama Cindy. Tapi sediain semua camilan yang enak-enak."

"Lah gimana! Lo niat ngejenguk atau ngerampok, hah? Terserah apa kata lo aja Bin!"

Faktanya, Soobin akan menjadi dirinya sendiri ketika ia tengah bersama Hyuka dan teman perempuannya --Cindy.

Bahkan saat bersama sang Bunda atau adiknya, Soobin akan menutup diri dan tak banyak bicara. Entah karena ada alasan dibalik sikapnya itu atau hanya inginnya saja.

"Jenguk lo lah. Udah, gue pengen tidur."

"Ya ilah ini masih sore kali. Coba buat nonton tv atau lakukan apa pun yang lo suka."

Soobin mengangguk-angguk walau tak bisa dilihat oleh Hyuka. Lalu dia mengakhiri panggilan teleponnya dan meletakkan ponselnya kembali.

Dengan sengaja Soobin membuat si penelepon --Hyuka menggerutu marah-marah tak jelas saat panggilannya diakhiri begitu saja.

"Hyuka aneh. Ini udah malem tapi dibilang masih sore?" gumam Soobin sambil menggedikkan kedua bahunya acuh.

Di jam weker yang ada di atas meja belajar Soobin sudah menunjukkan pukul sembilan malam lewat tiga menit. Bahkan dia sudah menguap karena mengantuk. Entah kenapa, Soobin selalu tidur cepat.

Dia pun akhirnya membereskan peralatan tulis yang berserahkan di sana --atas meja. Lalu memasukkan ke dalam tas ransel sekolahnya.

Setelah semuanya selesai, Soobin bergerak menuju kamar mandi. Seperti biasa, sebelum tidur ia selalu membersihkan giginya.

Soobin mulai menggosok giginya sambil bercermin. Sesekali satu tangannya ia gunakan untuk menyisir rambutnya yang sedikit menutupi mata. Dia melihat pantulan dirinya yang terlihat manly lalu menyunggingkan senyum. O, astaga dia sangat percaya diri!

Selang beberapa menit kemudian, Soobin selesai dengan ritual malamnya --gosok gigi. Dia meletakkan sikat giginya kembali dan keluar dari kamar mandi. Namun, sebelum itu ia menyengir lebar dan bercermin melihat ke arah pantulan giginya.

"Gigi gue udah bersih!" gumamnya pelan dan menyengir lebar.

Soobin pun tidur lebih cepat seperti biasanya.

***

Sabar ya, di sini nggak ada teh Letta sama Sunoo wkwk mereka lagi sibuk pacaran. Jadi tunggu kejutan di part selanjutnya.

Beneran ini mah, kalo komentarnya masih dikit juga dan bahkan gak ada, aku sedih ><

With Jake,
©Aya, 2k20

Palang Merah Cinta | Kim SunooWhere stories live. Discover now